
Selama ini, mungkin Anda sebatas mengenal Nelson Mandela sebagai tokoh asal Afrika Selatan yang memperjuangkan hak-hak orang kulit hitam melalui gerakan anti-apartheid. Namun, sepertinya tak banyak yang tahu seperti apa kisah hidup lelaki yang pernah dijatuhi hukuman penjara seumur hidup ini. Penasaran? Simak saja biografi Nelson Mandela berikut!
Kelahiran Nelson Mandela nampaknya mampu memberikan berkah tersendiri bagi masyarakat Afrika Selatan. Bagaimana tidak? Pria yang mendapat julukan “bapak bangsa” ini menjadi salah satu pejuang yang berhasil meruntuhkan sistem pemisahan ras di negerinya. Baca terus biografi Nelson Mandela ini untuk mengetahui cerita detailnya.
Mandela berasal dari keluarga yang kurang berpendidikan. Dari 13 bersaudara, dia merupakan anak pertama di keluarganya yang sempat belajar di sekolah formal. Lebih dari itu, Mandela pun sukses menyelesaikan studinya di sejumlah universitas dengan nilai yang memuaskan.
Sejak remaja, Mandela memang dikenal sebagai sosok yang kritis dan cerdas. Dia pernah menyanggah pidato seorang tetua bahwa tugas orang kulit hitam adalah melayani orang kulit putih. Dengan berani, dirinya pun berkata akan memperjuangkan kemerdekaan bangsa kulit hitam.
Sikap kritis itu pun berlanjut ketika Mandela melanjutkan pendidikan ke universitas. Studinya sempat tertunda karena dirinya bergabung dengan aksi mahasiswa untuk memprotes kebijakan kampus. Ketajaman berpikir dan bertindak pun berlanjut ketika dia bergabung dengan African National Congress (ANC), salah satu partai politik di Afrika Selatan yang berhaluan tengah-kiri.
Lantas, Bagaimana kisah asmara pria yang pernah menikah tiga kali ini? Seperti apa pula perjuangan Mandela yang menyebabkan dirinya berkali-kali ditahan hingga dijatuhi hukuman penjara seumur hidup? Temukan jawabannya dengan membaca artikel biografi Nelson Mandela ini hingga selesai!
Kehidupan Pribadi
Kurang lengkap rasanya membahas biografi Nelson Mandela tanpa membicarakan kehidupan pribadinya. Tak hanya mengulik tentang masa kecil, Anda juga akan mengetahui seperti apa masa remaja dan kisah percintaan tokoh satu ini.
1. Masa Kecil hingga Remaja
Nelson Rolihlahla Mandela lahir pada tanggal 18 Juli 1918 di desa Mvezo, Umtatu, Afrika Selatan. Pengambilan nama “Rolihlahla” merujuk pada bahasa Xhosa yang artinya “menarik ranting pohon.” Namun, secara umum kata tersebut lebih sering diterjemahkan menjadi “pembuat masalah.”
Ibu Mandela bernama Nonqaphi Nosekeni, sedangkan ayahnya, Nkosi Mphakanyiswa Gadla Mandela, merupakan seorang kepala desa. Ayahnya memiliki empat istri dan dia merupakan anak terakhir dari tiga belas bersaudara.
Mandela menghabiskan masa kecilnya di Thembu sebelum akhirnya pindah ke Qunu sebagai penggembala sapi. Sewaktu kecil, dia tumbuh di bawah perlindungan kepala suku dan tetua sehingga membuatnya begitu mencintai kebudayaan Afrika.
Laki-laki yang berasal dari suku Thembu tersebut merupakan anak pertama di keluarganya yang mengenyam pendidikan di sekolah formal. Nama baptis “Nelson” pun dia dapatkan dari gurunya yang merupakan seorang metodis.
Di usianya yang baru menginjak 9 tahun, Mandela harus merelakan kepergian sang ayah yang disebabkan oleh penyakit paru-paru. Selanjutnya, dia diadopsi oleh Chief Jongintaba Dalindyebo, seorang yang menjabat setara bupati di wilayah Thembu.
Saat memasuki usia 16 tahun, Mandela mengikuti sebuah ritual tradisional untuk menandai bahwa dirinya telah beranjak dewasa. Di ritual tersebut, saudara laki-laki raja, Chief Meligqili berpidato bahwa penduduk kulit hitam telah berada di bawah kekuasaan kulit putih.
Dia pun menegaskan bahwa kaum kulit hitam memiliki tugas untuk melayani kelompok kulit putih. Tak setuju dengan pernyataan tersebut, Mandela pun berkata pada Chief Meligqili bahwa dirinya akan memperjuangkan kemerdekaan kaum kulit hitam.
