
Apakah Anda adalah seorang pecinta kopi yang tidak bisa memulai hari tanpa secangkir minuman berkafein ini? Jika iya, kira-kira sudah sejauh mana Anda mengetahui tentang sejarah dan jenis kopi yang ada di Indonesia? Coba cek artikel ini untuk mengetahui seberapa banyak pengetahuan Anda.
Beberapa dari Anda mungkin mengenali jenis-jenis kopi yang banyak dikenal di Indonesia. Bahkan, bisa jadi Anda sudah mengetahui cara mengolah biji hingga akhirnya menjadi berbagai macam minuman berbahan dasar kopi sesuai selera Anda. Namun, tahukah Anda sejarah dan apa saja jenis kopi di dunia?
Berbagai literatur mencatatkan bahwa tanaman ini aslinya berasal dari Abyssinia, yaitu nama daerah di Afrika yang kini mencakup Ethiopia dan Eritrea. Namun, tidak diketahui bagaimana orang-orang Abyssinia tersebut memanfaatkan tanaman tersebut.
Sementara itu, Bangsa Arablah yang mulai mempopulerkan minuman berkafein ini. Hal ini dikarenakan banyak muslimah yang harus begadang semalaman untuk sholat dan berdoa.
Jadi, kira-kira bagaimana sejarah lengkap kopi ini? Bagaimana bisa mulai masuk di Indonesia? Lalu apa saja jenis-jenis kopi yang paling sering dijadikan minuman? Daripada bingung, segera cek artikel di bawah ini!
Apa Itu Kopi?
Pada dasarnya, kopi adalah minuman hasil seduhan biji beri merah yang melalui proses disangrai dan dihaluskan. Minuman ini sudah menjadi salah satu komoditas dunia dan sudah dibudidayakan di lebih dari 50 negara.
Kata coffee sendiri, menurut William H. Ukers dalam bukunya yang berjudul All About Coffee menyatakan bahwa kata tersebut mulai banyak dikenal di Eropa pada tahun 1600-an. Awalnya, kata tersebut berasal dari bahasa Arab, yaitu qahwah (قهوة) yang memiliki arti kekuatan. Hal ini dikarenakan awalnya qahwah digunakan untuk menyebutkan minuman dari biji yang diseduh dengan air panas dan digunakan sebagai santapan berenergi tinggi.
Kata qahwah tersebut kemudian diadaptasi ke dalam berbagai bahasa. Di antaranya adalah kahve dalam bahasa Turki, koffie dalam bahasa Belanda, coffee dalam bahasa Inggris, café dalam bahasa Prancis, hingga kopi dalam bahasa Indonesia.
Baca juga: Ketahui Manfaat Minum Susu untuk Kesehatan Tubuh Anda
Ciri-Ciri Fisik Tanaman Kopi
Sebelum mengetahui sejarah dan jenis kopi lebih lanjut, akan lebih baik kalau Anda mengetahui tentang ciri-ciri fisik dari tanaman ini. Beberapa di antaranya adalah:
1. Ciri-Ciri Akar
Kopi termasuk dalam keluarga Rubiacceae, bijinya berkeping dua (dikotil), dan memiliki akar tunggang. Hal tersebut menjadikan tanaman ini bisa berdiri kokoh dan tidak mudah terjatuh.
Namun, akar tunggang tersebut juga hanya dimiliki oleh tanaman yang bibitnya berasal dari bibit semaian. Bisa juga dimiliki oleh bibit sambungan (okulasi) yang batang bagian bawahnya merupakan hasil semaian.
Sementara pohon yang bibitnya berasal dari stek, cangkokan, atau okulasi yang bawahnya berupa stek biasanya tidak memiliki akar tunggang. Hal tersebut menjadikan pohonnya mudah roboh.
2. Ciri-Ciri Biji
Kopi termasuk dalam golongan tumbuhan dengan biji tertutup, yang disebut juga Angiospermae. Warna bijinya putih dan sebagian besar berupa endosperma, yaitu jaringan penyimpanan makanan di dalam biji yang diproduksi setelah pembuahan.
Lapisan terluar bijinya keras seperti kayu dan berfungsi melindung bagian dalamnya. Di dalam lapisan tersebut terdapat inti biji yang terdiri dari dua bagian, yaitu lembaga dan putih lembaga. Lembaga atau embrio adalah calon tumbuhan baru yang bisa ditanam lagi, sementara putih lembaga atau albumen merupakan jaringan cadangan nutrisi yang berguna dalam pertumbuhan tanaman.
