
Ketika membicarakan tentang keajaiban dunia, sebagai orang Indonesia Anda pasti langung teringat dengan Candi Borobudur. Nah, kalau Anda penasaran dan ingin berkunjung ke tempat wisata Candi Borobudur yang berada di daerah Magelang, Jawa Tengah, simak dulu artikel ini sampai selesai!
Jl. Badrawati, Borobudur, Magelang
Jawa Tengah
https://goo.gl/maps/SbJhNTNsENF2
Setiap hari: 06.00–17.00 WIB
Domestik–Anak (umur 3–10 tahun): Rp20.000/orang
Domestik–Dewasa: Rp40.000/orang
Asing–Anak: Rp74.000/orang
Asing–Dewasa: Rp192.000/orang
Candi Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang begitu tersohor di dunia internasional. Karena kemegahannya, bangunan ini pernah ditetapkan sebagai satu dari tujuh keajaiban dunia. Jika Anda tertarik untuk berkunjung ke sini, ada baiknya simak artikel berikut sampai selesai untuk mendapatkan informasi lengkap seputar tempat wisata Candi Borobudur.
Didirikan sekitar tahun 760–830. Masehi, Candi Borobudur merupakan bangunan peninggalan Dinasti Syailendra yang menganut kepercayaan Buddha Mahayana. Setelah sempat terbengkalai berabad-abad lamanya, keberadaan candi ini akhirnya ditemukan oleh Gubernur Jenderal Inggris, Sir Thomas Stamford Raffles pada tahun 1814.
Sejak saat itu, usaha untuk memperbaiki keadaan candi terus dilakukan. Puncaknya, sekitar tahun 1975 pemerintah Indonesia bekerja sama dengan UNESCO untuk memugar candi secara menyeluruh. Proyek ini selesai sekitar tahun 1982.
Tak hanya membantu proses pemugaran, UNESCO kemudian juga memasukkan candi Buddha terbesar di dunia ini dalam daftar situs warisan dunia pada tahun 1991. Saat ini, meski sudah tak lagi masuk dalam daftar tujuh keajaiban dunia yang baru, tempat wisata Candi Borobudur masih menjadi salah satu destinasi favorit bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Nah, apabila Anda juga penasaran tentang segala hal yang terkait tempat wisata Candi Borobudur, artikel ini menyediakan informasi lengkapnya khusus untuk Anda. Selamat membaca!
Sejarah Candi Borobudur
Melihat megahnya bangunan candi yang berada sekitar 40 km di barat laut Kota Jogja ini, mungkin Anda merasa penasaran bagaimana sejarah awal berdirinya. Nah, daripada hanya penasaran, berikut kami uraikan sejarah singkat Candi Borobudur.
1. Pembangunan
Sebenarnya tidak ada sumber pasti siapa pihak yang membangun Borobudur, hanya saja berdasarkan jenis aksara pada inskripsi yang tertera di kaki Karmawibhangga, candi Buddha ini diperkirakan dibangun sekitar tahun 800 Masehi. Kurun waktunya sesuai dengan masa kejayaan Wangsa Syailendra antara tahun 760 sampai 830 Masehi. Butuh waktu sekitar 75 sampai 100 tahun untuk mendirikan Candi Borobudur sehingga pembangunannya baru selesai pada masa pemerintahan Raja Samaratungga di tahun 825 Masehi.
Seiring berjalannya waktu, pendapat ini kemudian menimbulkan kontroversi apalagi setelah ditemukannya candi Hindu megah yang berada tak jauh dari Borobudur. Kontroversi yang timbul adalah mengenai keadaan pada saat itu.
Ada yang mengatakan bahwa pembangunan candi Hindu dan Buddha yang berdekatan ini merupakan bentuk persaingan antara Raja Wangsa Syailendra yang menganut Buddha Mahayana dan Raja Wangsa Sanjaya yang menganut Hindu Siwa. Namun, ada pula yang mengatakan bahwa pembangunan candi-candi ini berada dalam suasana penuh toleransi dan kedamaian karena hubungan kedua kerajaan yang baik.