2. Pernikahan
Selama masa hidupnya, Nelson Mandela diketahui memiliki tiga istri. Perempuan pertama yang dinikahinya yaitu Evelyn Ntoko Mase, sepupu dari Walter Sisulu, guru politiknya. Saat itu, Mandela berusia 26 tahun, sedangkan Evelyn 22 tahun. Keduanya menikah pada tahun 1944, lalu dikaruniai empat orang anak.
Selama menikah, keluarga ini hidup dari gaji Evelyn yang berprofesi sebagai perawat. Sementara itu, Mandela melanjutkan studinya untuk meraih gelar sarjana hukum. Sayangnya, pernikahan tersebut hanya berlangsung sekitar 13 tahun. Pada tahun 1958, keduanya memutuskan untuk bercerai setelah tiga tahun hidup berpisah.
Tak butuh waktu lama bagi Mandela untuk mencari pengganti istri pertamanya. Masih di tahun yang sama, tepatnya tanggal 14 Juni 1958, dia menikah lagi dengan Winnie Madikizela, seorang pekerja sosial yang usianya 16 tahun lebih muda darinya.
Pasangan suami istri tersebut dikaruniai dua orang anak. Mereka adalah Zindzi serta Zenani Mandela-Dlamini, anak perempuan Mandela yang sempat menjabat sebagai duta besar Afrika Selatan untuk Argentina periode 2012–2017.
Pernikahan kedua Mandela ini sempat diterpa isu orang ketiga lantaran Winnie dikabarkan berselingkuh. Situasi tersebut menyebabkan rumah tangga mereka retak hingga berujung pada perceraian yang terjadi pada tahun 1996.
Dua tahun kemudian, Mandela menikah lagi dengan Graca Machel, wanita yang usianya 27 lebih muda darinya. Perempuan ini merupakan janda dari presiden Mozambik, Samora Machel yang meninggal tahun 1986 karena kecelakaan pesawat.
Mandela kembali merasakan kehangatan hidup setelah menikah dengan Graca. Sebagai seorang istri, perempuan tersebut mampu menjadi tempat bersandar yang nyaman bagi suaminya. Graca pun selalu setia menemani hingga hari-hari terakhir menjelang kepergian sang suami.
Baca juga: Biografi Steve Jobs, Sosok Pendiri Apple yang Memiliki Ambisi Luar Biasa
Pendidikan Nelson Mandela
Nelson Mandela menempuh pendidikan dasarnya di Qunu dan dimasukkan ke sekolah methodist pada usia 7 tahun. Setelah lulus, di usia 16 tahun dia melanjutkan pendidikannya di Clarkebury Boarding Institute untuk mempelajari kebudayaan Barat.
Selama menempuh pendidikan, Nelson Mandela dikenal sebagai murid yang cerdas dengan prestasi akademik yang luar biasa. Tahun 1934, dia mengejar gelar Barchelor of Arts (BA) di University College of Fort Hare dan mengambil program ilmu hukum di University of The Witswatersrand.
Hingga suatu ketika, dirinya diminta keluar dari univeritas karena bergabung dengan aksi protes mahasiswa yang menentang kebijakan kampus. Kabar tersebut membuat orang tua angkatnya marah hingga mengancam akan menikahkan Mandela jika tak kembali belajar ke University College of Fort Hare.
Mengetahui hal itu, dia bersama sepupunya, Justin memutuskan kabur ke Johannesburg hingga tahun 1941. Di tempat itu, Mandela bekerja menjadi petugas keamanan tambang sampai akhirnya menjadi agen tanah.
Setelah itu, Mandela kembali menempuh pendidikan dan meraih gelar BA di University of South Africa. Tak hanya itu, dirinya juga kembali ke University College of Fort Hare untuk menyelesaikan studinya hingga tahun 1943.
Itulah sekelumit biografi Nelson Mandela selama menempuh pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Tak hanya diketahui sebagai sosok yang cerdas, penulis buku berjudul Long Walk to Freedom ini pun dikenal sebagai pribadi kritis yang enggan tertindas.
Karier Politik
Sumber: Wikimedia Commons
Mandela mulai bersinggungan dengan dunia politik ketika bergabung dengan African National Congress (ANC) pada tahun 1942. Salah satu tujuan dari partai politik ini adalah memperjuangkan kemerdekaan Afrika Selatan. Dirinya terdorong masuk ke organisasi tersebut setelah melihat perlakukan kolonialis kulit putih terhadap kulit hitam di negaranya.