3. Ciri-Ciri Bunga
Pohon ini termasuk dalam jenis planta multiflora karena bisa menghasilkan bunga dalam jumlah banyak. Bunga-bunga yang terletak pada ketiak daun itu biasanya akan muncul bergerombol yang disebut juga dengan istilah bunga majemuk.
Bunga-bunga tersebut memiliki benang sari dan putik, sehingga pohon ini termasuk dalam golongan monoceus alias berumah satu. Hal tersebut menjadikan kopi termasuk tumbuhan yang bisa membuahi pohonnya sendiri.
4. Ciri-Ciri Buah
Sebelum berbentuk menjadi buah, bakal buahnya akan berada pada dasar bunga yang cekung. Pada masing-masing bunga biasanya terdapat dua butir biji yang akan berkembang menjadi bakal buah.
Secara tampilan, buah yang masih muda biasanya berwarna hijau muda. Nantinya, seiring dengan kematangannya, buah tersebut akan berubah menjadi hijau tua, kuning, kemudian menjadi merah atau merah tua setelah matang.
Ukuran diameter bijinya sekitar 12 – 18 mm untuk jenis kopi arabika dan 8 – 16 mm untuk varietas robusta. Daging buah yang sudah matang penuh akan mengandung lendir dan senyawa glukosa yang terasa manis.
5. Ciri-Ciri Daun
Daun dari tanaman ini tersusun dari tangkai daun yang disebut petioles dan helaian yang bernama lamina. Bentuk daunnya lonjong dengan ujung meruncing dan biasanya tumbuh tersusun berdampingan pada bagian batang, cabang, juga ranting-ranting.
Seperti tumbuhan lain pada umumnya, daun tanaman ini berwarna hijau. Daun ini memiliki satu ibu tulang yang terbentang dari pangkal hingga ujungnya, juga tulang daun yang menyirip. Bagian tepinya bergelombang dan permukaannya memiliki sifat licin mengkilat.
6. Ciri-Ciri Batang
Untuk batangnya, pohon ini memiliki ukuran lebih besar di bagian bawahnya dan ujung atasnya semakin mengecil. Bentuknya pun tegak lurus ke atas dan terdapat ruas-ruas yang ditumbuhi kuncup kopi pada batang juga cabangnya.
Pada susunan batangnya, sering kali tumbuh cabang tegak lurus yang jika dibiarkan bisa tumbuh setinggi 12 meter. Uniknya, tanaman ini memiliki sistem percabangan yang agak berbeda dengan tanaman lainnya. Tanaman ini memiliki beberapa jenis cabang yang sifat dan fungsinya berbeda, di antaranya adalah cabang utama, sekunder, reproduksi, kipas, pecut, balik, dan cabang air.
Baca juga: Ketahui Cara-Cara Membuat Es Krim yang Sederhana, Mudah, dan Enak
Tentang Sejarah Kopi di Dunia
Sejarah kopi dimulai dari sekitar abad ke-9 di sebuah dataran tinggi di negara Ethiophia. Dari sana, kemudian biji berinya baru tersebar ke Mesir dan Yaman, lalu menjangkau ke Persia, Turki, dan negara-negara lainnya sejak abad ke-15.
Awalnya, minuman ini kurang begitu diterima oleh sebagian orang karena rasanya yang waktu itu dianggap aneh. Bahkan, sempat muncul larangan untuk meminum kopi pada tahun 1500-an di Saudi Arabia dan Italia karena dianggap dapat menimbulkan perilaku radikal. Ingin tahu sejarah kopi lebih lengkapnya? Simak ulasannya berikut ini.
1. Legenda Ethiopia
Jika ingin menelusuri awal mula sejarah kopi, biasanya akan terhubung ke sebuah legenda di Ethiopia tentang seorang penggembala kambing bernama Kaldi. Pada suatu hari, kaldi mendapati kambingnya menjadi sangat hiperaktif dan melompat ke sana kemari seperti sedang menari.
Setelah diselidiki, ternyata kambing tersebut baru saja memakan buah beri merah dari sebuah pohon yang tidak dikenal. Karena merasa penasaran, Kaldi pun mencoba buah tersebut. Setelah memakannya, ia merasakan sebuah semangat muncul dalam dirinya.
