
Ada berbagai tempat wisata di Jakarta yang bisa dikunjungi untuk melepas penat. Jika Anda berencana berwisata ke kota ini, mari baca panduannya di sini!
Apabila mendengar Kota Jakarta, Anda mungkin langsung membayangkan betapa padatnya kota tersebut dengan banyaknya gedung bertingkat dan kemacetan yang tidak ada habisnya. Lantas, apakah Anda bisa menjadikan tempat ini sebagai destinasi wisata? Tentu saja. Nyatanya, ada banyak tempat wisata di Jakarta yang layak untuk Anda kunjungi.
Sebelum berlanjut mengulas mengenai seluk beluk kota ini beserta tempat wisatanya, tak ada salahnya Anda mengetahui sedikit mengenai sejarah Kota Jakarta. Dahulu, kota ini bernama Sunda Kelapa yang merupakan kota pelabuhan Kerajaan Pajajaran. Pada tahun 1522, datanglah bangsa Portugis untuk mencari rempah-rempah yang kemudian mengambil alih Sunda Kelapa.
Kerajaan Pajajaran yang dipimpin Fatahillah berhasil merebutnya kembali pada tanggal 22 Juni 1527 dan mengubahnya menjadi Jayakarta yang berarti kemenangan. Kalau Anda menyadarinya, tanggal tersebut juga dijadikan sebagai hari jadi DKI Jakarta.
Tak lama setelah itu, datanglah bangsa Belanda yang mengusai perdagangan di nusantara dan menjadikan Jayakarta sebagai pusatnya. Di saat pendudukan Belanda, tepatnya tanggal 4 Maret 1621, nama Jayakarta diubah menjadi Batavia. Hingga beberapa ratus tahun kemudian, datanglah Jepang yang menguasai Indonesia dan kemudian mengubah namanya menjadi Jakarta.
Cukup panjang ya sejarahnya? Berkaitan dengan hal tersebutlah, ada beberapa destinasi wisata yang sarat dengan sejarah, contohnya adalah wisata Kota Tua Jakarta. Selain itu, masih banyak tempat wisata di Jakarta lainnya yang tak kalah menarik untuk dikunjungi.
Anda tentunya masih penasaran ingin tahu lebih dalam mengenai Jakartaserta tempat wisata mana saja yang layak dikunjungi, bukan? Maka dari itu, Anda harus menyimak ulasan lengkapnya di bawah ini.
Mengenal Kota Jakarta Lebih Dekat
Apabila Anda berencana untuk mengunjungi berbagai tempat wisata di Jakarta, sebaiknya Anda membekali diri dengan sedikit pengetahuan mengenai kota ini. Informasi mengenai letak geografis, keadaan iklim dan cuaca, serta beberapa budayanya bisa Anda baca di bawah ini?
Letak Geografis
Kota Jakarta yang sebagian besar daerahnya datar dan landai ini terletak di barat laut Pulau Jawa. Di sebelah utara, kota ini berbatasan langsung dengan Laut Jawa, di sebelah timur dan selatan berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat, sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Banten.
Apakah Anda tahu berapa luas Jakarta? Kota yang juga merupakan provinsi ini mempunyai luas kurang lebih hanya 661,52 km². Hal ini menjadikan Jakarta sebagai provinsi yang memiliki luas paling sempit jika dibanding dengan provinsi lain di Indonesia.
Provinsi DKI Jakarta dibagi menjadi beberapa wilayah, yaitu lima kota dan satu kabupaten administrasi. Adapun pembagian untuk kota administrasinya adalah Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan. Sedangkan kabupaten administrasi yang dimaksud adalah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.
Iklim dan Cuaca
Suhu Kota Jakarta Jakarta lebih tinggi jika dibandingkan dengan Kota Bandung yang mempunyai hawa sejuk. Suhu rata-rata kota ini mencapai 27,6 °C. Waktu terhangat sepanjang tahun jatuh pada bulan Oktober dengan suhu 28,3°C, sedangkan titik terendah suhu kota ini berada pada bulan Januari, yaitu 26,8 °C.
Apabila Anda berencana mengunjungi berbagai tempat wisata di Jakarta pada bulan November–Februari, sebaiknya pertimbangkanlah dengan matang. Musim penghujan yang jatuh pada rentang waktu tersebut bisa membuat Anda tidak leluasa untuk menikmati obyek wisata yang dikunjungi. Mungkin, akan lebih baik anda berkunjung ketika musim kemarau yang jatuh pada bulan Maret–September.
Budaya Menarik
Sebelum Anda memantapkan hati untuk berkunjung ke berbagai tempat wisata di Jakata, akan lebih baik jika Anda mengetahui tentang kebudayaan kota metropolitan ini. Siapa tahu saat berkunjung ke sini, Anda beruntung bisa menyaksikan pertunjukannya.
1. Gambang Kromong
Mungkin Anda kurang begitu familier dengan salah satu warisan budaya masyarakat Betawi yang bernama gambang kromong ini. Anda tentu tahu peribahasa tak kenal maka tak sayang, bukan? Maka dari itu, Anda harus membaca ulasan menariknya.
Asal nama gambang kromong berasal dari nama alat perkusi yang berasal dari Indonesia, yaitu gambang dan kromong. Akan tetapi, sebenarnya gambang kromong merupakan orkes yang terbentuk dari perpaduan gamelan dan alat musik Tionghoa seperti sukong, tehyan, dan konghayan.
Awal mulanya, gambang kromong diciptakan oleh Nie Hoe Kong pada masa penjajahan Belanda, yaitu tahun 1736-1740. Pada saat itu, alat musik ini biasa dimainkan oleh orang-orang peranakan Tionghoa saja, jadi tidak mengherankan jika bahasa yang digunakan pun masih menggunakan bahasa Tionghoa. Biasanya, gambang kromong dimainkan pada acara ulang tahun, pernikahan, maupun hari besar Tionghoa.
Kemudian pada sekitar abad ke–20, kesenian ini mulai diadaptasi oleh masyarakat Betawi. Dalam orkes gambang kromong, lagu-lagu yang dibawakan biasanya bersifat humor atau lucu dan riang gembira. Namun, ada kalanya juga lagu tersebut bernada sindiran atau ejekan. Lagu-lagu tersebut dinyanyikan secara bergiliran antara laki-laki dan perempuan.
2. Tanjidor
Selain gambang kromong, ada satu lagi kesenian masyarakat Betawi yang tak kalah menarik, yaitu tanjidor. Kesenian yang juga disebut tanji ini mulai berkembang saat pendudukan Belanda pada abad ke-18. Apabila gambang kromong lekat sekali dengan budaya Tionghoa, berbeda dengan tanjidor yang lebih berkiblat pada musik Eropa.
Nama tanjidor sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Portugis “tangedor” yang memiliki makna alat musik berdawai. Namun nyatanya, tidak seperti Portugis yang menggunakan alat musik berdawai dalam pertunjukannya, kesenian khas masyarakat Betawi ini lebih banyak menggunakan alat musik tiup. Alat musik yang digunakan adalah trombone, klarinet, piston, drum, dan simbal.
Grup musik tanjidor biasanya memiliki anggota tujuh hingga sepuluh orang. Beberapa lagu yang sering dimainkan dalam orkes tanjidor adalah Ramton, Surilang, Cente Manis, Merpati Putih, dan lain-lain. Salah satu lagunya, yaitu Ramton, menceritakan tentang meletusnya Gunung Krakatau yang meletus pada tahun 1833 lalu.