2. Sempat Telantar
Diperkirakan, Candi Borobudur mulai terlantar saat Mpu Sindok yang merupakan raja dari Kerajaan Medang memindahkan ibu kotanya dari Jawa Tengah ke kawasan Jawa Timur sekitar tahun 928 sampai 1006 Masehi. Pemindahan ini dilakukan karena adanya bencana gunung meletus yang melanda pada saat itu.
Karena masyarakatnya banyak yang pindah, jadilah candi Buddha ini tak lagi digunakan sebagai tempat beribadah. Kondisinya yang terbengkalai diperparah oleh abu vulkanis sisa erupsi gunung berapi yang menutupinya.
Meski telah terkubur sebagian hingga hanya tampak bagian atasnya, keberadaan candi ini rupanya tak dilupakan begitu saja. Pasalnya, ada cerita rakyat yang beredar bahwa barang siapa yang mengunjungi monumen besar ini akan memperoleh kesialan karena keangkerannya. Desas desus mengenai keangkerannya kemudian bertambah kuat tatkala ada salah seorang pangeran yang berasal dari Kesultanan Yogyakarta meninggal selang satu hari setelah berkunjung ke sini.
3. Ditemukan Kembali
Setelah terabaikan berabad-abad lamanya, Candi Borobudur kembali dilirik setelah Sir Thomas Stamford Raffles menaruh perhatian pada bangunan ini. Sir Thomas merupakan Gubernur Jenderal Inggris yang sangat berminat dengan sejarah Jawa beserta artefak-artefaknya.
Ketika berkunjung ke Semarang pada tahun 1814, Sir Thomas mendengar mengenai cerita rakyat yang menyebutkan tentang monumen besar yang angker di dalam hutan dekat desa Bumisegoro. Setelah itu, segera saja ia memerintahkan H.C. Cornelius yang seorang insinyur berkebangsaan Belanda untuk menyelidiki monumen besar ini.
Namun, belum selesai Sir Thomas membersihkan kawasan sekitar dan menggali tanah yang mengubur candi, Hindia Belanda kembali mengambil alih Pulau Jawa. Agar pekerjaannya tak sia-sia, Sir Thomas menyerahkan sketsa candi dan seluruh laporan kerjanya pada pihak Hindia Belanda supaya proses pembersihan candi dilanjutkan.
Sejak saat itulah Candi Borobudur terus melalui serangkaian upaya pembersihan dan pemugaran baik oleh pemerintah kolonial maupun oleh pemerintah Indonesia sendiri. Hingga akhirnya pemugarannya selesai dengan hasil yang benar-benar memuaskan pada tahun 1982.
Baca juga: Panduan Lengkap untuk Menjelajahi Berbagai Tempat Wisata di Jakarta
Bagian-Bagian Candi Borobudur
Tempat wisata Candi Borobudur tak hanya megah dan indah, tapi juga mempunyai nilai sejarah. Oleh sebab itu, tak cukup rasanya jika Anda hanya menikmati keindahannya tanpa tahu nilai filosofis Candi Borobudur. Untuk mengetahui hal tersebut, simak uraian berikut.
1. Kamadhatu
Bagian Kamadhatu melambangkan alam kehidupan manusia. Di sini, Anda akan melihat sekitar 160 relief yang menggambarkan nafsu-nafsu buruk manusia seperti mencuri, menipu, berjudi, dan lain-lain.
Relief-relief ini menjelaskan mengenai Karmawibhangga Sutra, yaitu hukum sebab akibat. Orang yang berbuat buruk akan mendapat karma buruk, begitu pun sebaliknya.
Namun, bagian-bagian ini ditutup karena beberapa alasan. Ada yang mengatakan ditutup karena banyak penggambaran berbau pornografi pada relief, tapi ada juga yang mengatakan penyebabnya ditutup karena alasan teknis struktur candi.
