
Anda sedang mencari referensi tempat wisata di Jogja? Nah, pas sekali. Di sini tak hanya tempat wisata tetapi juga informasi penting lainnya. Yuk, disimak!
Kota Yogyakarta adalah salah satu tujuan wisata favorit banyak orang untuk menghabiskan waktu libur setelah berkutat dengan pekerjaan yang seolah tak ada habisnya. Kota Yogyakarta atau Jogja yang masih kental dengan adat dan budaya ini memang mempunyai daya tarik tersendiri. Jika Anda berencana berkunjung ke sana, artikel ini mungkin bisa memberi referensi mengenai beberapa tempat wisata di Jogja yang menarik dan layak untuk dikunjungi.
Yogyakarta merupakan salah satu provinsi yang istimewa selain DKI Jakarta. Lantas, apa yang membuatnya istimewa sehingga diberi nama seperti itu?
Pada zaman dahulu, saat Soekarno dan Hatta memproklamasikan Indonesia sebagai negara merdeka, sebenarnya Kesultanan Yogyakarta atau kerajaan lain boleh saja melepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI. Namun, pada tanggal 5 September 1945, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Paku Alam VIII memilih untuk bergabung dengan NKRI.
Hal tersebut tentu saja disambut baik oleh Soekarno dan Hatta yang kemudian mengeluarkan piagam penetapan yang berisi keputusan bahwa Yogyakarta akan tetap dipimpin oleh Sri Sultan. Mulai tanggal 6 September 1945, Yogyakarta resmi bergabung dengan NKRI dan mendapatkan status sebagai daerah istimewa.
Itulah sedikit mengenai asal usul Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain itu, kota ini juga mendapatkan julukan sebagai Kota Pelajar karena banyaknya universitas di kota ini. Tak hanya dari segi kuantitasnya saja, tapi juga mempunyai kualitas yang baik.
Anda tentunya masih penasaran dan ingin menyimak informasi menarik lain dari kota ini termasuk ulasan mengenai tempat wisatanya, kan? Kalau iya, simak selengkapnya di bawah ini!
Mengenal Yogyakarta Lebih Dekat
Sebelum mengulas mengenai tempat-tempat wisata di Jogja, akan lebih baik apabila Anda mengenal seluk-beluk Kota Budaya ini. Berikut Anda akan menyimak sedikit informasi mengenai letak geografisnya, kondisi iklim dan cuaca, serta kebudayaan Kota Jogja yang menarik hati.
Letak Geografis
Daerah Istimewa Yogyakarta atau yang biasa disingkat DIY ini adalah sebuah provinsi yang terletak di Pulau Jawa bagian selatan. Sebagian besar wilayah provinsinya berbatasan langsung dengan beberapa kabupaten di Provinsi Jawa Tengah.
Di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Purworejo, sebelah timur laut berbatasan dengan Klaten, bagian tenggara berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri. Sementara itu, provinsi ini juga berbatasan dengan Kabupaten Magelang di barat laut dan Samudra Hindia di bagian selatan.
Dalam pembagian wilayah, DIY dibagi dalam empat kabupaten dan satu kota administratif. Adapun empat kabupaten tersebut adalah Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulon Progo, dan kota administratifnya adalah Kota Yogyakarta.
Saat nanti Anda menjumpai beberapa ulasan mengenai beberapa tempat wisata di Jogja yang menarik, maka tempat tersebut tidak terbatas yang ditemukan di wilayah Kota Jogja saja. Tapi, ada juga beberapa yang terletak di wilayah kabupaten Jogja yang lain.
Iklim dan Cuaca
Sebelum berjalan-jalan ke berbagai tempat wisata di Jogja, ada baiknya Anda mengenal kondisi iklim dan cuacanya. Hal ini bertujuan agar liburan Anda lebih menyenangkan dan meminimalisir terkendala cuaca yang buruk.
Dikarenakan Yogyakarta merupakan bagian dari Indonesia, maka iklimnya ini adalah tropis. Di mana kota ini mempunyai dua musim, yaitu kemarau dan penghujan yang bergilir selama enam bulan sekali.
Tidak seperti Jakarta yang berhawa panas, suhu rata-rata kota ini cenderung lebih dingin. Meskipun begitu, saat musim kemarau yang jatuh pada bulan April–September suhu tertingginya bisa mencapai 31 °C.