Dahulu, para pemain tanjidor berhenti bermain kala musim panen tiba. Setelah panen selesai, mereka kemudian memainkan tanjidor lalu mengamen dari satu tempat ke tempat yang lain. Namun dewasa ini, tanjidor biasanya digunakan sebagai pengiring arakan pengantin atau menyambut tamu penting.
3. Ondel-Ondel
Tak lengkap rasanya membahas ikon kebudayaan Jakarta apabila belum menyebutkan yang satu ini. Bagaimana tidak, acap kali Anda medengar kata ondel-ondel, pasti pikiran Anda akan melayang memikirkan Kota Jakarta.
Ondel-ondel yang berukuran besar ini mempunyai tinggi sekitar 2,5 meter dengan diameter 80 cm. Biasanya, bahan untuk membuatnya berasal dari anyaman bambu. Rambutnya terbuat dari ijuk yang dihiasi kertas warna-warni.
Wajah ondel-ondel dicat dengan warna berbeda. Ondel-ondel laki-laki berwarna merah untuk menunjukkan keberanian, sedangkan untuk ondel-ondel perempuan berwarna putih untuk menunjukkan kesucian. Warna pakaiannya dibuat mencolok untuk mengundang perhatian.
Musik yang digunakan untuk mengiringi arakan ikon Kota Jakarta ini pun beraneka ragam. Ada yang menggunakan tanjidor, pencak betawi, atau bende. Perbedaan alat musik tersebut biasanya tergantung pada kelompok yang mengelola ondel-ondel.
Pada awalnya, ondel-ondel digunakan untuk menolak gangguan roh halus yang sering menggangu manusia. Namun dewasa ini, ondel-ondel sering diikutsertakan dalam berbagai acara, contohnya adalah pesta rakyat dan penyambutan tamu penting.
Pilihan Transportasi Menuju Kota Jakarta
Apabila Anda mempunyai rencana untuk menghabiskan waktu dan mengunjungi beberapa tempat wisata di Jakarta, ada beberapa pilihan transportasi yang bisa digunakan. Baik itu melalui jalur darat, air, maupun udara. Berikut ini adalah beberapa alternatifnya.
1. Kendaraan Pribadi
Saat berkeliling Kota Jakarta, menggunakan kendaraan pribadi merupakan pilihan yang pas jika Anda tidak mau diribetkan dengan urusan transportasi. Hanya dengan menggunakan mobil, Anda bisa pergi ke berbagai tempat wisata di Jakarta tanpa harus berganti-ganti kendaraan.
Untuk yang berasal dari Surabaya, Anda bisa lewat Jalur Pantura. Jalur ini banyak diminati oleh para pelancong karena jalannya yang cenderung lurus dan lebar. Dari Surabaya, Anda kemudian melanjutkan perjalanan ke Gresik–Lamongan–Babat–Tuban –Rembang–Pati–Kudus–Demak–Semarang–Kendal–Pemalang–Tegal–Brebes–Losari–Kanci–Lohbener–Pamanukan–Cikampek–Jakarta
Alternatif lainnya adalah dengan menggunakan jalurTol Jakarta–Surabaya. Jalur sepanjang 759 km ini bisa Anda tempuh dengan waktu kurang lebih delapan jam. Biaya yang akan Anda keluarkan untuk pembayaran tol sekitar Rp480.000. Untuk itu, jangan lupa untuk mengisi saldo e-Toll Anda.
Sedangkan untuk yang berasal dari Jawa Tengah, khususnya area Semarang, Anda bisa menggunakan rute umum ini. Titik keberangkatan adalah Kota Semarang kemudian berlanjut ke Kota Pekalongan–Tegal–Brebes–Cirebon–Purwakarta–Cikampek–Bekasi–Jakarta. Waktu yang Anda habiskan jika melalui jalur normal ini berkisar 11 jam.
Apabila Anda ingin menggunakan jalur tol pun bisa. Waktu tempuh lewat jalur tol ini relatif singkat, yaitu sekitar lima jam. Biaya tol yang dikeluarkan terhitung ekonomis, yaitu berkisar Rp200.000.
2. Bus
Apabila Anda tidak mau capek dan kehabisan tenaga saat berkeliling ke tempat wisata di Jakarta, menggunakan transportasi umum bisa dijadikan pilihan. Salah satunya adalah dengan naik bus. Anda tidak perlu bingung turun di terminal mana. Pasalnya, Kota Jakarta mempunyai banyak terminal yang bisa langsung dituju sesuai daerah yang ingin Anda kunjungi.
Jika tujuannya adalah tempat wisata di Jakarta Utara, turunlah di Pool Kelapa Gading karena bus besar tidak diperbolehkan masuk di Terminal Tanjung Priok. Untuk tujuan Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat, Anda bisa turun di Terminal Lebak Bulus atau Pondok Pinang
Untuk tujuan Jakarta Timur, Anda bisa turun di Terminal Pulo Gebang, Terminal Kampung Rambutan, atau Terminal Pulo Gadung. Terminal Kalideres bisa jadi tempat pemberhentian Anda jika ingin pergi ke Jakarta Barat.
Adapun biaya yang Anda keluarkan bervariasi, tergantung kota keberangkatan Anda. Jika menggunakan bus dari Bandung ke Jakarta, kisaran biaya yang harus Anda bayar adalah Rp60.000–Rp80.000. Untuk Anda yang berasal dari Semarang, biayanya berkisar Rp150.000–Rp200.000 dan Surabaya berkisar Rp270.000–Rp290.000.
3. Kereta
Tak hanya bus saja, transportasi darat lain yang bisa Anda jadikan alternatif, yaitu kereta api. Kelebihan menggunakan kereta api adalah waktu tempuhnya yang relatif singkat. Untuk harga tarifnya sendiri, tergantung sesuai kelas, armada, dan jam pergi yang Anda pilih.
Jika menjatuhkan pilihan untuk naik kereta api, ada beberapa stasiun yang bisa dijadikan pemberhentian, yaitu Stasiun Gambir, Stasiun Pasar Senen, atau Stasiun Jatinegara. Biaya yang Anda keluarkan untuk naik kereta kelas ekonomi dari Bandung akan hampir sama jika Anda menggunakan bus, yaitu sekitar Rp63.000. Untuk kelas eksekutif tentu saja dibanderol dengan harga yang lebih mahal, yaitu Rp150.000.
Apabila Anda berasal dari Kota Semarang, rentang biaya yang dikeluarkan untuk kelas ekonomi Rp150.000–Rp200.000, kelas bisnis Rp200.000–Rp 270.000, dan kelas eksekutif biasanya lebih dari Rp300.000.rnrnAnda bisa melihat informasi lebih lengkap mengenai biaya dan waktu keberangkatan dari kota Anda di situs resmi PT Kereta Api Indonesia. Atau, Anda bisa juga mengecek beberapa aplikasi pembelian tiket yang mempermudah Anda untuk memesan tiket, siapa tahu Anda sedang beruntung dan bisa mendapatkan diskon.
4. Pesawat
Setelah tadi Anda membaca pilihan transportasi umum jalur darat yang bisa Anda gunakan, kini beralih ke pilihan transportasi udara, yaitu menggunakan pesawat. Meskipun Anda harus merogoh kocek yang lebih dalam jika dibanding menggunakan transportasi darat, tapi rasanya sebanding dengan lebih singkatnya waktu yang ditempuh.