Jika penasaran dengan versi lengkap relief yang tertutup, Anda bisa melihatnya di Museum Karmawibhangga. Museum ini masih berada di kawasan tempat wisata Candi Borobudur, tepatnya di sebelah utara bangunan utama candi.
2. Rupadhatu
Bagian Rupadhatu menggambarkan alam antara, yaitu batas antara alam bawah dan alam atas. Pada level ini, manusia sudah bisa melepaskan diri dari segala nafsu duniawi, hanya saja masih terikat oleh rupa dan bentuk sehingga belum bisa pergi ke nirwana.
Rupadhatu memiliki empat undak teras yang membentuk lorong keliling. Pada dinding-dindingnya terdapat sekitar 1.300 relief yang terbagi dalam empat lorong.
Menurut manuskrip Sanskerta, relief-relief ini berupa Gandhawyuha, Awadana, Lalitawistara, dan Jataka. Panjang keseluruhan relief mencapai 2,5 km dengan 1.212 panel dekoratif.
Tak hanya itu, di sini Anda juga bisa menikmati keindahan 432 arca Buddha yang ukirannya berhias relief. Arca-arca ini terletak di relung-relung terbuka area Rupadhatu.
3. Arupadhatu
Bagian Arupadhatu dimulai dari lantai kelima hingga lantai ketujuh. Namun, berbeda dengan Kamadhatu dan Rupadhatu, di bagian Arupadhatu tidak terdapat relief-relief yang menghiasi dinding candi.
Tingkatan ini menggambarkan alam atas, saat manusia telah terbebas dari segala nafsu duniawi dan ikatan bentuk. Karena itulah dinamakan Arupadhatu yang artinya tidak berupa atau tidak berwujud.
Pada pelatarannya ada 72 stupa yang disusun dalam tiga teras berbentuk lingkaran. Jumlah stupa pada masing-masing teras mulai dari bawah adalah 32, 24, dan 16. Jadi, totalnya ada 72 stupa.
Pada dua teras terbawah, bentuk stupanya lebih besar dengan lubang-lubang berbentuk belah ketupat. Sedangkan stupa pada satu teras teratas berukuran lebih kecil dengan lubang-lubang berbentuk kotak bujur sangkar. Di dalam stupa-stupa ini terdapat patung Buddha yang masih bisa terlihat secara samar-samar jika dilihat dari luar.
Pada tingkatan tertinggi ada stupa paling besar tanpa lubang yang menggambarkan ketiadaan wujud yang sempurna. Selain itu, stupa utama ini kosong, tidak ada patung Buddha di dalamnya. Kosongnya stupa bermakna kebijaksanaan tertinggi, di mana jiwa manusia sudah tidak lagi terikat hasrat dan bentuk serta telah terbebas dari lingkaran reinkarnasi.
Baca juga: Bermain dan Mempelajari Budaya Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
Ada Apa Saja di Tempat Wisata Candi Borobudur?
Mungkin bagi sebagian orang, berkunjung ke tempat wisata berupa candi adalah hal yang membosankan karena sepanjang mata memandang hanya nampak bebatuan yang tersusun. Nah, jika Anda termasuk salah satu orang yang merasa demikian, bisa jadi pemikiran Anda akan berubah setelah membaca uraian tentang hal-hal yang bisa dilakukan di tempat wisata Candi Borobudur berikut ini.
1. Menunggang dan Memberi Makan Gajah
Anda bosan menunggang kuda di lokasi wisata? Ingin mencoba menunggangi gajah? Kalau begitu, tepat sekali jika Anda berkunjung ke tempat wisata Candi Borobudur.
Di sini, Anda bisa menaiki hewan berbelalai dan bertelinga besar ini. Masalah tarif, tak perlu risau, pilih saja tarif yang sesuai dengan kondisi kantong Anda.