Akan tetapi, Anda tak perlu khawatir dengan keadaan tersebut. Musim kemarau merupakan musim yang tepat jika Anda ingin berlibur ke kota ini, terutama jika ingin pergi ke pantai. Pasalnya, saat cuaca cerah ombaknya tidak terlalu tinggi sehingga Anda bisa lebih puas menikmati suasana pantai.
Sedangkan musim penghujan di Yogyakarta biasanya terjadi pada bulan Oktober hingga Maret dengan suhu terendah 22 °C. Apabila Anda ingin melancong ke tempat-tempat wisata di Jogja pada bulan-bulan ini, ada baiknya Anda mempersiapkan perlengkapan seperti payung atau jas hujan.
Selain itu, Anda juga perlu berhati-hati berwisata ke pantai saat musim hujan. Hal ini terjadi terutama pada bulan Januari yang mempunyai curah hujan tinggi serta pengaruh angin muson yang dapat menyebabkan naiknya gelombang air laut.
Budaya Menarik
Di tengah arus modernisasi yang terus bergulir, masyarakat Yogyakarta nyatanya tetap mempertahankan budaya dan kearifan lokalnya. Berikut ini adalah beberapa tradisi yang masih lestari. Siapa tahu Anda bisa melihatnya saat melakukan perjalanan ke tempat wisata di Jogja.
1. Upacara Labuhan
Apabila Anda bukan warga Yogyakarta, mungkin akan merasa asing saat mendengar nama upacara ini. Namun, apabila Anda mendapatkan kesempatan, tidak ada salahnya untuk menyaksikan kegiatan menarik yang diadakan oleh Keraton Yogyakarta ini.
Anda tentu penasaran mengenai upacara labuhan, bukan? Jadi, labuhan adalah sebuah upacara adat yang dilakukan oleh para raja di Keraton Yogyakarta. Kegiatan ini biasanya dikaitkan dengan hal-hal magis. Tujuan diadakannya upacara ini adalah untuk memohon keselamatan penghuni keraton serta seluruh rakyat Jogja.
Kegiatan ini biasanya dilakukan untuk memperingati peristiwa penting di Keraton Yogyakarta, seperti penobatan seorang raja, peringatan satu tahun penobatan raja, peringatan delapan tahun penobatan, dan pernikahan anak raja. Sementara itu, lokasi yang digunakan untuk upacara labuhan adalah Pantai Parangkusumo, Gunung Merapi, Gunung Lawu, dan Dlepih Kahyangan.
Adapun perlengkapan yang digunakan dalam acara tersebut adalah seserahan yang dipersembahkan oleh keraton yang selanjutnya akan didoakan dan dilarung ke laut. Ketika tradisi tersebut dilakukan, masyarakat percaya bahwa mereka akan sejahtera, selamat, dan hidup tenteram.
2. Upacara Grebeg Maulid
Upacara Grebeg Maulid merupakan salah satu upacara rutin yang digelar oleh Kesultanan Yogyakarta. Acara ini biasa diadakan setiap bulan Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tiap tahun, rangkaian perayaan Grebeg Maulud ini hampir sama dan biasanya dimulai sekitar pukul 10.00 WIB.
Dalam kegiatan ini, ada tujuh gunungan yang diarak. Ketujuh gunungan tersebut disusun dari berbagai hasil bumi. Gunungan tersebut melambangkan sedekah raja kepada rakyat serta ucapan syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena telah diberi hasil panen yang berlimpah.
Gunungan-gunungan tersebut diarak dan dibagi untuk tiga lokasi, yaitu Masjid Gede Kauman, Puro Pakualaman, dan Kantor Kepatihan. Setelah masing-masing gunungan sampai di lokasi yang ditentukan dan didoakan, gunungan tersebut kemudian menjadi rebutan para warga.
Antusiasme warga Jogja yang begitu tinggi membuat hasil bumi yang terdapat pada gunungan tersebut habis dalam hitungan menit saja. Para warga mempercayai bahwa mereka akan memperoleh berkah dan rejeki jika bisa berhasil mengambil gunungan tersebut. Selain grebeg maulid, Keraton Yogyakarta juga mengadakan upacara grebeg untuk peringatan hari besar Islam lain, yaitu grebeg syawal dan grebeg besar.
3. Upacara Bekakak
Satu lagi tradisi upacara masyarakat Jogja yang tidak kalah menarik, yaitu upacara bekakak. Selain dikenal dengan nama Bekakak, tradisi ini juga dikenal dengan nama saparan karena biasanya dilakukan pada bulan Syafar yang merupakan bulan kedua dalam kalender Hijaiyah. Apabila ingin menyaksikan tradisi unik yang satu ini, Anda bisa menjadwalkan kunjungan Anda ke tempat wisata di Jogja bertepatan dengan bulan ini.