Dari bandara keberangkatan, Anda bisa turun di Bandara Internasional Soekarno Hatta atau Bandara Halim Perdana Kusuma sebagai tujuan akhir. Apabila berangkat dari Kota Bandung, harga tiket minimal yang harus Anda bayarkan berkisar Rp420.000, sedangkan untuk Kota Semarang Rp450.000, serta Kota Surabaya Rp500.000. Harga tentunya bervariasi tergantung maskapai penerbangan yang Anda pilih.
5. Kapal
Karena Kota Jakarta berbatasan langsung dengan Laut Jawa, menggunakan jalur laut pun bisa dijadikan pilihan. Biasanya, moda transportasi ini banyak digunakan oleh pelancong yang berasal dari luar Pulau Jawa.
Bila naik kapal, Anda akan turun di Pelabuhan Tanjung Priok. Setelah tiba di pelabuhan, Anda harus naik bus atau moda transportasi umum lain untuk menuju Kota Jakarta. Sebagai gambaran, apabila Anda dari Makassar, tarif yang Anda harus bayarkan berkisar Rp450.000. Sedangkan untuk Anda yang berasal dari Batam harga tarifnya berkisar Rp350.000 untuk kelas ekonomi.
Pilihan Transportasi untuk Jalan-Jalan di Kota Jakarta
Bagi Anda yang memilih menggunakan transportasi umum, tak perlu khawatir. Pasalnya, di sini Anda bisa menemukan banyak pilihan moda transportasi yang bisa digunakan. Mau tahu apa saja? Berikut ini pilihannya.
1. Angkot
Angkot menjadi rekomendasi pertama dari banyaknya moda transportasi umum yang bisa digunakan untuk pergi ke berbagai tempat wisata di Jakarta. Selain mudah didapat, kelebihan lain dari angkot adalah tarifnya yang relatif murah, yaitu berkisar Rp4.000–Rp10.000.
Akan tetapi, perlu diingat bahwa angkot juga mempunyai trayek yang berbeda. Untuk itu, bertanyalah kepada sopir supaya Anda tidak salah jurusan.
2. Bajaj Roda Empat
Salah satu transportasi ikonik Kota Jakarta adalah bajaj. Dahulu, bajaj-bajaj dengan suara khasnya itu banyak digunakan oleh masyarakat sebagai salah satu pilihan transportasi umum.
Seiring berjalannya waktu, bajaj beroda tiga berwarna orange itu mulai digantikan dengan bajaj beroda empat. Akan tetapi, kendaraan yang lebih dikenal dengan bajaj qute ini baru bisa Anda temukan di daerah Jakarta Pusat.
Uang yang harus Anda keluarkan untuk naik kendaaraan ini adalah Rp5.000 per orang. Untuk Anda yang bepergian bersama teman atau keluarga, moda transportasi ini bisa dijadikan pilihan. Pasalnya, bajaj ini muat untuk menampung empat orang.
3. Bus Kota
Moda transportasi umum lain yang bisa diandalkan adalah bus kota. Di sini, berbagai macam armada bus kota bisa Anda jumpai, salah satunya adalah Kopaja.
Jumlah bus kota yang banyak tentu menjadi kelebihan tersendiri. Armadanya banyak dan mudah ditemukan, jadi Anda tidak perlu takut ketinggalan.
Sama seperti angkot, armada bus juga mempunyai trayek masing-masing. Jadi, apabila Anda berencana untuk naik bus kota, pastikan bus tersebut bisa mengantarkan Anda ke destinasi tempat wisata di Jakarta yang dituju. Pasalnya, beberapa bus mengharuskan Anda berganti jurusan agar bisa sampai ke tempat tujuan.
4. Bus Transjakarta
Selanjutnya, alternatif moda transportasi umum yang bisa gunakan adalah bus Transjakarta. Kelebihan naik bus ini adalah jarak tidak berpengaruh terhadap besarnya tarif. Mau Anda pergi jauh atau dekat, uang yang dibayarkan pun tetap sama.
Kalau naik pada pukul 05.00–07.00 WIB, Anda hanya perlu membayar Rp2.000. Sementara itu, jika lebih dari pukul 07.00 WIB, Anda akan dikenai tarif Rp3.500. Murah sekali, kan?
5. Bus Wisata
Anda juga bisa mengelilingi Jakarta menggunakan bus wisata yang disediakan oleh pemerintah. Bus Wisata Jakarta bertingkat ini mempunyai 28 armada dan melayani enam rute perjalanan, yaitu History of Jakarta, Jakarta Modern, Kesenian dan Kuliner , Jakarta Skyscrappers, Jakarta Open Space, dan Cagar Budaya Jakarta.
Apabila Anda ingin berwisata sambil menambah wawasan, pilihlah bus jurusan History of Jakarta untuk berkeliling ke berbagai tempat wisata bersejarah di Jakarta. Rutenya adalah Halte Juanda, Masjid Istiqlal, Monas 2, IRTI Monas, Balai Kota, Museum Nasional, Gedung Arsip, dan Museum Bank Indonesia. Bus rute ini beroperasi tiap hari Senin–Sabtu mulai pukul 10.00–18.00 WIB dan Minggu mulai pukul 12.00–19.00 WIB.
Untuk rute Jakarta Modern, Anda akan diantar untuk mengelilingi Museum Nasional 1, Museum Nasional 2, Balai Kota, Museum Nasional, dan Gedung Kesenian Jakarta. Jam operasional rute ini adalah Senin–Sabtu pukul 10.00–18.00 WIB dan Minggu pukul 12.00–19.00 WIB.
Apabila ingin menikmati kuliner ibu kota dan melihat keseniannya, Anda sebaiknya memilih bus Kesenian dan Kuliner ini melayani rute Halte Juanda, Monas 1, Monas 2, Balai Kota, Sarinah, Bundaran HI, Harmoni, Gedung Arsip, Museum BI, BNI 46, Sawah Besar, Masjid Kebun Jeruk, dan Pecenongan. Sedangkan untuk jadwal operasionalnya hanya tersedia pada hari Sabtu mulai pukul 18.00 WIB sampai 23.00 WIB.
Jika Anda Ingin berkeliling melihat bangunan tinggi, ambillah rute bus Jakarta Skyscrappers yang dilayani tiap hari Senin–Sabtu pukul 10.00–18.00 WIB dan Minggu 12.00–19.00 WIB. Sedangkan untuk menikmati ruang terbuka ibu kota, Anda harus memilih bus Jakarta Open Space yang dilayani hari Senin–Jumat pukul 10.00–18.00 WIB , Sabtu pukul 10.00–23.00 WIB, dan Minggu pukul 12.00–19.00 WIB.rnrnDan yang terakhir adalah bus yang melayani rute cagar budaya. Adapun jam operasionalnya yaitu hanya tersedia tiap akhir pekan saja mulai pukul 13.00–21.00 WIB. Adakah yang menarik minat Anda?
6. Kereta Rel Listrik (KRL)
Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah mengetahui rute perjalanan tujuan Anda supaya tidak salah naik kereta. Semua rute telah ditulis secara jelas di papan informasi, jadi Anda tidak akan bingung.
Setelah itu, Anda bisa membeli tiket KRL yang terdiri dari dua jenis. Jenis pertama adalah Tiket Harian Berjaminan (THB) yang biasa digunakan untuk melakukan satu kali perjalanan, biaya untuk membeli kartu THB biasanya berkisar Rp13.000–Rp20.000. Sedangkan jenis kedua adalah Kartu Multi Trip (KMT) yang bisa digunakan berulang-ulang. Untuk harga awal membeli kartu jenis ini, baiknya Anda siapkan dana sekitar Rp100.000.