Setelah itu, Mandela semakin terpengaruh dengan pemikiran salah satu aktivis ANC, Walter Sisulu. Dia pun sering menghabiskan waktu di rumah guru politiknya itu bersama aktivis lainnya, seperti Oliver Tambo dan Anton Lembede.
Lembede merupakan seorang komunis non-kulit hitam. Meski begitu, Mandela tak mempermasalahkan hal tersebut dan tetap mendukung pemikiran kawannya itu. Lembede berpadandangan bahwa orang kulit hitam Afrika harus mendapatkan kemerdekaan sepenuhnya sehingga bisa menentukan nasibnya sendiri.
Ketika diselenggarakan rapat umum di Durban, Nelson Mandela memulai protes kampanye dengan menyampaikan pidato di hadapan 10.000 orang. Aksinya tersebut menyebabkan dirinya ditangkap, lalu dipenjarakan sementara di Marshall Square.
Meski Mandela ditangkap, protes pun terus berlanjut hingga akhirnya jumlah angota ANC pun kian bertambah dari yang mulanya 20.000 menjadi 100.000 orang. Keadaan tersebut membuat pemerintah melakukan penangkapan massal terhadap para demonstran dan menerbitkan Undang-Undang Keselamatan Umum 1953.
Setelah ditahan, apa yang terjadi dengan Mandela selanjutnya? Apakah dia akan dibebaskan atau dipenjara selamanya? Simak terus biografi Nelson Mandela ini untuk mengetahui jawabannya!
Baca juga: Biografi Albert Einstein, Sang Penemu Teori Relativitas
Masa Penahanan
Setelah tergabung dengan ANC dan kerap melancarkan gerakan anti-apartheid, Nelson Mandela kerap menjalani masa hukuman. Tanggal 5 Agustus 1962, dia ditangkap polisi atas tuduhan ke luar negeri tanpa izin dan menghasut para buruh agar mogok. Setelah itu, dirinya dibawa ke Marshall Square, Johannesburg untuk dipenjara.
Dua bulan kemudian, Mandela dijatuhi hukuman lima tahun. Tak berhenti sampai di situ, pada tanggal 12 Juni 1964 dia dan sejumlah aktivis lainnya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Lelaki tersebut kemudian dipindahkan ke Pulau Robben, lalu dipenjara selama kurang lebih 18 tahun.
Selanjutnya, pada bulan April 1982 Mandela dipindah lagi ke penjara Polsmoors di Cape Town. Di sana, dia ditahan bersama beberapa pemimpin ANC lainnya, seperti Walter Sisulu, Ahmed Kathrada, Raymond Mhlaba, dan Andrew Mlangeni.
Sekitar 27 tahun Mandela menghabiskan waktunya di penjara, yakni antara tahun 1962 hingga 1990. Selama itu pula, di sana dirinya kerap sakit-sakitan, beberapa kali menjalani operasi, hingga mengidap Tuberkuloseis (TBC). Setelah sembuh dari penyakit TBC yang dideritanya, dia pun kembali dipindah ke penjara Victor Persters yang berdekatan dengan wilayah Paarl.
Sebagai tahanan politik, di Paarl Mandela tinggal di rumah sipir dan mendapat perlakuan lebih manusiawi. Dirinya pun memiliki koki pribadi yang selalu menyiapkan makanan untuknya. Di tempat itu pula, dia berusaha memanfaatkan waktu untuk menyelesaikan studinya hingga akhirnya berhasil meraih gelar Sarjana Hukum melalui program korespondensi dari Universitas London.
Dari kisah penahanan Nelson Mandela yang Anda baca di biografi ini, kira-kira pelajaran apa yang bisa dipetik? Ya, tak ada perjuangan yang tak membutuhkan pengorbanan. Begitu halnya dengan apa yang dialami Mandela. Semua itu dilakukannya demi memerdekakan bangsanya dari jajahan penduduk kulit putih.
Politik Apartheid
Mungkin ada beberapa dari Anda yang belum tahu apa itu politik apartheid. Agar tak bingung, di biografi ini kami juga akan menjelaskan sistem yang ditentang Nelson Mandela dan rekan-rekannya sesama aktivis tersebut. Simak baik-baik, ya?
Istilah apartheid berasal dari bahasa Afrikaans, “apart” yang artinya memisah dan “heid” bermakna hukum atau sistem. Kata ini merujuk pada sistem pemisahan ras yang diberlakukan oleh pemerintah kulit terhadap penduduk kulit hitam di Afrika Selatan sejak sekitar awal abad 20 hingga tahun 1990-an.