Upacara Bekakak merupakan sebuah tradisi yang dilakukan untuk menolak bala atau menangkal terjadinya bencana. Bekakak sendiri mempunyai arti korban penyembelihan yang berwujud manusia. Namun Anda jangan takut dulu, yang dimaksud adalah persembahan penyembelihan tersebut berupa sepasang boneka pengantin terbuat dari ketan yang berisi cairan gula merah.
Konon, upacara bekakak ini diadakan karena adanya sebuah peristiwa yang merenggut nyawa abdi dalem Sri Sultan Hamengkubuwono I. Diketahui, abdi tersebut bernama Kyai dan Nyai Wirosuto yang diutus untuk menjaga pesanggrahan lama sang raja. Namun suatu hari pada bulan Sapar, Gunung Gamping yang terletak di dekat pesanggrahan runtuh dan menewaskan kedua abdi dalem tersebut.
Sejak kejadian itu, setiap bulan Sapar banyak warga mendapatkan musibah. Kemudian, Raja Hamengkubuwono bertapa dan mendapat wangsit dari penunggu Gunung Gamping untuk mempersembahkan sepasang pengantin. Alih-alih mengorbankan sepasang pengantin sungguhan, raja menyuruh untuk membuat boneka pengantin dari ketan yang diisi gula merah. Itulah sedikit kisah mengenai upacara bekakak.
Namun dewasa ini, tradisi tersebut tidak lagi hanya digunakan untuk tolak bala, melainkan menjadikan sebuah hiburan gratis bagi warga. Banyak warga yang berpartisipasi merayakan tradisi tersebut dengan membuat berbagai macam ogoh-ogoh untuk diarak keliling kota dan menjadi salah satu kegiatan yang dinantikan warga.
Pilihan Transportasi Menuju Yogyakarta
Tidaklah sulit untuk memilih moda transportasi apa yang akan Anda gunakan untuk menuju Kota Pelajar ini. Di antaranya adalah menggunakan kendaraan pribadi, bus, kereta api, dan pesawat terbang.
1. Kendaraan Pribadi
Menggunakan kendaraan pribadi merupakan pilihan yang paling pas. Selain lebih nyaman, untuk berkeliling ke tempat-tempat wisata di Jogja nanti pun, Anda tak perlu bingung mencari transportasi lagi.
Kalau Anda berasal dari Jakarta, ada dua jalur yang bisa dipilih, yaitu melalui jalur utara dan selatan. Rute yang harus Anda lewati saat memilih jalur utara adalah Tol Cikampek–Tol Cipali–Tol Brebes Timur–Tegal–Pemalang–Pekalongan–Kendal–Semarang–Ungaran–Magelang–Jogja. Waktu yang Anda butuhkan jika melewati jalur ini kurang lebih 11 jam.
Sedangkan untuk jalur selatan, rute yang harus dilewati adalah lewat Tol Cawang–Cileunyi–Tasikmalaya–Banjar–Wangon–Purworejo–Jogja. Waktu yang dibutuhkan pun kurang lebih hampir sama, yaitu 10–11 jam.
Kalau berasal dari Bandung, jalur yang Anda tempuh kurang lebih hampir sama dengan rute jalur selatan. Hal tersebut dikarenakan orang-orang yang akan melancong ke berbagai tempat wisata di Jogja yang mengambil jalur selatan akan melewati Bandung terlebih dahulu.
Untuk Anda yang berasal dari Semarang pun ada dua jalur yang bisa Anda pilih, yaitu melalui Ambarawa atau Salatiga. Apabila ingin melewati Ambarawa, setelah Anda sampai di pertigaan Bawen, ambil lajur arah kiri menuju Ambarawa lalu lanjutkan perjalanan ke kota Secang–Magelang–Muntilan–Sleman–Jogja. Sedangkan kalau lewat Salatiga, rute yang ditempuh adalah Salatiga–Boyolali–Solo–Sukoharjo–Klaten–Jogja.
Silahkan Anda pikir-pikir terlebih dahulu mengenai jalur mana yang ingin dilewati. Tentu saja dengan mempertimbangkan lamanya jarak tempuh dan waktu untuk menuju Jogja.