Dengan membayar tarif seharga Rp50.000, Anda sudah bisa menaiki gajah selama 10 menit. Namun, jika ingin lebih lama lagi, pilih saja tarif Rp250.000 untuk naik gajah selama 30 menit. Kalau masih kurang lama juga, Anda bisa naik gajah selama satu jam dengan tarif Rp500.000.
Nah, bila takut menaikinya tapi ingin menyapa hewan besar berbelalai ini, Anda bisa berfoto bersamanya dengan membayar biaya sebesar Rp 10.000. Ingin memberi makan pun bisa, Anda cukup membayar Rp15.000 per makanan.
2. Menikmati Sunset dan Sunrise
Apakah Anda menyukai sunset dan sunrise? Jika iya, Anda bisa menikmatinya dengan naik ke bagian puncak candi, yaitu di bagian Arupadhatu saat pagi sekitar pukul 04.30 WIB untuk sunrise dan menjelang malam sekitar pukul 17.00 WIB untuk sunset.
Setelah sampai di atas, perjuangan Anda tak akan sia-sia. Pasalnya, selain bisa menikmati pemandangan sunrise atau sunset, Anda juga akan disuguhi pemandangan Kota Jogja dan Magelang dari atas ketinggian. Tak hanya itu, Gunung Merapi dan Merbabu yang tampak dari kejauhan siap membuat Anda semakin terkagum-kagum. Namun, semua itu bisa Anda lihat jika cuaca sedang tidak berkabut, ya.
3. Mengunjungi Museum
Jika berwisata ke Candi Borobudur, jangan lupa untuk mengunjungi museum-museum yang ada di sekitarnya. Tiga museum yang masing-masing bernama Museum Samudra Raksa, Karmawibhangga, dan GUSBI (Galeri Unik dan Seni Borobudur) ini akan menambah pengetahuan Anda mengenai candi Borobudur.
Di Museum Samudra Raksa yang merupakan museum bahari, Anda bisa melihat jalur perdagangan bahari antara Indonesia zaman dahulu, Madagaskar, dan pesisir wilayah Afrika Timur. Jalur perdagangan ini terkenal dengan julukan Jalur Kayumanis.
Tak ketinggalan, Anda bisa menyaksikan koleksi utama museum berupa rekonstruksi Kapal Borobudur dalam ukuran yang sebenarnya. Kapal Borobudur digambarkan dalam beberapa relief merupakan kapal bercadik ganda yang marak digunakan pelaut pada abad kedelapan.
Yang kedua, ada Museum Karmawibhangga yang kerap disebut sebagai Museum Borobudur. Museum yang satu ini tak kalah menarik dari Samudra Raksa, pasalnya Anda bisa melihat versi lengkap relief-relief yang tertutup di bagian Kamadhatu di sini. Selain versi lengkap relief, Anda juga bisa melihat-lihat koleksi artefak-artefak kuno hingga bagian batu-batu candi yang terlepas.
Jika di kedua museum sebelumnya yang dipajang adalah benda-benda yang berkaitan dengan Borobudur, maka di Museum GUSBI beberapa benda yang dipajang tidaklah memiliki kaitan dengan candi. Namun, bukan berarti museum ini tak menarik.
Di Museum GUSBI, Anda bisa melihat patung Buddha emas terkecil di Indonesia, mesin jahit kuno, jam beker kuno, topeng-topeng, wayang, baju dengan ukuran super besar, hingga foto-foto manusia tertinggi dan terkecil serta beberapa lukisan. Tak hanya itu, di sini Anda juga bisa menonton video erupsi Gunung Merapi.
Untuk dapat memasuki Museum GUSBI, anda akan dikenai biaya tiket sebesar Rp5.000. Tapi tenang saja, biaya tiket ini hanya diberlakukan untuk memasuki Museum GUSBI, sedangkan dua museum lainnya bisa Anda masuki secara gratis.
