
Sebagian dari Anda mungkin sudah familier dengan sosok Salim Said, profesor sekaligus pengamat yang kerap muncul di program ILC TVOne. Akan tetapi, tidakkah Anda penasaran tentang sepak terjangnya sebelum menjadi salah satu sosok yang disegani di dunia politik ini? Jika ingin mengetahui seperti apa perjalanan karier Prof Salim Said yang pernah menjadi anggota MPR sampai Duta Besar RI, simak biografi lengkap dirinya berikut ini!
- Nama Lengkap
- Salim Haji Said
- Tempat, Tanggal Lahir
- Parepare, 10 November 1943
- Pekerjaan
- Penulis, Pengamat, Kritikus, Akademisi
- Warga Negara
- Indonesia
- Istri
- Herawaty
Anda langganan menonton program ILC (Indonesia Lawyers Club) yang dipandu Karni Ilyas di TVOne sejak 2008? Jika iya, barangkali telinga Anda sudah tidak lagi asing kalau mendengar seseorang menyinggung soal biografi Prof Salim Said. Pasalnya, sosok yang satu ini terbilang sering muncul sebagai salah seorang panelis di program tersebut.
Siapa sebenarnya sosok yang dilabeli sebagai pengamat politik itu? Untuk mengetahuinya, Anda perlu menggali informasi yang PosBagus himpun di artikel ini lebih dalam. Di sini, kami menguraikan berbagai hal menarik terkait sepak terjang Salim Said yang sukses menjalani karier di berbagai bidang.
Prof Salim Said memulai kariernya sebagai wartawan sekitar tahun 1970-an. Pengalamannya di dunia jurnalistik membuatnya menjadi penulis andal, di mana ia tercatat pula telah menelurkan beberapa buku, salah satunya berjudul Militer Indonesia dan Politik: Dulu, Kini, dan Kelak (2001).
Selain itu, ia juga pernah menjadi anggota Dewan Film Nasional dan sempat menjabat posisi ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). Menariknya lagi, pria kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan ini juga pernah jadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) periode 1998–1999. Ia sempat pula dipercaya jadi Duta Besar RI di Republik Ceko pada masa pemerintahan Presiden SBY.
Meski banyak menorehkan prestasi sepanjang kariernya, nama dan biografi Prof Salim Said justru baru banyak diburu setelah dirinya sering muncul di acara televisi. Bisa dikatakan, puncak popularitasnya baru diraih setelah menjadi panelis di ILC.
Lantas, bagaimana awal mula perjalanan hidup Salim Said sejak memulai karier hingga mencapai popularitas? Daripada Anda penasaran, langsung saja simak uraian di bawah ini sampai selesai! Selamat membaca.
Masa Muda Prof Salim Said
1. Hobi Menulis Sejak Remaja
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai biografi Prof Salim Said, Anda mesti mengetahui kehidupan masa mudanya. Bahwasanya, akademisi yang juga dikenal sebagai penulis ini semula tidak mengira dirinya dapat menjadi seorang profesor besar.
Pasalnya, sewaktu kecil, pria kelahiran 10 November 1949 ini suka dengan olahraga sepak bola. Sayangnya, hobinya bisa dibilang tidak didukung sang ayah yang justru sering menolak jika Salim Said meminta dibelikan bola.
Sebaliknya, ketika Salim meminta buku, ayahnya selalu menuruti. Pada akhirnya, kebiasaan membaca membuatnya piawai dalam hal tulis-menulis. Sejak remaja, ia sudah rajin mengarang cerita dan tulisannya banyak dimuat di media massa.
2. Pendidikan Cemerlang
Prof Salim Said tercatat pernah mengenyam pendidikan di Akademi Teater Nasional Indonesia tahun 1964–1965. Pada 1966, ia sempat masuk Fakultas Psikologi di Universitas Indonesia (UI), tetapi tidak sampai tamat.
Setelah itu, ia beralih untuk belajar di Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI. Ia berhasil meraih gelar sarjana sekitar tahun 1976, kemudian melanjutkan pendidikan S2 dan S3 di Ohio State University, Amerika Serikat.
Tak tanggung-tanggung, Prof Salim Said meraih 3 gelar sekaligus selama masa studi di Ohio University. Gelar tersebut adalah magister Hubungan Internasional dan Ilmu Politik, serta doktor Ilmu Politik.