2. Bus
Kalau tidak memiliki kendaraan pribadi, Anda bisa menjadikan bus sebagai pilihan transportasi untuk pergi ke Yogyakarta. Ada tiga terminal yang bisa Anda jadikan sebagai tujuan akhir, yaitu Terminal Condong Catur, Terminal Jombor, dan Terminal Giwangan.
Jika Anda berasal dari kota-kota besar di Jawa, Sumatra, Bali, atau pulau besar lain, maka tujuan akhir bus Anda akan berhenti di Terminal Giwangan.Terminal tipe A paling besar di Indonesia ini merupakan tempat singgah bus AKAP. Letaknya di Jogja bagian selatan tepatnya di Jalan Imogiri Timur Km 6.
Selain itu, ada Terminal Jombor yang letaknya di bagian utara kota Jogja. Dulunya tempat ini merupakan terminal B yang melayani bus AKDP saja. Tapi seiring berjalannya waktu, terminal ini berubah menjadi terminal A yang juga melayani bus AKAP. Sedangkan yang terakhir, yaitu Terminal Condong Cantur, biasanya hanya melayani Trans Jogja, bus kota, atau angkutan umum dalam kota yang lain.
Biaya yang Anda keluarkan untuk naik bus tentu saja tergantung dari kota keberangkatan. Misalnya saja jika Anda dari Bali berkisar Rp270.000–Rp350.000, Jakarta Rp170.000–Rp250.000, dan Surabaya Rp150.000–Rp200.000. Untuk informasi lebih lengkapnya, Anda bisa melihat tarifnya pada website penyedia bus yang akan digunakan.
3. Kereta Api
Apabila Anda menginginkan untuk sampai di Jogja lebih cepat karena tidak sabar ingin segera menjelajahi tempat wisata di Jogja, alternatif lain yang bisa digunakan adalah kereta api. Pemerintah Daerah Yogyakarta telah menyediakan beberapa stasiun sebagai tempat pemberhentian terakhir Anda. Dua di antaranya adalah Stasiun Yogyakarta atau Tugu dan Stasiun Lempuyangan.
Dari dua tempat pemberhentian kereta di Jogja tersebut, Stasiun Tugu adalah yang paling besar. Apabila Anda naik kereta api eksekutif atau bisnis, maka stasiun ini yang akan menjadi tujuan akhir Anda. Sedangkan jika Anda memilih menggunakan kereta api kelas ekonomi, Anda akan turun di Stasiun Lempuyangan.
Kalau Anda mungkin penasaran mengenai tarif yang harus Anda bayar, bisa saja cek langsung di website resmi PT KAI. Di sana informasi mengenai harga kelas ekonomi, bisnis, dan eksekutif sudah tersedia dengan lengkap.
4. Pesawat
Pilihan lain yang bisa digunakan untuk mempercepat waktu tempuh dari kota keberangkatan Anda menuju Jogja adalah menggunakan pesawat terbang. Biasanya, para pelancong yang berasal dari luar Jawa lebih memilih untuk menggunakan transportasi yang satu ini.
Kalau memilih menggunakan pesawat, Anda akan turun di Bandara Adisutjipto. Bandara ini melayani penerbangan domestik dan luar negeri. Setelah sampai di sini, nantinya Anda bisa naik transportasi umum seperti taksi atau Trans Jogja untuk pergi ke kota atau ke tempat wisata yang dituju.
Pilihan Transportasi untuk Jalan-Jalan di Yogyakarta
Untuk Anda yang menggunakan kendaraan pribadi, tentunya tidak pusing lagi memikirkan transportasi untuk berkeliling ke tempat-tempat wisata di Jogja. Namun, ada alternatif bagi Anda yang tidak membawa kendaraan pribadi, yaitu menggunakan beberapa moda transportasi umum berikut ini.
1. Angkot
Seperti kota-kota lain di Indonesia, Anda juga bisa menemukan angkot di sini. Namun, keberadaannya tidaklah sebanyak transportasi umum yang lain. Biasanya, angkot-angkot ini bisa ditemukan di daerah pinggiran kota Jogja.
Moda transportasi umum yang satu ini biasanya beroperasi dari pukul 06.00–17.00 WIB. Tarif yang harus Anda bayar untuk naik kendaraan ini mulai dari Rp4.000.
2. Becak
Mungkin keberadaan becak sudah jarang ditemukan di Indonesia karena sudah tergerus arus modernisasi. Akan tetapi, Anda masih bisa dengan mudah menemukan moda transportasi tradisional ini di Yogyakarta.