4. Berkunjung ke Desa Wisata
Ketika mengunjungi tempat wisata Candi Borobudur, tak hanya bangunan utama candinya saja yang bisa Anda nikmati. Desa wisata di sekitarnya pun tak kalah menarik untuk dijelajahi.
Banyak kegiatan yang bisa Anda lakukan di desa wisata ini. Beberapa di antaranya yaitu, belajar membatik, melihat proses pengambilan madu, atraksi kesenian, dan melihat proses pembuatan kerajinan tangan.
Baca juga: Ingin Berkunjung ke Berbagai Tempat Wisata di Bandung? Baca Panduannya di Sini!
Cara Menuju Tempat Wisata Candi Borobudur
Banyak orang yang mengira bahwa tempat wisata Candi Borobudur berlokasi di Jogja. Padahal sebenarnya candi ini terletak di wilayah Kabupaten Magelang. Tepatnya sekitar 21 km dari pusat Kota Magelang.
Meski tidak terletak di pusat kota, Anda tak perlu khawatir kesulitan mengakses lokasi. Pasalnya, candi megah ini sangat mudah dijangkau baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Penasaran bagaimana rutenya? Langsung saja simak uraian berikut!
1. Kendaraan Pribadi
Jika dari Surabaya dan sekitarnya, Anda bisa melalui rute Tol Surabaya-Mojokerto–Tol Mojokerto-Krian–Tol Jombang-Mojokerto–Tol Mojokerto-Kertosono–Jalan Sudirman–Jalan Raya Baron–Jalan Raya Kedondong–Jalan Raya Bagor–Tol Solo-Kertosono–Jalan Raya Solo-Ngawi–Jalan Raya Solo-Semarang–Jalan Blabak-Boyolali–Jalan Blabak Mungkid–Jalan Raya Borobudur–Jalan Balaputradewa–Gerbang Masuk Borobudur. Perjalanan ini akan memakan waktu sekitar 7,5 jam dengan jarak tempuh sekitar 356 km.
Bila dari Jakarta, Anda akan menempuh jarak sekitar 509 km dengan lama perjalanan kurang lebih 10 jam. Rute yang bisa Anda tempuh yaitu Jalan Raya Pantura–Tol Cikopo-Palimanan–Tol Kanci-Palimanan–Tol Kanci-Pejagan–Tol Pejagan-Pemalang–Jalan Raya Pantura–Jalan Semarang-Jogja–Jalan Soekarno Hatta–Jalan Balaputradewa–Gerbang Masuk Borobudur.
2. Transportasi Umum
Untuk Anda yang senang bepergian dengan transportasi umum, tak perlu khawatir. Pasalnya, tempat wisata Candi Borobudur sangat mudah dijangkau dengan kendaraan umum.
Jika menggunakan bus, Anda bisa menaiki bus yang menuju Jogja untuk kemudian turun di Terminal Giwangan atau Terminal Jombor. Namun, jika berangkat dari arah Semarang, Anda bisa turun di Terminal Magelang
Dari Terminal Giwangan, Jombor, atau Magelang naiklah bus jurusan Terminal Borobudur. Setelah tiba di Terminal Borobudur, Anda tinggal menaiki becak atau ojek untuk menuju gerbang masuk candi.
Jika Anda menaiki kereta api, turunlah di Stasiun Lempuyangan atau Stasiun Tugu. Dari Stasiun, naiklah bus Trans Jogja untuk menuju Terminal Jombor. Kemudian ikuti rute bus seperti penjelasan di atas.
Misalkan Anda ingin menaiki pesawat, pilihlah rute pesawat yang menuju Bandara Internasional Adisutjipto. Dari Bandara, Anda bisa menaiki bus DAMRI jurusan Borobudur yang beroperasi mulai pukul 07.00 sampai 21.00 WIB. Bus ini bisa Anda naiki dengan membayar biaya sebesar Rp75.000.
