Banyak orang yang gemar mengonsumsi coklat. Namun, tahukah Anda seperti apa sejarah dan jenis-jenis coklat? Berikut kami sajikan ulasan lengkapnya.
Siapa yang tak menyukai coklat? Camilan yang mengandung banyak nutrisi ini banyak digemari wanita dan anak-anak, apalagi jika diolah menjadi kue atau permen. Namun, tahukah Anda seperti apa sejarah dan jenis-jenis coklat yang tersebar di dunia?
Makanan bergizi ini pertama kali ditemukan di Mesoamerika dan dikenal dengan sebutan Theobroma Cocoa. Seiring berjalannya waktu, coklat pun populer di kalangan masyarakat Eropa dan Indonesia.
Di awal perkembangannya, biji kakao digunakan Suku Maya sebagai alat pembayaran yang bisa ditukar dengan barang-barang, seperti baju dan makanan. Mereka juga menggunakannya sebagai bahan dasar minuman yang biasa dikonsumsi sehari-hari.
Selanjutnya, kakao diolah menjadi coklat yang digunakan sebagai bahan dasar kue, roti, permen, dan aneka camilan lainnya oleh masyarakat Eropa dan Nusantara. Dari segi kesehatan pun makanan ini memiliki banyak manfaat bagi tubuh.
Sudah tak sabar ingin mengetahui sejarah dan jenis-jenis coklat serta manfaatnya yang kami bahas di artikel ini? Tak perlu berpanjang lebar, simak uraian selengkapnya di bawah ini! Siapa tahu ada banyak informasi yang dapat menambah wawasan Anda.
Sekilas tentang Coklat dan Cara Membuatnya
Menurut pengertiannya, coklat merupakan makanan atau minuman berbahan dasar biji kakao atau yang dalam bahasa Latin disebut Theobroma cacao. Untuk mengurangi rasa pahit dan sepat saat diolah, biasanya biji tersebut difermentasi terlebih dahulu.
Sesudah itu, kakao dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari terik. Langkah selanjutnya yaitu biji-biji yang berkualitas baik disortir secara manual atau menggunakan mesin. Kemudian, biji tersebut disangrai pada suhu sekitar 100º C selama kurang lebih 20 menit.
Setelah dingin, buah kakao dipisahkan dari kulit luarnya dengan menggunakan mesin atau ayakan. Barulah biji yang telah bersih dari kulit luar itu digiling hingga menjadi cairan yang kental. Bisa pula ditambah dengan bahan lain seperti gula atau susu agar rasanya lebih manis.
Terakhir, coklat diaduk-aduk hingga rasa asamnya berkurang yang ditandai dengan keluarnya hawa panas dari olahan itu. Mudah bukan? Apakah Anda ingin mencoba membuat resep atau mengolah biji kakao sendiri di rumah?
Baca juga: Beragam Inspirasi Resep Nasi Goreng dari Berbagai Daerah dan Negara
Sejarah Coklat
Selain mengulas secara singkat cara mengolah biji kakao, dalam artikel sejarah dan jenis coklat ini kami juga membahas asal-usul kudapan enak tersebut. Berikut penjelasannya.
1. Sejarah Coklat di Dunia
Tahukah Anda dari mana makanan yang menggugah selera ini berasal? Biji coklat pertama kali ditemukan sekitar tahun 1750 SM di Mesoamerika, wilayah yang meliputi Meksiko, Guatemala, Belize, Honduras, El Savador, Nikaragua, hingga barat laut Kosta Rika. Tanaman kakao pertama kali ditanam pada masa peradaban Olmec dan Mokaya.
Di masa itu, biji kakao lebih dikenal dengan sebutan Theobroma Cocoa. Kata theo artinya dewa, sedangkan borsi berarti makanan. Jadi, gabungan dua kata tersebut kira-kira mengandung arti makanan para dewa. Konon, tanaman ini adalah salah satu hidangan mewah bagi dewa-dewa.
Penduduk Suku Olmec dan Maya memanfaatkan biji kakao untuk membuat coklat. Diduga pemanfaatan makanan ini pertama kali dilakukan sekitar tahun 1100-1400 tahun SM di daerah Puerto Escondido, Honduras.
Seiring berjalannya waktu, sekitar tahun 400 SM coklat juga dikonsumsi sebagai minuman oleh Suku Maya. Xocolātl adalah sebutan untuk olahan tersebut yang artinya minuman pahit. Tanpa alasan yang pasti, mereka berpendapat bahwa minuman ini harus dikonsumsi setiap hari.