Becak bisa menjadi pilihan untuk Anda yang ingin berkeliling sambil menikmati suasana dan pemandangan. Di kota ini, becak-becak ini bisa dengan mudah ditemukan di kawasan Malioboro.
Tarif standar yang dipatok saat naik kendaraan tradisional ini adalah Rp5.000 untuk sekali jalan. Akan tetapi tarif tersebut berlaku untuk jarak dekat, ya! Apabila jarak yang ditempuh lebih jauh, tentunya Anda harus menambah biaya.
3. Bus Kota
Ada dua jenis bus kota juga bisa dijadikan alternatif untuk mengantarkan ke tempat wisata tujuan di Jogja. Jenis yang pertama adalah bus berukuran besar bernama Bus Kopata, Bus Aspada, dan Bus Puskokar. Moda transportasi umum ini hanya melayani rute dalam ringroad dan beroperasi pukul 06.00–18.00 WIB.
Sedangkan bus kecil beroperasi mulai pukul 06.00–17.00 WIB. Berkebalikan dengan bus besar yang melayani rute dalam ringroad, bus kecil ini melayani rute luar ring road.
Apabila berminat untuk menggunakan transportasi yang satu ini, jangan lupa perhatikan rutenya. Biasanya, di bagian depan bus telah ditulisi nomor yang menandakan jalur mana yang akan mereka lalui. Rata-rata ongkos yang harus dikeluarkan untuk naik bus besar maupun kecil sama, yaitu berkisar Rp4.000–Rp7.000.
4. Bus Trans Jogja
Hanya dengan membayar Rp3.500 ribu sekali jalan, Trans Jogja merupakan pilihan pas untuk Anda yang ingin berhemat. Dengan naik bus ini, Anda bisa dengan mudah menjangkau beberapa tempat wisata di Jogja. Beberapa di antaranya adalah Monumen Jogja Kembali, Malioboro, Pura Pakualaman, bahkan bisa sampai Candi Prambanan.
Murah sekali, bukan? Tentu saja. Namun, perlu Anda ingat bahwa tiap bus mempunyai rutenya masing-masing dan terkadang mengharuskan Anda untuk berganti bus. Maka dari itu, jangan segan untuk bertanya kepada petugas apabila Anda tidak terlalu paham mengenai rutenya.
5. Delman
Selain becak, delman merupakan salah satu transportasi tradisional yang masih bisa ditemui di Yogyakarta. Jika Anda ingin berjalan-jalan ke tempat wisata di Jogja sambil menikmati suasana, mungkin delman akan menjadi pilihan yang tepat. Moda transportasi ini bisa Anda temukan di kawasan Malioboro.
Harga yang harus Anda bayar untuk dapat naik delman rata-rata sekitar Rp80.000. Namun, tidak menuntut kemungkinan Anda akan dikenai tarif tambahan jika jarak yang ditempuh lebih jauh dari biasanya.
Maka dari itu, sebelum naik delman, pastikan Anda sudah bertanya mengenai harganya terlebih dahulu. Kalau dirasa terlalu mahal, Anda bisa menawarnya. Kendaraan ini muat untuk empat hingga lima orang sekali angkut.
6. Kendaraan Sewa
Kalau Anda merasa ribet harus berganti-ganti kendaraan, mungkin menyewa mobil atau motor bisa dijadikan pilihan. Seperti di Bandung, di sini juga banyak tersedia jasa penyewaan kendaraan. Anda bisa menyewanya secara harian maupun mingguan.
Untuk sewa motor, rata-rata biaya yang harus Anda keluarkan berkisar Rp60.000–Rp80.000/hari untuk motor matic biasa. Harga sewa tersebut sudah termasuk dua helm dan jas hujan.
Untuk mobil, apabila Anda hanya menyewa saja tanpa menggunakan sopir, harganya berkisar Rp170.000–Rp250.000/12 jam. Harga sewa tersebut bergantung pada jenis mobil yang dipilih. Jika mau terima beres, rata-rata uang yang harus dikeluarkan berkisar Rp400.000-Rp500.000. Biaya tersebut sudah termasuk sopir dan BBM.
7. Kendaraan Online
Dewasa ini, kendaraan online sudah merambah hingga ke kota-kota kecil di banyak wilayah Indonesia. Jadi, menemukan moda transportasi online tidaklah sulit apalagi di kota besar seperti Jogja.