Jam Operasional dan Harga Tiket Masuk
Tempat wisata Candi Borobudur dibuka mulai pukul 06.00 sampai 17.00 WIB. Meski begitu, yang ditutup hanyalah gerbang utama menuju kawasan candi. Jadi, Anda tetap bisa mengunjungi desa-desa wisata yang ada di sekitarnya.
Tak hanya berkunjung, Anda juga bisa menginap di desa-desa wisata ini. Pasalnya, ada beberapa homestay yang bisa Anda gunakan sebagai tempat beristirahat. Ada beberapa keunggulan menginap di homestay dibandingkan dengan hotel. Salah satunya, Anda bisa lebih menyelami kebudayaan sekitar tempat wisata yang Anda kunjungi dengan cara ngobrol sembari menikmati secangkir kopi atau teh bersama penduduk setempat.
Nah, jika Anda tertarik untuk menikmati sunrise dan sunset di puncak Arupadhatu, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mendapat akses masuk di luar jam buka normal. Pertama, menginap di Hotel Manohara yang terletak di kawasan candi. Dari hotel ini, Anda bisa mendapat akses khusus untuk masuk area candi sebelum pukul 06.00 dan setelah pukul 17.00 WIB.
Kedua, jika tidak ingin menginap, Anda bisa langsung datang ke Hotel Manohara untuk membeli tiket masuk khusus. Namun, perlu diingat, harga tiket ini jauh lebih mahal dibanding tiket masuk resmi.
Ketiga, Anda bisa mengikuti paket tour yang biasanya disediakan jasa travel yang berada di Jogja. Jika mengikuti paket ini, Anda akan diajak berwisata seharian di tempat-tempat wisata yang ada di Jogja dan sekitarnya. Salah satunya adalah menikmati panorama sunrise atau sunset di Borobudur.
Untuk tiket masuknya, tempat wisata Candi Borobudur terbilang cukup terjangkau bila mengingat banyak hal yang bisa Anda dapatkan di kawasan ini. Hanya dengan membayar biaya sebesar Rp40.000 untuk dewasa dan Rp20.000 untuk anak-anak dengan rentang usia 3 sampai 10 tahun, Anda sudah bisa menikmati kemegahan bangunan candi, Museum Karmawibhangga, Museum Samudra Raksa, dan keindahan alam sekitar kawasan candi. Namun, perlu diingat, untuk bisa menikmati Museum GUSBI, Anda diharuskan membayar biaya tiket lagi sebesar Rp5.000.
Sedangkan bagi wisatawan mancanegara tiket masuk yang dibebankan lebih mahal beberapa kali lipat dibanding wisatawan domestik. Untuk dewasa harga tiketnya sebesar Rp192.000, sedangkan untuk anak usia 3 sampai 10 tahun seharga Rp74.000.
Tips Liburan ke Tempat Wisata Candi Borobudur
Candi Borobudur terletak di area yang sangat luas. Ketika berkunjung ke sini, tak hanya candinya saja yang bisa Anda nikmati, melainkan juga pemandangan alam sekitar, museum, desa wisata, dan lain-lain. Untuk itu, agar liburan Anda menyenangkan, persiapkanlah secara matang dengan menyimak tips berikut ini.
- Pakailah alas kaki yang nyaman karena di kawasan candi Anda akan banyak berjalan kaki.
- Kawasan Candi Borobudur terkenal panas, apalagi saat matahari sedang bersinar terik. Oleh sebab itu, gunakan pakaian yang menyerap keringat.
- Bawalah payung dan gunakan sunscreen atau sunblock agar kulit Anda tidak terbakar sinar matahari.
- Bawalah air minum agar tidak dehidrasi.
- Taruh tas Anda di bagian depan, terutama saat sedang berdesak-desakan agar terhindar dari pencopetan.
- Usahakan untuk berkunjung di hari biasa. Karena saat hari libur, tempat wisata Candi Borobudur akan dipadati wisatawan domestik maupun mancanegara.