Mengetahui hal tersebut, Kaldi pun melaporkan kejadian tersebut pada seorang biarawan. Merasa tertarik dengan cerita Kaldi, biarawan itu pun mencoba buah beri merah tersebut. Benar adanya, biarawan itu langsung merasa seperti mendapat tenaga ekstra dan terjaga sepanjang malam untuk berdoa.
Karena rasa buahnya yang sedikit pahit, beberapa biarawan lain yang diberitahu mengenai buah beri merah tersebut pun mencoba mengolahnya. Setelah dipanggang dan diseduh, para biarawan mulai bisa menikmatinya. Sejak itu, kopi dikenal menjadi minuman yang bisa memberikan kekuatan tambahan dan mampu mengusir kantuk.
2. Semenanjung Arab
Meskipun legenda tersebut belum bisa dipastikan kebenarannya, tapi ada satu sejarah tentang kopi yang benar adanya. Khususnya tentang tanaman yang berasal dari sebuah daerah bernama Abyssinia yang mencakup wilayah Ethiopia dan Eritrea. Dari sana, budidaya dan perdagangannya pun mulai tersebar ke Jazirah Arab.
Awalnya, bangsa Arab mengendalikan perdagangan kopi melalui Mocha, sebuah kota pelabuhan di Yaman. Berkat peradabannya yang lebih maju daripada Afrika, orang-orang mulai menggunakan pelabuhan Mocha sebagai gerbang lalu lintas perdagangan biji beri merah ini. Hingga kini, varian biji beri yang banyak diperjualbelikan dari pelabuhan tersebut dikenal dengan nama kopi Mocha.
Saat itu, minuman ini sudah tidak lagi sekedar dinikmati di rumah-rumah. Mulai banyak kedai minum kopi, yang disebut sebagai qahveh khaneh, mulai bermunculan di kota besar.
Seperti halnya kafe pada zaman sekarang, di kedai para pengunjung tidak hanya minum kopi, tapi juga bercakap-cakap, mendengarkan musik, menonton pertunjukan drama, bermain catur, dan lain sebagainya. Bahkan, kedai tersebut dengan cepat menjadi tempat penting untuk pertukaran informasi yang akhirnya sering kali disebut sebagai “School of the Wise”
3. Datangnya Kopi ke Eropa
Persebaran minuman pahit ini ke Eropa dimulai sejak masa kekhalifahan Turki Utsmani di abad ke-15. Saat itu, kopi menjadi sajian utama di setiap perayaan dan disajikan pada orang-orang Eropa yang datang. Para tamu tersebut pun menyukai minuman yang disajikan pada mereka dan membawa biji kopi pulang ke negara asalnya.
Minuman yang dikenal dengan nama coffee itu pun mulai disukai di berbagai negara di Eropa. Bahkan, karena sering dijadikan sajian dalam perayaan megah di masa kejayaan kekhalifahan Turki Ustmani pada abad ke-16 dan 17, minuman ini dianggap simbol kemegahan dan kekayaan.
Pada periode 1500-an, Kairo, Damaskus, dan juga Istanbul menjadi pusat budaya minum kopi. Bahkan, sempat muncul gaya hidup mewah kelas atas yang menjadi simbol para penguasa ekonomi dunia yang sedang naik daun. Caranya adalah dengan menyajikan minuman kopinya dalam cangkir porselen dari Tiongkok, piring perak buatan Meksiko, dibumbui gula dari Karibia, lalu dinikmati bersama tembakau dari Amerika.
Sejak pertengahan tahun 1600-an, mulai banyak coffee shop yang menjamur di kota-kota besar di Inggris, Jerman, Perancis, dan Belanda. Pada saat itu, arabika, yang memiliki nama latin Coffea arabica, menjadi primadona dan banyak disenangi oleh warga kelas menengah di Inggris.
Begitu populernya, hingga saat itu kopi menjadi minuman pendamping sarapan menggantikan bir dan anggur. Bagi mereka yang mengganti minuman beralkoholnya dengan kopi saat sarapan akan merasakan tubuhnya menjadi lebih bersemangat dan bertenaga. Kualitas pekerjaan mereka pun meningkat
Sayangnya, saat itu pasokan dari Turki tidak mampu mencukupi kebutuhan pasar di Eropa. Hingga akhirnya berbagai negara di Eropa mulai berusaha membudidayakannya sendiri. Namun, upaya yang tidak mudah tersebut pun gagal karena pohon kopi tidak bisa tumbuh dengan baik di beberapa negara Eropa.