Hukum apartheid dimulai setelah meletusnya Perang Boer yang terjadi sekitar awal tahun 1900. Tahun 1910, dibentuklah Uni Afrika Selatan di bawah kekuasaan Inggris. Selanjutnya, orang-orang Eropa yang tinggal di Afrika Selatan pun mulai menerapkan sistem tersebut.
Sistem ini pulalah yang membagi penduduk di sana menjadi empat golongan, yakni keturunan Eropa atau kulit putih, suku Bantu (salah satu suku di Afrika Selatan), orang Asia yang terdiri dari warga Pakistan dan India, dan orang berdarah campuran atau kulit berwarna, seperti kelompok Melayu Cape.
Pemisahan ras ini pun banyak mendapat kecaman dari dunia internasional, termasuk Majelis Umum PBB. Selain itu, banyak pula aktivis-aktivis Afrika Selatan yang melakukan gerakan pemberontakan untuk menentang hukum apartheid. Mereka dipelopori oleh ANC yang dipimpin oleh Nelson Mandela.
Setelah melewati berbagai perjuangan, pada tanggal 2 Mei 1990, untuk pertama kalinya pemerintah bersedia berunding dengan ANC yang menghasilkan undang-undang nonrasial. Akhirnya, tanggal 21 Februari 1991, presiden kulit putih Frederik Willem de Klerk mengumumkan penghapusan sistem politik apartheid di hadapan sidang parlemen Afrika Selatan.
Pengumuman itu diikuti oleh penghapusan undang-undang rasial. Tiga di antaranya yaitu pelarangan orang kulit hitam memiliki “homeland” atas kehendak pribadi, pemisahan tempat tinggal orang kulit hitam dan kulit putih, serta kewajiban mendaftarkan diri bagi semua penduduk kulit hitam berdasarkan kelompok sukunya.
Presiden Afrika Selatan
Sumber: Wikimedia Commons
Belum lelah menyimak biografi Nelson Mandela ini, kan? Setelah mengulas politik apartheid, selanjutnya kami akan membahas kisah pengangkatan Mandela menjadi presiden kulit hitam pertama di Afrika Selatan.
Pemilu demokratis pertama di Afrika Selatan diselenggarakan pada tanggal 27 April 1994 yang diikuti oleh penduduk multi ras. Nelson Mandela berhasil memenangkan pemilihan tersebut, lalu dilatik menjadi presiden yang pada tanggal 10 Mei 1994.
Mandela menjabat sebagai presiden selama lima tahun, yakni Mei 1994 hingga Juni 1999. Sementara itu, mantan presiden Frederik Willem de Klerk diangkat sebagai wakil presiden pertama, yang dilanjutkan oleh Thabo Mbeki di masa jabatan kedua.
Selama masa kepemimpinannya, Nelson Mandela memfokuskan diri untuk mengganti sistem minoritas apartheid menuju aturan yang berpihak pada mayoritas kulit hitam. Meski begitu, ada pula pihak yang kecewa terhadap pemerintahannya, terutama terkait penanganan AIDS.
Kelompok tersebut berpendapat bahwa pemerintahan Mandela kurang memperhatikan masalah ini. Bahkan, pada tanggal 6 Januari 2005, anaknya yang bernama Makgatho pun meninggal disebabkan oleh virus AIDS.
Baca juga: Inilah Biografi Chairil Anwar, Penyair yang Mendapat Julukan Si Binatang Jalang
Penghargaan yang Diraih
Berkat perjuangannya, berbagai julukan pun disematkan pada Mandela. Selain disebut sebagai “bapak bangsa,” di Afrika Selatan dia juga dijuluki sebagai “bapak pendiri demokrasi.” Untuk mengenang jasa-jasanya, dibangun pula patung Mandela di beberapa tempat, seperti Johannesburg dan Groot Drakenstein Correctional Centre, titik di mana tokoh ini dibebaskan dari penjara.
Tak hanya itu, Nelson Mandela juga banyak mendapat penghargaan dari dunia internasional. Bersama Frederik de Klerk, tahun 1993 dia menerima hadiah Nobel Perdamaian dari Komite Nobel Norwegia. Penghargaan Perdamaian Lenin juga diperolehnya dari pemerintahan Uni Soviet pada tahun 1990.
Selain itu, terdapat sederet penghargaan lain yang diterima Mandela. Beberapa di antaranya Penghargaan Sakharov (1988), Medali Kebebasan (1993), Penghargaan Gandhi-King (1999), Medali kebebasan Amerika Serikat (2002), dan lain-lain. Untuk mengenang jasa-jasanya, pada bulan November 2009, PBB juga menetapkan tanggal 18 Juli sebagai Hari Mandela Internasional.