Selain dijadikan minuman, dahulu biji kakao dijadikan sebagai alat pembayaran oleh Suku Maya. Biji tersebut dijadikan sebagai mata uang barter yang bisa ditukar dengan makanan, pakaian, atau kebutuhan lainnya.
2. Mulai Masuk ke Eropa
Masyarakat Eropa mulai mengenal coklat setelah penjelajah bernama Christopher Columbus melakukan perjalanan ke Amerika pada tahun 1502. Saat itu, ia dan anaknya, Ferdinand, menemukan sebuah kano besar yang berisi berbagai barang perniagaan, salah satunya biji kakao.
Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan dan membawa beberapa biji kakao ke Spanyol. Setiba di sana, tak banyak penduduk Negeri Matador ini yang tahu-menahu tentang coklat atau cara mengolahnya.
Hingga suatu ketika, terjadi penaklukan Aztec oleh Spanyol yang dipimpin oleh Hernando Cortez pada tahun 1528. Cortez melihat penduduk setempat melakukan perdagangan dengan biji kakao sebagai alat pembayarannya.
Dari Suku Aztec pula Cortez mengetahui jika biji tersebut bisa disajikan menjadi minuman yang lezat. Kemudian, ia membawa biji-biji kakao ke Spanyol, lalu mengembangkannya. Selanjutnya, Spanyol memonopoli perdagangan coklat selama kurang lebih satu abad.
Setelah dikembangkan di Spanyol, biji kakao dengan mudah menyebar ke seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia. Lalu, coklat pun tak hanya disajikan sebagai minuman, tetapi juga dihidangkan menjadi makanan lain yang lebih bervariasi, seperti kue atau permen.
3. Berkembang di Indonesia
Kakao pertama kali masuk ke Indonesia pada masa penjajahan Belanda sekitar tahun 1880. Biji coklat yang dibawa penjajah waktu itu adalah jenis Forastero dari Venezuela. Tanaman ini ternyata dapat tumbuh subur di tanah air yang akhirnya membuat pihak Belanda ingin lebih serius mengembangkannya.
Langkah yang mereka lakukan selanjutnya yaitu mendirikan Asosiasi Perkebunan yang salah satu tugasnya adalah membahas budidaya kakao. Asosiasi tersebut juga membentuk sebuah lembaga penelitian yang bertugas memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan tanaman ini.
Memasuki tahun 1901, para anggota Asosiasi Perkebunan mengumpulkan iuran untuk membentuk lembaga penelitian coklat, Cacao Profestation di Salatiga. Dari penelitian lembaga tersebut, ditemukanlah jenis kakao berkualitas tinggi yang diberi nama Djati Roenggo (DR). Hasil pembudidayaan jenis ini pun laku dengan harga tinggi serta disambut dengan baik di pasar Eropa.
Setelah Indonesia merdeka, kakao jenis R1, DR2, dan DR 38 masih diakui sebagai tanaman yang unggul. Keberhasilan pembudidayaan kakao di tanah air tersebut kemudian dikenang dengan ditetapkannya Hari Kakao Indonesia yang jatuh pada tanggal 16 Oktober 1984.
Baca juga: Ketahui Cara-Cara Membuat Es Krim yang Sederhana, Mudah, dan Enak
Jenis-Jenis Coklat di Dunia
Setelah puas mengetahui sejarah coklat, kini saatnya kami menjelaskan jenis-jenisnya. Ada banyak jenis yang bisa Anda jadikan pilihan untuk dikonsumsi atau diolah menjadi camilan lezat. Apa saja itu?
1. Couverture
Couverture berasal dari bahasa Perancis yang artinya melapisi. Sesuai namanya, coklat jenis ini biasanya dipakai untuk melapisi kue, biskuit atau dijadikan garnis (penghias hidangan). Couverture chocolate biasanya terbagi menjadi beberapa jenis, seperti white chocolate, bittersweet,dan semisweet.
Kandungan lemak pada coklat ini lebih tinggi dari jenis lainnya, yakni sekitar 30-40%. Tingginya kadar lemak tersebut membuat teksturnya lebih berkilau dan lembut. Rasanya pun cenderung pahit dan mudah lumer di mulut.
2. Compound
Compound chocolate terbuat dari kombinasi antara gula, lemak nabati, dan bubuk kokoa. Kandungan gulanya sekitar 50% dan sisanya merupakan campuran lemak nabati dan cocoa powder.
Sedikit kakao yang terkandung di dalamnya membuat harga coklat jenis ini lebih murah dibanding couverture chocolate. Rasanya yang cenderung manis membuat compound chocolate lebih banyak dipakai untuk hiasan atau dekorasi kue.