Akibat permintaan yang masih tinggi dan upaya pembudidayaan yang gagal, beberapa negara di Eropa tersebut berusaha membudidayakan tanaman ini di negara lain. Salah satu di antaranya adalah Belanda yang membawa bibit beri merah ini ke negara-negara jajahannya.
4. Persebaran ke Asia Selatan
Upaya pertama yang dilakukan oleh Belanda adalah dengan mencoba membudidayakan pohon kopi di Sri Lanka pada tahun 1658. Sayangnya, saat itu tidak ada laporan tentang tingkat keberhasilan budidaya tanaman tersebut. Beberapa orang-orang Eropa lainnya juga pernah mencoba membudidayakan tanaman tersebut di Sri Lanka, tapi upaya tersebut juga gagal total.
Keberhasilan tumbuhnya biji beri ini di Asia Selatan justru dimulai dari India. Pada tahun 1695, seorang peziarah dari India bernama Baba Budan berhasil membawa biji beri produktif dari perjalanan hajinya di Mekah dan Madinah. Biji tersebut pun ia tanam di kampung halamannya di Chikmagalur, India Selatan, dan berhasil dibudidayakan dengan baik.
5. Persebaran ke Amerika dan Kepulauan Sekitarnya
Sejarah persebaran kopi di Amerika dan kepulauan di sekitarnya ini terjadi melalui dua jalur. Pertama pada tahun 1706, ketika Belanda membawa tanaman ini dari Jawa ke kebun raya di Amsterdam. Dari Amsterdam, tanaman tersebut di bawa ke Suriname dan sebagian diberikan sebagai hadiah pada Raja Louis XIV di Paris.
Pada tahun 1720, pohon dari Paris tersebut dibawa untuk ditanam di koloni Perancis di Kepulauan Karibia. Demi menjaga agar tetap hidup ketika di kapal Perancis, petugas pembawanya menyirami pohon tersebut menggunakan air minum bekal yang ia bawa.
Jalur lain tumbuhan ini bisa masuk ke Amerika adalah melalui Pulau Bourbon, atau yang sekarang disebut dengan La Reunion. Tanaman biji beri merah yang ditanam oleh Kesultanan Yaman di pulau tersebut dijadikan hadiah oleh Sultan Yaman kepada Raja Louis XIV pada tahun 1715. Setidaknya ada sekitar 60 butir benih yang diberikan kepada Perancis yang kemudian ditanam di berbagai daerah jajahannya di Amerika.
Sayangnya, minuman ini kurang begitu diminati di Amerika hingga tahun 1773, ketika insiden Boston Tea Party terjadi. Saat itu, beberapa konflik seperti Perang Saudara dan kebutuhan akan kafein membuat warga Amerika mulai beralih dari mengonsumsi teh ke minuman berwarna hitam kecokelatan ini.
Meskipun bisa dibilang cukup terlambat dalam mengenali minuman berkafein ini, tapi warga Amerika bisa dibilang langsung menggilainya. Bahkan, presiden ke-26 Amerika, Teddy Roosevelt, dikatakan bisa meminum hingga 4 liter kopi dalam satu hari.
Baca juga: Ketahui Beragam Manfaat Minum Teh bagi Kesehatan
Tentang Sejarah Kopi di Indonesia
Kopi di Indonesia memiliki sejarah panjang dan peran penting bagi pertumbuhan ekonomi masyarakatnya. Apalagi berkat letak yang strategis menjadikan tanah-tanah di Indonesia cocok sekali sebagai lahan perkebunan.
Kira-kira bagaimana sejarah awalnya hingga kopi banyak tersebar dan diminati di Indonesia? Simak penjelasannya berikut ini!
1. Dibawa oleh Belanda
Awalnya, pada tahun 1696, Belanda membawa benih arabika dari Malabar, India, untuk ditanam di Pulau Jawa. Mereka berniat membudidayakan biji beri tersebut di Kedawung, sebuah perkebunan yang terletak di dekat Batavia. Sayangnya, usaha tersebut gagal karena tanaman tersebut rusak akibat banjir dan gempa bumi.
Kegagalan tersebut tidak menyurutkan niatan Belanda untuk tetap berusaha membudidayakan tanaman ini di Indonesia. Pada tahun 1699, mereka kembali mendatangkan stek pohon kopi dari Malabar dan kali ini upaya tersebut mulai membuahkan hasil.