Ketika tiket sudah di tangan, Anda pun bisa menikmati perjalanan menggunakan KRL. Jangan lupa perhatikan tempat duduk Anda, berikan kursi prioritas kepada mereka yang berhak. Untuk laki-laki, tentunya juga tidak diperbolehkan untuk duduk di gerbong khusus wanita dan anak-anak.
7. Kendaraan Sewa
Selain beberapa transportasi umum di atas, Anda juga bisa bepergian ke tempat wisata di Jakarta menggunakan kendaraan sewa. Tenang saja, untuk mencarinya tak akan susah karena banyak perusahaan atau perorangan yang menyediakan jasa ini.
Jika ingin mengurangi waktu bermacet-macetan di jalanan ibu kota, Anda bisa menggunakan jasa sewa motor. Ongkos rata-rata untuk menyewa motor berkisar Rp60.000–Rp100.000 per 24 jam. Jika Anda menyewa selama beberapa hari, biasanya akan mendapatkan potongan biaya.
Apabila pergi bersama rombongan teman atau keluarga, sewa saja kendaraan roda empat. Harga sewa paling murah bisa mulai dari Rp300.000 per 12 jam. Bila menyewa selama 24 jam biasanya juga akan mendapatkan diskon. Namun, harga tersebut belum termasuk sopir, bensin, dan bayar tol.
8. Kendaraan Online
Di kota metropolitan terbesar di Asia Tenggara, tentu merupakan suatu hal yang mustahil jika Anda tidak bisa menemukan jasa kendaraan online. Maka dari itu, motor atau mobil online bisa dijadikan pilihan untuk mengantar Anda pergi ke tempat wisata di Jakarta.
Anda tentu sudah tahu caranya, bukan? Tinggal download aplikasi jasa kendaraan online yang diinginkan, lalu order melalui aplikasi tersebut dan tunggu hingga orderan datang. Mengenai ongkosnya, tentu saja bervariasi sesuai jarak tempuh dan penyedia jasa yang Anda gunakan.
9. Ojek dan Taksi Konvensional
Bagaimana jika dalam ingin memesan kendaraan online tapi kuota internet habis? Tak perlu cemas karena Anda bisa naik ojek pangkalan atau taksi bisa digunakan tanpa order terlebih dahulu.
Untuk naik ojek, Anda sebaiknya bertanya mengenai tarifnya diawal supaya tidak terjadi penggelembungan biaya. Sedangkan untuk taksi, Anda cukup membayar sesuai argo yang tertera.
Tempat Wisata di Jakarta yang Wajib Dikunjungi
Menjelajahi suatu kota tanpa pergi mengunjungi tempat wisata ikoniknya tentu rasanya tidaklah lengkap. Kalau sedang mencari referensi destinasi wisata, Anda bisa membaca informasi lengkapnya berikut. Tempat-tempat wisata di Jakarta yang ikonik ini bisa Anda kunjungi sendirian, bersama teman, maupun keluarga.
1. Monumen Nasional
Gambir, Jakarta Pusat
DKI Jakarta
https://goo.gl/maps/Gcg4hAoDjgp
Setiap hari: 07.00–24.00 WIB
Dewasa: Rp20.000 + Rp7.500 (tambahan masuk puncak)
Anak: Rp10.000 + Rp3.500 (tambahan masuk puncak)
Monuman Nasional atau Monas merupakan salah satu bangunan ikonik di Kota Jakarta. Apabila Anda berencana untuk pergi ke ibu kota, tempat wisata di Jakarta Pusat ini wajib untuk dikunjungi.
Tugu Monas yang mulai dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975 ini didirikan sebagai pengingat akan perjuangan bangsa Indonesia untuk lepas dari penjajahan. Untuk itulah, ukuran Monas dibuat sesuai dengan tanggal kemerdekaan yang jatuh pada tanggal 17 Agustus 1945. Mulai dari tinggi pelataran cawan dari dasar yang mempunyai tinggi 17 meter, rentang tinggi antara ruang museum sejarah ke dasar cawan berukuran 8 meter, dan yang terakhir adalah luas pelatarannya berukuran 45×45 meter.
Selain itu, puncak Monas juga melambangkan semangat dan perjuangan rakyat yang tak pernah padam. Puncak tersebut berlapis emas seberat 50 kg dengan perunggu 14,5 ton pada penyangganya. Sungguh menakjubkan, bukan?
Area tempat wisata di Jakarta Pusat ini buka setiap hari selama 24 jam. Akan tetapi, apabila Anda ingin memasuki bangunan tugu Monas, biasanya akan tutup tiap hari Senin. Ada dua sesi yang bisa Anda pilih untuk memasuki tugu tersebut, sesi pertama pukul 08.00–16.00 WIB dan sesi kedua pukul 19.00–22.00 WIB.
Di dalam tugu Monas, Anda akan menemukan diorama lengkap mengenai sejarah Indonesia. Anda juga akan disuguhi replika Garuda Pancasila raksasa dan peta nusantara yang dilapisi emas. Tak hanya itu, Anda pun bisa naik ke puncak untuk melihat pemandangan Kota Jakarta dari atas. Namun, Anda harus begantian karena puncak cawan hanya berkapasitas 50 orang.
Aktivitas menarik tak hanya dilakukan di tugu Monas saja, tetapi Anda juga bisa menyaksikan pertunjukkan air mancur menari di pelatarannya. Pertunjukkan tersebut biasanya diadakan pada hari Sabtu dan Minggu dengan diiringi lagu khas Indonesia. Untuk menikmatinya pun terbagi atas dua sesi, yaitu pukul 19.30 WIB dan 20.30 WIB.
2. Kota Tua Jakarta
Jl. Taman Fatahillah No.1, RT.7/RW.7, Kota Tua
Pinangsia, Tamansari, Jakarta Barat
DKI Jakarta 11110
https://goo.gl/maps/xwnjrfdJ9pu
Setiap hari: 24 jam
Gratis
Kawasan Kota Tua menjadi rekomendasi tempat wisata di Jakarta selanjutnya. Di sini, Anda akan disuguhi dengan pemandangan khas Kota Jakarta tempo dulu. Bangunan arsitekturnya yang indah serta memiliki nilai historis tinggi membuat objek wisata yang satu ini wajib untuk dikunjungi.
Kawasan wisata di Jakarta Barat ini dibuka setiap hari dan sering dipadati oleh pengunjung, apalagi ketika akhir pekan atau musim liburan tiba. Untuk memasuki area Kota Tua memang tidak dipungut biaya, tetapi untuk beberapa objek wisata biasanya mempunyai tarif dan jam operasional masing-masing.
Ada beberapa objek wisata yang bisa Anda datangi, salah satunya adalah Museum Fatahillah. Bangunan yang dulunya berfungsi sebagai balai kota ini menyimpan banyak sekali benda bersejarah. Tercatat, ada sekitar 23.500 benda koleksi sejarah di sini, baik asli maupun replika.
Beberapa peninggalan terkenal yang bisa Anda temukan di sini adalah Meriam Si Jagur, Prasasti Ciaruteun dari Kerajaan Tarumanagara, Lukisan Gubernur Jenderal VOC, dan masih banyak lagi. Nantinya saat Anda berkunjung ke sini, tak perlu bingung karena ruangan di tempat ini ditata sedemikan rupa menurut periode asalnya.