Baca juga: Biografi Soepomo, Sang Ahli Hukum Adat yang Ikut Menyusun Undang-Undang Dasar 1945
Capaian dalam Karier
Seperti yang sempat disinggung sebelumnya, melalui artikel biografi ini kami mengungkap pula mengenai perjalanan karier Prof Salim Said. Anda mungkin tak menyangka, orang yang dikenal sebagai pengamat militer dan politik di Indonesia ini pernah berkarier di dunia jurnalistik.
Ia tercatat pernah jadi wartawan di majalah Tempo dan menjabat sebagai redaktur hingga tahun 1987. Suami dari Herawaty ini sempat pula aktif sebagai wartawan di Pelopor Baru, dan pernah menjadi redaktur di sana.
Selain jadi jurnalis, ia juga berkarier di berbagai bidang lain. Anda penasaran dengan informasinya? Jika iya, lanjutkan membaca keterangan seputar capaian dalam karier Prof Salim Said di uraian berikut!
1. Jadi Kritikus dan Pengamat
Biografi Prof Salim Said ini sempat menyinggung tentang peran pentingnya sebagai seorang kritikus film dan pengamat dunia militer maupun politik di tanah air. Memang benar, namanya tidak dapat dipisahkan dari dua hal tersebut.
Di dunia perfilman, ia dikenal sebagai anggota Dewan Film Nasional. Lebih dari itu, Salim juga merupakan mantan ketua Dewan Kesenian Jakarta yang kerap berpartisipasi dalam diskusi-diskusi dengan tema sejarah, film, sosial dan politik.
Dari situ, ia kemudian lebih dikenal publik sebagai pengamat politik nasional. Terlebih, ia juga sering kali muncul di televisi, baik untuk ditanyai persoalan pemerintahan maupun memberikan kritik kepada pemerintah.
Baca juga: Biografi Ibnu Rusyd, Cendekiawan Muslim yang Mampu Menafsirkan Karya Aristoteles Secara Gamblang
2. Sempat Menjabat Diplomat
Januari 2007, Prof Salim Said dipercaya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjadi orang pertama di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Praha, Ceko. Melansir Antara News, Salim mengemban tugas penting dalam meningkatkan hubungan diplomatik Indonesia-Ceko mengingat republik tersebut baru saja resmi berdiri usai berpisah dari Cekoslowakia.
Selepas dilantik jadi Dubes, Salim segera melaksanakan sejumlah program yang berfokus pada masalah ekonomi, sosial, dan kebudayaan. Bulan Desember di tahun yang sama, ia menggagas digelarnya Festival Film Indonesia untuk mengenalkan kebudayaan tanah air kepada warga Ceko.
Ia juga mengadakan pertemuan dan memperkenalkan diri di hadapan jajaran staf KBRI dan masyarakat Indonesia yang berdomisili di sana. Dalam pidatonya, Salim menegaskan bahwa dirinya siap bekerja semaksimal mungkin dan tidak menyia-nyiakan kepercayaan yang diberikan presiden.
Lebih dari itu, melaksanakan tugas dengan baik juga merupakan wujud rasa syukur atas apa yang berhasil diraihnya. “Saya mensyukuri dan memanfaatkan apa pun yang saya dapatkan sebagai wartawan, seniman, dan selalu berbuat sebaik mungkin,” terangnya seperti dilansir Antara News tahun 2007 silam.
Baca juga: Biografi Ernest Douwes Dekker, Aktivis Keturunan Belanda yang Memperjuangkan Nasib Kaum Pribumi
3. Pengalaman sebagai Dosen
Gelar profesor yang dimiliki Salim Said tidak dapat dipandang sebelah mata bila melihat kontribusinya di dunia pendidikan. Ia telah berpengalaman mengajar tidak hanya di universitas dalam negeri, tetapi juga mancanegara.
Pada 1987–1990, mantan ketua DKJ periode 1990–1998 ini menjadi dosen di Sekolah Ilmu Sosial Jakarta. Tahun 1994, ia juga pernah mengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) di UI. Hingga 2019, ia diketahui jadi guru besar Ilmu Politik di Universitas Pertahanan Indonesia (UNHAN).
Di sisi lain, sang profesor tercatat pula sempat menjadi dosen tamu di beberapa universitas di Asia Tenggara. Di antaranya ialah di Universiti Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia pada 1997 dan Tammasat University, Bangkok, Thailand tahun 1999.