Tahun 1706, sampel yang dihasilkan dari tanaman tersebut mulai dikirim ke Belanda untuk diteliti lebih lanjut. Hasil penelitiannya pun menyebutkan bahwa biji beri yang dihasilkan dari perkebunan tersebut memiliki kualitas yang sangat baik. Dengan kesuksesan tersebut, Belanda akhirnya memperluas areal budidayanya hingga ke Sumatera, Sulawesi, Bali, Timor, dan pulau-pulau lainnya di Indonesia.
Sekitar 5 tahun kemudian, Indonesia sukses melakukan ekspor kopi perdananya ke Amsterdam. Biji beri tersebut langsung banyak diminati dan mulai membanjiri benua Eropa, mengalahkan kopi Mocha dari Yaman yang sebelumnya menjadi penguasa pasar. Saat itu, biji beri dari pulau Jawa tersebut dikenal dengan nama Java Coffee.
2. Peralihan dari Arabika ke Robusta
Tahun 1878, terjadi sebuah tragedi yang memilukan bagi industri kopi di Indonesia. Hampir seluruh perkebunan yang ada di dataran rendah menjadi rusak karena terserang penyakit karat daun atau Hemileia vastatrix (HV).
Untuk menanggulanginya, pemerintah Belanda memutuskan untuk mengganti arabika yang rusak tersebut dengan jenis liberika (Coffea liberica). Hal ini dikarenakan, liberika dipercaya lebih kuat menghadapi hama dan serangan penyakit dibandingkan arabika.
Sampai beberapa tahun lamanya, liberika sanggup menggantikan arabika di perkebunan dataran rendah. Bahkan, di pasaran Eropa pun liberika dihargai sama seperti arabika. Sayangnya, pada akhirnya liberika memiliki nasib yang sama seperti arabika, rusak terserang karat daun.
Pada tahun 1907, Belanda akhirnya mendatangkan spesies lain, yakni robusta (Coffea canephora). Kali ini usaha tersebut berhasil dan hingga sekarang perkebunan-perkebunan robusta yang ada di dataran rendah bisa bertahan.
3. Bangkitnya Perkebunan Kopi Indonesia
Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, seluruh perkebunan yang ada di Indonesia pun dinasionalisasi. Sejak saat itu Belanda tidak lagi menjadi pemasok biji beri merah ini di dunia.
Posisi tersebut kini sudah diambil alih oleh Indonesia. Bahkan, dari segi produksi, Indonesia bisa dibilang menempati peringkat keempat terbesar di dunia.
Baca juga:
Jenis-Jenis Kopi Nusantara yang Banyak Diminati
Setelah mengetahui sejarah kopi, Anda mungkin jadi ingin tahu lebih lanjut tentang jenis-jenisnya. Indonesia dikenal memiliki beragam varietas kopi yang tersebar di seluruh pelosok nusantara.
Dengan kondisi alam yang berbeda-beda, secara tidak langsung akan menjadikan masing-masing jenis kopi memiliki karakteristik dan cita rasa yang khas dan berbeda. Berikut ini adalah jenis-jenis kopi terbaik nusantara yang paling banyak diminati penikmat minuman berkafein ini.
1. Sumatera
Membicarakan kopi yang berasal dari Sumatera, tentunya tidak akan lepas dari jenis-jenis yang menjadi primadona di kalangan penikmatnya. Khususnya Gayo dari Aceh, Sidikalang dan Mandailing dari Sumatera Utara, Basemah dari Sumatera Selatan, juga kopi Lampung.
Di antara para ahli, kopi yang berasal dari Sumatera rata-rata memiliki cita rasa yang unik karena teksturnya yang halus, tapi rasanya cukup berat dan kompleks di antara jenis-jenis lainnya di dunia. Para ahli yang ingin membeli kopi dari Sumatera biasanya melihat dari tingkat ketuaan bijinya. Hal tersebut dikarenakan semakin tua bijinya, maka rasa tanah dan rempah pada minuman seduhan tersebut akan semakin keluar.
2. Toraja
Biji beri merah yang tumbuh subur di daerah Toraja memiliki kualitas yang tak akan kalah dibandingkan daerah lain. Cita rasa kuat serta kadar keasaman tinggi yang dihasilkan oleh minuman ini menjadikannya banyak diminati oleh penggemar kopi asam.
Tak hanya memiliki cita rasa asam, ketika menyeduh jenis kopi dari Toraja, ada juga aroma earthy yang muncul. Aroma yang menyerupai bau tanah tersiram air hujan atau petrikor tersebut menyebabkan kopi toraja memiliki karakteristik yang unik.