Anda juga bisa naik kapal di Pelabuhan Sunda Kelapa hanya dengan membayar Rp50.000 sekali jalan. Deretan kapal pinisi juga akan memanjakan mata Anda. Tempat ini sering kali menjadi favorit para pengunjung untuk melihat matahari terbenam karena suasana yang disuguhkan begitu menakjubkan.
Selain kedua objek wisata yang telah disebutkan, Anda juga bisa mengunjungi objek wisata lain. Di antaranya adalah seperti Museum Bank Indonesia, Stasiun Kereta Api Kota, Museum Wayang, dan masih banyak lagi.
Mengingat kawasan ini begitu luas, sebaiknya siapkan kondisi tubuh Anda untuk menjelajahi tempat ini. Sayang sekali kalau ada tempat menarik yang terlewat karena kondisi tubuh yang kurang prima. Kalau Anda capek berjalan kaki mengitari kawasan ini, Anda bisa menyewa sepeda onthel.
3. Taman Mini Indonesia Indah
Jakarta Timur
DKI Jakarta
https://goo.gl/maps/cshHimK24Ur
Setiap hari: 08.00–17.00 WIB
Rp10.000/orang
Tadi Anda sudah membaca mengenai salah satu objek wisata di Jakarta Barat, bukan? Kini saatnya beralih ke salah satu tempat wisata di Jakarta Timur yang sayang untuk dilewatkan, yaitu Taman Mini Indonesia Indah atau TMII. Objek wisata bertema budaya Indonesia yang memiliki luas sekitar 150 hektare ini berisikan berbagai anjungan budaya dari 33 provinsi di Indonesia dan berbagai wahana menarik lainnya.
Setiap anjungan budaya biasanya menampilkan minimal tiga bentuk rumah adat khas daerah sesuai provinsi yang bersangkutan. Rumah adat tersebut itu dibuat persis sesuai dengan bentuk bangunan aslinya. Bahkan, ada pula yang langsung didatangkan dari daerah asalnya.
Tiap rumah daerah menjadi tempat untuk menunjukkan benda-benda khas provinsi tersebut. Mulai dari pakaian adat, peralatan kesenian, hasil kerajinan, dan benda-benda budaya yang lain. Anda juga bisa melihat kesenian dari masing-masing provinsi yang biasanya diadakan tiap Minggu atau hari libur
Apabila Anda sudah berkeluarga, tempat ini merupakan sarana yang pas untuk mengenalkan budaya Indonesia kepada si kecil secara nyata, tidak hanya lewat gambar di internet saja. Kalaupun Anda belum berkeluarga ya tidak apa-apa, berkunjung ke sini pun dapat menambah dan memperdalam wawasan Anda akan budaya nusantara.
Selain menikmati budaya di tiap anjungan, Anda juga bisa menikmati aktivitas lain yang tak kalah menyenangkan, salah satunya adalah bersepeda. Untuk mengelilingi tempat ini, Anda bisa menyewa sepeda dengan harga sewa Rp15.000–Rp30.000 tergantung dari jenis yang Anda pilih.
Tak hanya bersepeda, Anda juga wajib menikmati wahana kereta gantung dan kereta api mini. Belum afdal berjalan-jalan ke TMII kalau belum menaiki kedua wahana tersebut. Tarif untuk naik kereta gantung adalah Rp40.000, sedangkan kereta mini Rp25.000.
Sebagai catatan, tarif masuk yang dibayar di awal tidak termasuk pembayaran wahana atau objek wisata. Jadi, bila Anda ingin naik wahana atau yang lain, Anda akan membayar lagi sesuai ketentuan yang berlaku.
4. Taman Margasatwa Ragunan
Jl. Harsono RM No. 1
Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan
DKI Jakarta 12550
https://goo.gl/maps/uiYcpxgGBLQ2
Selasa–Minggu: 07.00–16.00 WIB
Dewasa: Rp4.000/orang
Anak–anak: Rp3.000/orang
Apabila ingin mengajak keluarga, baik itu putra-putri atau keponakan, Anda bisa mengajak mereka pergi ke Kebun Binatang Ragunan. Tempat wisata di Jakarta Selatan ini sangat bagus digunakan sebagai sarana belajar mengenai berbagai jenis hewan. Yang biasanya hanya bisa dilihat di internet maupun TV, di sini fisik nyatanya bisa dilihat secara langsung.
Kebun Binatang Ragunan ini juga merupakan tempat wisata di Jakarta yang murah meriah. Bagaimana tidak, harga tiket masuknya saja tidak lebih dari Rp5.000. Mulai tahun 2017, pihak pengelola tempat ini menerapkan penggunaan sistem pembayaran baru, yakni menggunakan Jakcard.
Setiap pengunjung diwajibkan untuk memiliki kartu Jakcard. Apabila Anda belum punya, kartu tersebut bisa dibeli di loket dengan biaya Rp30.000. Harga tersebut sudah termasuk saldo dan biaya pembuatan kartu.
Satu kartu bisa digunakan oleh beberapa orang, dengan catatan selama saldo masih cukup. Nantinya, kartu tersebut juga digunakan untuk pembayaran objek wisata lain yang terdapat di dalam kawasan kebun binatang tersebut. Sebagai tambahan informasi, kartu tersebut tidak hanya berguna untuk masuk Ragunan saja, tapi juga bisa digunakan untuk naik Transjakarta dan pembayaran masuk Tugu Monas.
Tempat ini mempunyai luas kurang lebih 147 hektare. Apabila Anda merasa tidak sanggup untuk berjalan seharian mengitarinya, ada beberapa alternatif yang bisa Anda gunakan. Di antaranya menyewa sepeda dengan tarif berkisar Rp10.000–Rp15.000/jam atau naik kereta wisata dengan biaya Rp7.500/orang.
Saat berkeliling di sini, Anda akan menjumpai kurang lebih 2.ooo ekor satwa. Ada mamalia seperti harimau, gorila, gajah, dan beruang. Ada juga aneka unggas di antaranya burung merak, elang, flamingo dan masih banyak lagi lainnya.
Anda juga bisa mengunjungi pusat konservasi orang utan di Pusat Primata Schmutze. Dengan membayar Rp6.000 saja, Anda sudah bisa melihat keseharian dan tingkah polah lucu para orang utan tersebut. Selain itu, Anda juga bisa menyaksikan pertunjukan atraksi satwa yang sudah terlatih dan juga bisa naik gajah atau unta.
5. Museum MACAN
AKR Tower Level MM, Jl. Perjuangan No.5, RT.11/RW.10,
Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat
DKI Jakarta 11530
https://goo.gl/maps/pi7Jm3VdvMu
Selasa–Minggu: 10.00–19.00 WIB
Dewasa: Rp100.000
Pelajar: Rp90.000
Anak-anak: Rp80.000
rnrnKalau Anda adalah seorang pecinta seni atau sedang mencari tempat wisata di Jakarta yang instagramable, Museum MACAN bisa dijadikan pilihan. Jangan dibayangkan tempat ini akan penuh dengan patung macan atau harimau, ya. Pasalnya, tempat ini tidak ada hubungan dengan satwa pemakan daging itu. Kepanjangan dari MACAN adalah Modern and Contemporary Art in Nusantara.
Tempat wisata yang telah resmi dibuka sejak 4 November 2017 ini merupakan museum kontemporer pertama di Indonesia. Di sini, Anda bisa melihat lebih dari 800 koleksi karya seni yang tak hanya berasal dari Indonesia, melainkan juga dari Amerika dan Eropa. Karya seni yang ditampilkan di sini tidak hanya berbentuk lukisan saja, akan tetapi juga dalam berbagai media, teknik, dan instalasi.