Baca juga: Biografi Laksamana Malahayati, Pahlawan Perempuan dari Aceh yang Menghabisi Cornelis de Houtman
Karya Kepenulisan
Dunia kepenulisan sangat dekat dengan Prof Salim Said mengingat dirinya telah belasan tahun jadi wartawan dan banyak menulis resensi film. Tak heran jika ia telah menelurkan buku-buku dalam berbagai tema, terutama film dan politik.
Beberapa buku tentang film yang ia tulis antara lain Profil Dunia Film Indonesia (1982); Pantulan Layar Putih: Film Indonesia dalam Kritik dan Komentar (1991); dan Dari Festival ke Festival: Film-Film Mancanegara dalam Pembicaraan (1994).
Sementara untuk buku politik, ia banyak menyoroti masalah dalam negeri sejak era Soeharto hingga reformasi. Buku-buku tersebut di antaranya Militer Indonesia dalam Politik (2001); Tumbuh dan Tumbangnya Dwifungsi: Perkembangan Pemikiran Politik Militer Indonesia 1958–2000 (2002); Dari Gestapu ke Reformasi: Serangkaian Kesaksian (2013); dan masih banyak lagi.
Bukan itu saja, ia juga menulis buku bertajuk Gestapu 65: PKI, Aidit, Sukarno, dan Soeharto yang terbit pertama kali di tahun 2015. Kemudian pada 2016, pemilik nama lengkap Salim Haji Said ini merilis bukunya yang berjudul Menyaksikan 30 Tahun Pemerintahan Otoriter Soeharto.
Baca juga: Biografi Tan Malaka, Pahlawan Nasional Indonesia yang Dieksekusi Tentara Bangsanya Sendiri
Popularitas Saat Jadi Panelis ILC
Berbicara mengenai biografi Prof Salim Haji Said tentu tak boleh melewatkan informasi yang satu ini. Yakni, di mana sang profesor semakin melambung popularitasnya usai dipercaya menjadi salah satu panelis program diskusi politik ILC yang tayang di televisi.
Di ILC, pengamat nyentrik ini dikenal banyak mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang tak biasa. Ia juga sering mengungkap prediksi-prediksi terkait sikap politik pemerintah, tetapi tetap berpatokan pada tema yang tengah diusung di setiap episode.
Salah satu pernyataannya yang sempat viral di media sosial sekitar awal 2019 adalah sewaktu Salim Said berbicara tentang alasan Indonesia tak mampu jadi negara maju. Ia lantas membandingkan Indonesia dengan sejumlah negara maju seperti Singapura dan Korea Selatan.
“Saya jelaskan kenapa Indonesia tidak maju? Kenapa Singapura maju? Kenapa Korea Selatan maju? Israel maju? Karena ada yang mereka takuti,” jelasnya. “Korea Selatan takut sama Korea Utara. Singapura takut karena dia adalah mayoritas orang Tionghoa di tengah lautan Melayu. Israel takut karena berada di tengah lautan Arab. Kalau dia nggak hebat, ya, di-kremus. Indonesia? Tuhan pun tidak ditakuti!”
Kagum setelah Membaca Biografi Prof Salim Said?
Membaca artikel biografi ini mungkin langsung membuat Anda kagum dengan sosok Prof Salim Said. Bukan hanya karena kesuksesannya, tetapi barangkali lantaran beberapa jalan karier yang mampu dijalaninya dalam satu waktu.
Di sela kesibukannya mengajar, ia masih meluangkan waktu menghadiri program televisi, jadi pembicara di acara seminar, menulis buku, sampai mengamati situasi politik di tanah air. Bagi sebagian orang sepertinya memang sulit, tapi ia membuktikan bahwa dirinya dapat menjalani semuanya.
Oleh sebab itu, kiranya apa yang kami paparkan di artikel ini dapat memberi Anda inspirasi dan motivasi. Lebih lanjut, Anda dapat meneladani Prof Salim Said dan tergerak untuk menjadi seseorang yang punya segudang prestasi sepertinya.
Sementara itu, PosBagus tidak hanya menyediakan artikel biografi tokoh-tokoh terkenal di Indonesia, tetapi juga informasi lain yang menghibur. Anda bisa menemukan artikel seputar dunia wisata dan kuliner Indonesia di sini, lho!