Banyak orang menyebutkan kalau kopi yang berasal dari Toraja memiliki cita rasa yang mirip dengan yang berasal dari Sumatera, tapi keduanya memiliki ciri khas tersendiri yang unik. Biji beri dari Toraja memiliki bentuk lebih kecil dan lebih mengkilap dibandingkan yang berasal kopi dari Sumatera.
3. Jawa
Berdasarkan sejarah, Jawa adalah pulau pertama tempat Belanda mulai mengembangkan perkebunan kopi. Kopi yang berasal dari Pulau Jawa sangatlah terkenal hingga akhirnya banyak dikenal dengan nama kopi jawa.
Dengan banyaknya daerah yang berada pada ketinggian di atas 1.500 meter, jenis kopi yang banyak diproduksi di Jawa adalah arabika. Racikan biji beri yang berasal dari Jawa ini memiliki keunikan cita rasa yang berbeda dengan kopi lainnya. Ketika diseduh, nantinya akan mengeluarkan aroma rempah alami yang khas dan tidak terlalu asam.
Meskipun cita rasa dan aromanya tidak sekuat kopi Sulawesi dan Sumatera, tapi tetap saja memiliki peminatnya tersendiri. Khususnya bagi mereka yang menyukai aroma rempah tipis yang dihasilkan oleh minuman ini.
4. Flores Bajawa
Pulau Flores terkenal dengan keindahan alamnya yang luar biasa. Namun, tidak banyak yang tahu kalau pulau ini juga menghasilkan jenis kopi yang nikmat.
Salah satu daerah yang banyak menghasilkan kopi adalah Kabupaten Ngada, Bajawa. Tanahnya yang mengandung andosol dari abu gunung berapi menjadikannya sangat baik untuk ditanami kopi.
Berdasarkan sejarah, Flores Bajawa memiliki daerah yang subur dan alami sehingga perkebunan kopi di sana bisa menghasilkan banyak biji beri. Bahkan, karena biasanya tidak menggunakan bahan kimia apa pun dalam prosesnya, biji beri yang dihasilkan oleh daerah ini memiliki cita rasa yang kuat dan harum.
Pada umumnya, biji beri dari daerah ini melalui proses pengolahan metode basah atau yang disebut juga full washed. Efeknya membantu mengurangi cita rasa kopinya menjadi tidak terlalu kuat.
Meski begitu, kopi yang berasal dari daerah ini memiliki karakter rasa tidak kalah dari jenis lainnya. Body tebal dengan tingkat keasaman sedang, lalu adanya aroma buah dan aftertaste tembakau menjadikannya sebuah keunikan tersendiri.
5. Kintamani
Biji beri merah yang berasal dari sebuah daerah di pulau Bali ini memang memiliki cita rasa yang unik dibandingkan daerah lainnya, yaitu seperti buah yang asam dan segar. Penyebabnya adalah biji beri ini ditanam bersama dengan sayur-sayuran dan buah jeruk menggunakan sistem tumpangsari.
Selain memiliki aroma dan cita rasa seperti buah, seduhan biji beri ini memiliki body medium dan aroma yang kuat juga manis. Tidak ada juga rasa rempah seperti kebanyakan kopi yang ada di Indonesia.
6. Papua Wamena
Jika Anda mencari jenis kopi yang memiliki rasa balance dan smooth, carilah yang berasal dari Papua Wamena. Perkebunannya yang terletak di lembah dan dekat dengan Gunung Jayawijaya menjadikan penanamannya tidak menggunakan pestisida atau senyawa kimia apa pun.
Rasa yang dihasilkan pun menjadi tergolong sangat unik, yaitu earthy dengan sensasi herbal dan aftertaste terasa smokey. Aromanya bernuansa cokelat juga floral yang cukup harum, dengan body medium, dan tingkat keasaman rendah.
Baca juga:
Menambah Wawasan Tentang Kopi
Setelah membaca tentang sejarah dan jenis-jenis kopi di atas, seberapa banyak pengetahuan baru yang Anda dapatkan? Apakah informasi dalam artikel ini semakin menambah rasa suka Anda pada kopi?
Dengan mengetahui sejarah dan jenis kopi yang ada di Indonesia, diharapkan Anda bisa menjadi lebih menghargai minuman ini. Sehingga dalam setiap teguk yang dinikmati bersama sahabat dan rekan Anda, ada kisah dan sejarah yang bisa dibagikan. Selamat minum kopi!