Apresisasi untuk Mandela juga datang dari dunia seni, film, dan pertelevisian. Free Nelson Mandela dari grup musik The Special AKA merupakan salah satu lagu paling terkenal di dunia yang didedikasikan untuk sang pahlawan.
Selain itu, kisah hidup Mandela juga digambarkan dalam film Mandela and de Klerk (1997) yang dibintangi oleh Sidney Poitier. Kemudian pada tahun 2009, televisi BBC menampilkan film berjudul Mrs Mandela. Nelson Mandela diperankan oleh David Harewood, sedangkan Sophie Okonedo bermain sebagai Winnie Mandela.
Setelah mengetahui uraian tentang penghargaan dan apresiasi untuk Nelson Mandela yang dapat dibaca di biografi ini, apa yang Anda pikirkan? Perjuangan besar memang pantas mendapat penghormatan yang besar pula, seperti halnya dengan apa yang diraih pahlawan satu ini.
Masa Pensiun hingga Akhir Hayat
Sumber: Wikimedia Commons
Hal yang dibahas dalam biografi Nelson Mandela selanjutnya yaitu tentang masa pensiun hingga akhir hayatnya. Meski tak lagi menjadi pemimpin negara, Mandela tetap membaktikan diri sebagai aktivis sosial yang memberikan kemanfaatan bagi banyak orang.
Mandela mulai pensiun setelah masa jabatannya sebagai presiden habis pada bulan Juni 1999. Meski tak lagi menjabat sebagai pemimpin negara, pria ini terus aktif bekerja di Nelson Mandela Children’s Fund, yayasan yang didirikannya pada tahun 1995. Kesibukan lain yang digelutinya selama masa pensiun yaitu bertemu para pemimpin dunia dan para selebriti.
Tak hanya itu, tahun 1999 dia juga membentuk Nelson Mandela Foundation. Lembaga tersebut memfokuskan diri pada penanggulangan dan pemberantasan HIV/AIDS, perbaikan sekolah, serta pembangunan desa.
Pada tahun 2002, Mandela meresmikan Nelson Mandela Annual Lecture yang dilanjutkan dengan pembentukan Mandela Rhodes Foundation di tahun 2003. Salah satu program dari yayasan tersebut adalah memberikan beasiswa pascasarjana untuk mahasiswa-mahasiswa Afrika.
Setelah bertahun-tahun membaktikan diri untuk bangsanya, tanggal 5 Desember 2013 tokoh besar ini akhirnya tutup usia. Sebelum meninggal, Nelson Mandela sempat menderita infeksi paru-paru semenjak tahun 2011.
Awal tahun 2012, Mandela juga sempat dirawat dan menjalani operasi penyakit perut di Rumah Sakit Johannesburg. Meski telah tiada, perjuangan dan kemurahan hati sosok satu ini akan selalu dikenang penduduk Afrika Selatan dan masyarakat dunia.
Baca juga: Biografi Maria Walanda Maramis, Pejuang Emansipasi Wanita dari Minahasa
Meneladani Sosok Nelson Mandela lewat Biografinya
Demikian ulasan perjalanan hidup Nelson Mandela yang dapat Anda simak di biografi ini. Baik itu mulai dari kehidupan pribadi, pendidikan, karier politik, masa penahanan, menjadi presiden Afrika Selatan, penghargaan yang diraih, hingga akhir hayatnya. Lengkap sekali, bukan?
Melalui biografi Nelson Mandela ini, ada banyak pelajaran yang dapat Anda petik. Salah satunya yaitu janganlah mudah menyerah dalam menggapai cita-cita besar, apalagi jika apa yang Anda usahakan itu akan bermanfaat bagi orang banyak.
Seperti halnya gerakan anti apartheid yang diperjuangkan Mandela. Meski berkali-kali ditangkap dan dipenjara selama bertahun-tahun, dia tak pernah menyerah dan tetap memperjuangkan hak-hak penduduk kulit hitam agar setara dengan kulit putih.
Selain Nelson Mandela, Anda juga dapat membaca biografi para tokoh ternama lainnya di PosBagus. Sebut saja Chairil Anwar, Albert Einstein, Steve Jobs, Maria Walanda Maramis, dan sebagainya.
Tak ketinggalan, baca pula artikel-artikel bermanfaat lain yang mungkin dapat menambah wawasan Anda. Beberapa di antaranya rekomendasi tempat wisata, aneka resep masakan, kumpulan kata-kata motivasi, dan masih banyak lagi. Selamat membaca!