3. Cocoa
Cocoa powder merupakan jenis coklat berbentuk bubuk yang terbuat dari kakao asli yang mengandung lemak coklat. Jenis ini memiliki aroma yang kuat, tidak tengik, dan rasanya cenderung sedikit asam.
Coklat bubuk yang rasanya pahit dan berwarna pekat biasanya digunakan untuk mengeringkan adonan kue. Sedangkan kokoa yang kadar lemaknya lebih dari 20% umumnya dipakai untuk membuat susu bubuk.
4. Chip
Mungkin Anda sudah tidak asing dengan choco chips. Coklat yang berbentuk butiran kecil ini kerap dipakai untuk taburan dalam membuat cookies atau kue-kue kering lainnya.
Jenisnya pun beragam, ada yang mudah meleleh ketika dipanaskan dan tidak. Kalau Anda ingin membuat kue kering, pilihlah choco chips yang tidak mudah meleleh saat masuk oven.
5. Pasta
Chocolate pasta terbuat dari campuran butter dan coklat murni yang bertekstur padat dan kental. Selain itu, ada pula pasta yang diberi campuran bahan-bahan lain, seperti gula, vanili, dan serbuk kayu manis.
Umumnya, jenis ini rasanya cenderung pahit karena terbuat dari ekstrak coklat tanpa gula. Chocolate pasta biasanya digunakan sebagai tambahan perasa, pewarna pada roti, kue, atau es krim.
6. Plain
Kalau Anda mencari coklat yang rasanya tawar, plain chocolate-lah jawabannya. Biasanya, jenis ini digunakan sebagai garnis, bahan pembuat kue, dan aneka makanan ringan lainnya.
Plain chocolate terbuat dari pasta coklat tanpa gula yang didinginkan agar membeku. Jumlah kakao yang digunakan untuk membuat jenis ini bervariasi, yakni antara 30-70 persen. Semakin tinggi kandungan kakao, maka semakin baik pula kualitas dan rasanya.
Baca juga: Cara Membuat Bakso dari Berbagai Negara yang Bisa Anda Coba di Rumah
Kandungan dan Manfaat
Tak hanya mengulas sejarah singkat dan jenis-jenis coklat, di sini kami juga membahas nutrisi apa saja yang terkandung di dalamnya. Penasaran, kan? Berikut ulasan lengkapnya.
Olahan nikmat ini mengandung banyak senyawa yang sangat berguna bagi tubuh. Misalnya adalah vitamin B yang berfungsi memperlancar peredaran darah dan menjaga kesehatan saraf.
Coklat juga mengandung antioksidan (fenol dan flavonoid) yang jumlahnya tiga kali lebih banyak dibanding teh hijau. Zat ini berfungsi meningkatkan sistem imun dan menangkal radikal bebas.
Zat fenol pada antioksidan juga dapat mencegah risiko serangan jantung, stroke, darah tinggi, dan penyakit kanker. Sedangkan senyawa flavonoid bermanfaat membantu tubuh menyerap vitamin C, memperbaiki suasana hati, dan memperbaiki sel-sel yang rusak akibat radikal bebas.
Selain itu, olahan makanan ini mengandung fenitelamin yang berguna sebagai antidepresan ringan. Zat ini bekerja merangsang otak agar memproduksi endorfin dan dopamin untuk memunculkan perasaan senang, nyaman, dan penuh motivasi.
Ditambah lagi, kakao merupakan sumber magnesium yang dapat meningkatkan hormon progesteron yang membantu menguatkan rahim dan otot panggul menjelang persalinan. Hormon ini juga berfungsi memproduksi sel telur, ASI, dan mengatur siklus menstruasi.
Manfaat coklat lainnya yaitu mencegah kerusakan gigi karena mengandung theobromine yang mampu melawan bakteri penyebab gigi berlubang. Jadi, jangan takut sakit gigi setelah memakannya, ya? Justru camilan ini baik bagi kesehatan gigi asalkan tidak berlebihan dalam mengonsumsinya.
Baca juga: Cara Membuat Nasi Goreng Jawa yang Mudah dan Nikmat
Sudah Tahu Sejarah dan Jenis-Jenis Coklat?
Itulah ulasan mengenai sejarah dan jenis-jenis coklat yang bisa kamu simak di PosBagus. Tak hanya enak dikonsumsi, ternyata camilan bergizi ini menyimpan beragam manfaat keren bagi tubuh.
Tak hanya menyajikan informasi seputar coklat, di sini Anda juga bisa menyimak bermacam-macam artikel yang tak kalah menarik, seperti panduan berwisata, resep-resep makanan, dan kumpulan kutipan yang menginspirasi. Selamat membaca!