Salah satu seniman kontemporer terkenal yang karyanya dipajang di sini adalah Yayoi Kusama. Karya instalasinya yang berjudul Infinity Mirrored Room merupakan objek yang banyak menyita banyak perhatian pengunjung. Di dalam ruangan yang berukuran 2×4 meter ini, keadaannya begitu gelap dan berisi banyak lampu LED warna-warni.
Apabila penasaran bagaimana wujudnya, Anda bisa melihat gambar di atas. Karena merupakan karya seni yang banyak diminati oleh pengunjung, maka Anda harus sabar mengantre jika ingin berfoto di ruangan ini. Karya seni instalasi lainnya yang bisa Anda abadikan adalah Narcissus Gardena, Obliteration Room, Dots Obsession, dan masih banyak lagi.
Untuk berkunjung ke sini, ada peraturan yang harus Anda taati. Beberapa di antaranya adalah untuk tidak menyentuh karya seni yang dipajang, mengatur telepon genggam dalam mode diam, tidak boleh memotret menggunakan kamera profesional dan menghidupkan flash, dan membawa makanan atau minuman.
Dengan biaya yang cukup terjangkau, tentu Anda tidak akan rugi menikmati keindahan karya seni di lokasi yang dinobatkan sebagai Tempat Terbaik untuk Dikunjungi 2018 versi majalah Times ini. Akan tetapi, jam kunjung Anda dibatasi hanya selama dua jam, jadi manfaatkan waktu Anda sebaik mungkin.
Wisata Kuliner Jakarta yang Wajib Dicoba
Jalan-jalan ke berbagai tempat wisata di Jakarta tentunya kurang lengkap jika belum menikmati makanan khas ibu kota. Sembari jalan-jalan, tak ada salahnya mengisi perut dengan menikmati makanan dan minuman yang akan memanjakan lidah Anda.
Soto betawi mungkin makanan yang terlintas di benak Anda, tapi masih ada banyak makanan khas kota Jakarta yang patut anda coba. Kalau Anda ingin tahu apa makanan tersebut, lebih baik simak selengkapnya berikut ini.
1. Ketan Uli
Nama ketan uli mungkin terdengar kurang familier di telinga Anda. Penganan yang berbahan dasar ketan ini ternyata bukan hanya sekadar makanan. Ketan uli digunakan sebagai sebuah simbol kekeluargaan atau silaturahmi oleh masyarakat Betawi.
Makanan yang biasa disajikan ketika lebaran ini mungkin sudah cukup sulit ditemukan. Akan tetapi, apabila benar-benar ingin mencobanya, Anda bisa datang ke Stasiun Jakarta Kota untuk mecicipi kelezatannya.
Sepotong uli yang bercita rasa gurih ini dibanderol dengan harga Rp2.500 saja. Uli yang Anda jumpai di tempat ini biasanya disajikan dengan cara dibakar.
Proses membakarnya pun tak lama, Anda hanya menunggu sekitar tiga hingga lima menit. Setelah matang, penganan ini disajikan dengan tambahan serundeng. Selain dibakar, cara lain untuk menikmati uli adalah dengan digoreng atau memakannya dengan tapai.
2. Bubur Ase
Salah satu menu sarapan favorit untuk kebanyakan orang adalah bubur. Menyambut hari dengan semangkuk bubur hangat tentu menyenangkan. Kalau Anda sedang berlibur ke sini, jangan lupa untuk mencoba bubur ase khas Jakarta ini.
Lantas, apa yang membedakan bubur ini dengan yang lain? Yang pertama adalah warna kuahnya. Apabila pada umumnya kuah bubur berwarna kuning, kuah bubur ase berwarna coklat. Hal ini tak lain dan tak bukan karena kuah yang digunakan dalam bubur ini adalah kuah semur daging ala Betawi yang terkenal dengan kelezatannya.
Kekhasan lain dari bubur ini adalah topping-nya. Pelengkap bubur seperti suwiran ayam, bawang goreng, kacang kedelai goreng, dan taburan daun seledri tentu sudah sering Anda temui, bukan? Kalau di makanan khas ini, Anda akan menjumpai potongan daging sapi, kentang, ikan teri, dan asinan khas Betawi.
Asinan sayur yang dicampurkan tersebut biasanya berisi sawi asin, mentimun, taoge, dan wortel. Sedangkan bumbu asinannya sendiri terbuat dari campuran udang kering dan bumbu dasar seperti gula pasir, garam, air, dan cabai merah. Bagaimana? Apakah Anda tertarik untuk mencobanya?
Semangkuk bubur ase dibanderol dengan harga Rp12.000–Rp15.000. Tidak seperti bubur lain yang mudah ditemukan, keberadaan makanan yang satu ini termasuk langka. Anda harus meluangkan waktu untuk mencari penjual makanan ini apabila benar-benar ingin mencobanya.
Salah satu kedai bubur ase yang bisa Anda coba adalah yang berlokasi di Tanah Abang. Atau, kalau kunjungan Anda bertepatan dengan acara Pekan Raya Jakarta atau acara budaya lainnya, Anda bisa mencarinya di sana.
3. Kerak Telor
Tidak lengkap rasanya jika membahas makanan khas Jakarta tanpa menyebut kerak telor. Makanan bercita rasa gurih ini memang menjadi makanan yang banyak dicari oleh para pelancong saat menghabiskan waktu di berbagai tempat wisata di Jakarta. Usut punya usut, ternyata penganan yang satu ini sudah ada sejak zaman Belanda, lho.
Pada zaman dahulu, Jakarta yang masih dikenal dengan nama Batavia memiliki banyak lahan subur yang ditumbuhi pohon kelapa. Dikarenakan jumlah panen buah kelapa begitu berlimpah, masyarakat Betawi ingin memanfaatkan hasil panen tersebut. Salah satu produk yang tercipta adalah kelak telor.
Kelapa yang telah diparut kemudian disangrai dan dijadikan bahan pelengkap kerak telor. Sedangkan, bahan-bahan dasar yang digunakan untuk membuat penganan ini adalah beras ketan putih, ebi, telur bebek atau telur ayam. Bumbu yang digunakan juga mudah ditemui seperti garam, gula pasir, jahe, merica, kencur, dan cabai merah.
Apabila Anda ingin mencobanya, tidak sulit kok untuk menemukan para penjual kerak telor ini. Ketika berkunjung ke Monas, Anda bisa dengan mudah menemukannya di sana. Tak hanya di objek wisata ikonik itu saja, makanan ini juga bisa ditemukan di acara-acara budaya Kota Jakarta.
Soal harganya, Anda tak perlu khawatir akan mahal. Satu porsi kerak telor biasanya dihargai sekitar Rp20.000–Rp25.000, tergantung jenis telur yang Anda pilih.
4. Putu Mayang
Saat Anda membaca nama makanan yang satu ini, mungkin di benak Anda bertanya apakah makanan ini sejenis putu bambu yang sering dijajakan keliling itu? Pada dasarnya, bahan untuk membuat kedua makanan tersebut sama, hanya saja putu bambu menggunakan tambahan tepung ketan.
Sementara itu, bahan-bahan yang digunakan untuk membuat penganan khas yang satu ini adalah tepung beras, santan kelapa, dan gula merah. Tak hanya itu, ditambahkan juga sedikit pewarna untuk membuat penampilannya semakin menarik. Tentu saja pewarna yang digunakan yang aman untuk dikonsumsi.
Uniknya, bahan-bahan tersebut dicampur menjadi satu dan dibentuk menyerupai gulungan mi. Untuk penyajian, biasanya ada beberapa cara yang biasa digunakan. Di antaranya adalah disajikan dengan saus manis gula merah atau putih, kuah santan, atau parutan kelapa saja.
Untuk dapat menikmati makanan yang unik ini, paling tidak harga yang harus Anda bayar berkisar Rp5.000/bungkus. Tiap bungkus biasanya berisi tiga buah putu beserta pelengkapnya. Cukup murah, bukan?
Mungkin putu mayang sedikit susah untuk ditemukan, meski di area yang banyak wisatawannya sekalipun. Akan tetapi, biasanya penganan ini bisa ditemukan di berbagai festival kuliner nasional atau kuliner Betawi.
5. Es Selendang Mayang
Tadi Anda sudah membaca mengenai beberapa makanan khas Jakarta, kan? Tak hanya makanan, Anda pun wajib untuk mencoba minumannya. Salah satunya adalah es selendang mayang.
Es ini sudah populer bahkan sejak Indonesia belum merdeka, tepatnya pada tahun 1940-an. Nama uniknya diambil dari warna selendang yang warna warni seperti warna isiannya, sementara mayang berarti manis dan kenyal. Konon, minuman ini melambangkan kehangatan dan kemeriahan.
Bahan baku utamanya adalah tepung beras yang dicampur dengan hunkwe. Bahan-bahan tersebut diberi pewarna dan diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan warna merah, putih, dan hijau. Apabila Anda melihat bentuknya, mungkin sekilas mirip dengan kue lapis.
Nantinya, isian tersebut akan disajikan bersama gula aren, santan, dan es batu. Membayangkannya saja pasti sudah membuat Anda menelan liur, ya? Apalagi jika diminum pada siang hari saat cuaca sedang panas, pasti tambah mantap.
Minuman ini biasa dijajakan oleh penjualnya baik dengan gerobak dorong maupun gerobak pikul. Dewasa ini, penjual es selendang mayang juga agak sulit ditemukan. Tapi, apabila Anda ingin mencobanya, bisa datang ke kawasan Kota Tua Jakarta. Dulunya, minuman ini biasa disajikan pada acara pernikahan dan hajatan orang Betawi.
6. Bir Pletok
Satu lagi minuman khas Jakarta yang tidak boleh Anda lewatkan, yaitu bir pletok. Dari namanya, mungkin banyak yang mengira kalau bir pletok mungkin mengandung alkohol, tapi minuman ini sama sekali tidak ada alkoholnya dan malah bermanfaat untuk kesehatan.
Minuman khas Betawi ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Konon, dahulu beberapa kalangan masyarakat Betawi diundang ke pesta orang Belanda yang tentu saja menyediakan alkohol. Dikarenakan mayoritas orang-orang Betawi beragama muslim yang tidak boleh mengonsumsi alkohol, maka mereka membuat minuman serupa.rnrnMereka kemudian meramu minuman yang terbuat dari rempah-rempah seperti jahe, serai, cengkeh, daun pandan, kayu manis, dan pewarna alami berupa kayu secang. Semua bahan tersebut dicampur dan menghasilkan warna yang serupa dengan wine. Untuk kata pletok sendiri, terinsipirasi saat orang Belanda membuka tutup botol wine.
Tidak seperti alkohol yang memabukkan, bir pletok bermanfaat bagi tubuh, salah satunya adalah mengandung antikosidan yang tinggi. Minuman ini bisa dinikmati selagi hangat maupun dingin dengan menambahkan es batu.
Bir pletok biasanya dikemas dalam dua jenis, dalam botol dan sachet. Harga per botol minuman ini berkisar Rp10.000–Rp15.000 per 250 ml. Sedangkan untuk kemasan sachet, biasanya dijual Rp20.000 per pack dengan isi lima sachet. Praktis untuk dijadikan oleh-oleh maupun diminum sendiri, bukan?
Pilihan Tempat Menginap Saat Wisata di Kota Jakarta
Bagi Anda yang berasal dari luar kota dan ingin menjelajahi berbagai tempat wisata di Jakarta, tentu menghabiskan waktu sehari tidaklah cukup. Beberapa hari menghabiskan waktu di ibu kota tentu Anda membutuhkan tempat tinggal sementara. Namun, Anda tak perlu khawatir mengenai hal tersebut karena di sini ada banyak sekali penginapan yang tersedia.
Soal harga pun bervariasi, Anda bisa memilihnya sesuai bujet maupun kenyamanan Anda. Apabila ingin mengetahui informasi lengkapnya, Anda bisa membacanya di bawah ini.
1. Low Budget
Meskipun Jakarta adalah kota besar yang biasanya identik dengan biaya mahal, nyatanya menemukan tempat penginapan murah tidaklah sulit. Berikut ini ada beberapa penginapan murah yang bisa Anda temui, di antaranya adalah homestay, hostel, dan budget hotel.
a. Budget Hotel
Budget hotel menjadi pilihan yang ekonomis ketika Anda ingin menghemat bujet dan lebih ingin mengalokasikan dana untuk untuk berjalan-jalan ke berbagai tempat wisata di Jakarta. Penginapan yang satu ini memberikan layanan standar yang memang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh penyewa saja, tidak ada biaya lain-lain seperti hotel pada umumnya.
Umumnya hotel ini dikenal dengan bed and breakfast karena fasilitas utama yang ditawarkan memang umumnya tempat tidur dan sarapan. Ukuran ruangannya pun lebih kecil jika dibanding dengan hotel konvensional.
Adapun fasilitas-fasilitas standar yang diberikan oleh tempat penginapan ini adalah pendingin ruangan seperti AC atau kipas angin, tissue, dan sarapan. Jika ingin menikmati fasilitas lain seperti perlengkapan mandi, wifi, air mineral, Anda akan dikenakan biaya tambahan. Biaya sewa per malamnya tidak terlalu mahal, biasanya berkisar Rp120.000 ke atas untuk kamar standar.
b. Homestay
Apabila mendengar kata homestay, mungkin yang ada di benak Anda adalah menyewa sebuah kamar dalam beberapa waktu dengan sang pemilik rumah tinggal bersama Anda. Namun, di Indonesia, makna tersebut sudah bergeser. Di sini, sang pemilik menyewakan rumahnya dan tidak tinggal dalam satu rumah dengan sang penyewa.
Untuk Anda yang pergi beramai-ramai dengan keluarga atau teman, menyewa homestay bisa jadi pilihan tempat untuk menginap. Rata-rata tarif menginap di homestay berkisar Rp100.00-Rp300.000/hari. Dengan harga tersebut, fasilitas yang didapat adalah TV, pendingin ruangan, peralatan dapur, dan ada juga yang menyediakan wifi.
Biasanya semakin tinggi Anda membayar, semakin lengkap pula fasilitasnya. Bahkan, ada pula yang sudah menyediakan sarapan, jadi Anda pagi-pagi tidak perlu kelimpungan untuk mencari sarapan.
c. Hostel
Hostel juga bisa dijadikan alternatif penginapan murah. Penginapan ini umumnya mempunyai tempat tidur susun berjumlah empat hingga delapan kasur tiap kamarnya. Jadi, Anda harus bisa membaur dengan orang yang belum pernah Anda temui. Tipe penginapan seperti ini cocok untuk Anda yang merupakan seorang backpacker sehingga bisa berbagi cerita dan pengalaman dengan traveler lain.
Fasilitas yang disediakan juga cukup lengkap, seperti adanya dapur dan kamar mandi. Namun, fasilitas tersebut digunakan bersama-sama dengan penyewa yang lain. Ada pula beberapa hostel yang menyediakan jasa laundry sehingga Anda tak perlu bingung mencari tempat untuk mencuci pakaian Anda.
Harga rata-rata yang dipatok untuk menginap di hostel berkisar mulai Rp125.000–Rp300.000 per malam. Tentunya, kisaran harga tersebut berdasarkan tipe kamar yang di pilih dan di kawasan mana Anda menginap.
2. Mid Range
Anda mempunyai anggaran lebih dan menginginkan tempat yang nyaman untuk beristirahat selama mengunjungi tempat wisata di Jakarta? Jika iya, pilih saja hotel bintang 2 atau 3.
Fasilitas di penginapan berbujet mid range ini tentu saja lebih baik dibanding penginapan low bujet. Untuk bisa menginap di hotel ini, Anda harus merogoh kocek sekitar Rp300.000–Rp700.000. Anda bisa membaca pilihannya berikut ini.
a. Hotel Bintang 2
Di kota besar seperti Jakarta, tentu saja mudah menemukan hotel berbintang 2. Biasanya, hotel-hotel ini terletak di kawasan yang strategis sehingga mudah dijangkau. Biaya yang Anda harus keluarkan untuk menginap di hotel jenis ini biasanya berkisar Rp300.000–Rp500.000.
Fasilitas yang bisa Anda nikmati adalah layanan kamar selama 24 jam, akses internet gratis, sarapan, perlengkapan mandi, dan fasilitas standar yang lainnya. Apabila Anda ingin menikmati fasilitas lain yang tidak terdaftar, Anda akan dikenai biaya tambahan.
b. Hotel Bintang 3
Kenyamanan hotel bintang 3 bisa Anda nikmati dengan merogoh kocek lebih dari Rp500.000 hingga Rp700.000. Hotel jenis ini mudah ditemukan di kawasan dekat tempat wisata di Jakarta atau lokasi strategis yang lainnya. Dengan kisaran harga tersebut, Anda tak hanya bisa memilih tempat yang nyaman, tapi juga instagramable dan bisa diabadikan untuk mempercantik feed Instagram Anda.
Secara umum, fasilitas standar yang ditawarkan mungkin tidak jauh berbeda dengan hotel bintang 2. Akan tetapi, pengalaman yang Anda dapatkan pasti akan berbeda. Bagaimana? Apakah Anda tertarik untuk menginap di hotel jenis ini?
3. High End
Ingin memanjakan diri dengan menikmati kemewahan dan pelayanan hotel yang memuaskan setelah berkeliling ke tempat-tempat wisata di Jakarta? Hotel mewah berbintang 4 atau 5 mungkin yang Anda cari. Apalagi jika bujet bukanlah masalah yang besar untuk Anda, rasanya jenis hotel ini menjadi pilihan yang tepat.
Untuk dapat menikmati fasilitas yang disediakan oleh hotel mewah ini, Anda harus merogoh kocek lebih dari Rp700.000 per malam. Namun, apabila Anda menegok banyaknya kemudahan yang didapat, tentu harga yang Anda keluarkan akan sebanding. Pernah mendengar pepatah ada harga ada barang, kan?
a. Hotel Bintang 4
Kebanyakan lokasi hotel mewah berada di jantung kota, dekat dengan pusat bisnis dan perbelanjaan atau tempat strategis yang lain. Anda pun tak perlu repot apabila ingin pergi ke tempat yang Anda tuju, akses dari lokasi di hotel ke tempat lain pastinya bisa dijangkau dengan mudah.
Fasilitas yang akan Anda dapatkan tentu saja berbeda jika dibanding dengan dua jenis hotel yang sebelumnya. Mau tahu apa saja fasilitas tersebut? Di antaranya ada layanan kamar 24 jam, akses internet cepat, saluran TV berbayar, gym, kolam renang, dan masih banyak lagi. Biaya minimal yang Anda habiskan untuk menginap di hotel mewah ini biasanya berkisar Rp700.000.
2. Hotel Bintang 5
Sebagai kota metropolitan, hotel mewah bintang 5 pastinya mudah ditemukan di sini. Namun, biaya yang harus dikeluarkan tidaklah sedikit. Paling tidak, Anda menghabiskan biaya sebesar Rp1.000.000 untuk dapat menikmati kenyamanan menginap di hotel mewah ini.
Adapun fasilitas yang bisa diperoleh adalah kamar dengan ukuran luas, akses internet cepat, layanan kamar, kolam renang, dan gym. Ada juga yang melengkapinya dengan tempat penitipan anak, salon dan spa, hingga teater untuk memutar film sendiri. Saking lengkapnya, bisa-bisa malah menghabiskan waktu di hotel saja dan urung melanjutkan perjalanan ke berbagai tempat wisata di Jakarta.
Tips Wisata di Kota Jakarta
Anda sudah puas membaca ulasan lengkap mengenai kota Jakarta di atas, bukan? Jika sudah, ada baiknya Anda membaca tips berikut untuk semakin memantapkan hati menjelajahi berbagai tempat wisata di Jakarta.
- Rencanakan kunjungan Anda jauh-jauh hari, persiapan yang matang tentu bisa meminimalisir kendala yang bisa menghambat perjalanan Anda nanti.
- Apabila ingin menghemat bujet, jangan lupa kunjungi juga situs-situs penyedia jasa pembelian tiket transportasi, biasanya mereka sering memberikan diskon.
- Saat menentukan tempat wisata di Jakarta yang menjadi prioritas untuk dikunjungi, sertakan juga alternatif lain untuk berjaga-jaga jika Anda terhalang untuk pergi ke tempat tujuan awal.
- Tidak seperti Kota Bandung yang sejuk, udara di Kota Jakarta cenderung lebih panas. Maka dari itu, bawalah pakaian yang sekiranya cocok dan nyaman dikenakan dengan kondisi yang seperti itu.
- Pilihlah hotel yang dekat dengan tempat wisata di Jakarta pilihan Anda. Hal ini bertujuan untuk mengurangi waktu Anda yang terbuang saat terjebak oleh kemacetan ibu kota.
- Tingkat kriminalitas di kota besar memang tinggi, maka dari itu harus selalu waspada menjaga keselamatan Anda dan rombongan maupun barang bawaan.
- Persiapkan mental dan kondisi fisik yang prima apabila Anda tidak terbiasa menghadapi kemacetan ibu kota.
- Jagalah lingkungan yang Anda kunjungi, minimal buanglah sampah yang Anda bawa ke tempat yang sudah disediakan.
Siap Menjelajahi Berbagai Tempat Wisata di Jakarta?
Itulah tadi panduan lengkap mengenai Kota Jakarta beserta tempat wisata yang bisa Anda jadikan referensi untuk dikunjungi. Apakah Anda menjadi semakin tidak sabar untuk berwisata ke ibu kota?
Jakarta memang dikenal dengan hiruk pikuknya, tapi bukan berarti Anda tidak bisa melepas penat di sana. Nyatanya, ada banyak tempat wisata di Jakarta yang layak untuk dikunjungi sehingga menjadikan pikiran Anda segar kembali. Segera agendakan perjalanan Anda ke kota metropolitan ini dan semoga perjalanan Anda nantinya lancar, ya!