Meng-order ojek atau taksi dari aplikasi kendaraan online sangatlah mudah. Anda hanya tinggal menggunakan aplikasi jasa layanan kendaraan online yang dikehendaki lalu melakukan proses order dengan memasukkan alamat tujuan Anda. Tunggu beberapa saat kemudian hingga orderan Anda datang.
Mengenai ongkos yang Anda bayarkan biasanya bervariasi. Hal ini tergantung pada jarak tempuh menuju tempat wisata di Jogja dan jasa perusahan online yang digunakan karena mereka bisa saja menetapkan standar tarif yang berbeda.
8. Ojek dan Taksi Konvensional
Anda juga bisa menemukan ojek atau taksi online apabila mengalami kendala dengan sinyal internet. Kendaraan konvensional ini mudah dijumpai di kota besar seperti Jogja tanpa perlu order terlebih dahulu.
Biaya yang Anda keluarkan untuk naik moda transportasi umum ini tentu saja bervariasi tergantung jarak yang ditempuh. Untuk taksi biasanya sudah disediakan argo, jadi Anda hanya perlu membayar sesuai jumlah yang tertera.
Sedangkan untuk ojek, sebaiknya bertanya terlebih dahulu mengenai tarif untuk sampai ke tempat wisata di Jogja tujuan Anda. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi pembayaran harga yang tidak sesuai tarif standar. Namun, apabila ingin bermurah hati, tentu saja boleh memberikan uang tip untuk tukang ojek yang sudah mengantarkan Anda.
Tempat Wisata di Jogja yang Wajib Dikunjungi
Apakah Anda sedang mencari referensi tempat di Jogja mana saja yang akan Anda kunjungi? Kalau iya, Anda bisa membaca beberapa informasi mengenai destinasi wisatanya di bawah ini. Tak hanya tempat-tempat yang instagramable, tetapi juga sarat budaya.
1. Pantai Wediombo
Desa Jepitu, Girisubo
Kabupaten Gunung Kidul
Daerah Istimewa Yogyakarta 55571
https://goo.gl/maps/WychTEN1Wen
Setiap hari: 24 jam
Anak/Dewasa: Rp5.000/orang
Salah satu dari sekian banyak daya tarik Jogja adalah keindahan pantainya. Ada begitu banyak pantai yang bisa Anda kunjungi apabila Anda sedang merencanakan untuk pergi ke tempat wisata di Jogja, salah satunya adalah Pantai Wediombo. Letaknya yang jauh dari pusat kota membuat obyek wisata ini cocok bagi Anda yang mencari ketenangan.
Bagi orang yang mengerti bahasa Jawa, mungkin akan membayangkan pantai ini akan mempunyai hamparan pasir yang begitu luas. Wediombo diambil dari kata wedi yang berarti pasir dan ombo yang berarti luas. Namun nyatanya, obyek wisata ini tidaklah terlalu luas dan menyerupai sebuah teluk yang lebar.
Berbeda dengan kebanyakan pantai di Jogja yang memiliki hamparan pasir putih yang luas, pantai ini memiliki begitu banyak bebatuan. Bisa dibilang, karakteristiknya mirip dengan pantai-pantai yang ada di Bali.
Tempat ini juga mempunyai kolam tersembunyi yang terbentuk karena gugusan batu karang. Kolam dengan kedalaman 1,5 m ini menjadi spot para wisatawan karena airnya yang tenang dan begitu jernih. Anda bisa berenang sambil menikmati keindahan yang terpampang di hadapan Anda, apalagi ketika sunset tiba keindahannya pun akan semakin indah.
Selain menikmati kolam alami, Anda juga bisa melakukan berbagai kegiatan lain di sini. Untuk yang senang memancing, Anda bisa melakukan hobi tersebut di sini. Kalau tidak suka memancing, Anda juga bisa melakukan snorkeling untuk menikmati keindahan biota laut seperti terumbu karang dan ikan.
Selain itu, obyek wisata ini digunakan sebagai tempat untuk mengadakan upacara ngalagi. Ngalagi adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat setempat untuk menunjukkan syukur atas hasil tangkapan ikan yang begitu berlimpah. Upacara tersebut diawali dengan menangkap ikan laut yang nantinya akan dimakan bersama seluruh warga, kemudian diakhiri dengan pelarungan sesaji di tengah laut.
2. Candi Prambanan
Kranggan, Bokoharjo, Prambanan
Kabupaten Sleman
Daerah Istimewa Yogyakarta 55571
https://goo.gl/maps/sCEWKPRcGuP2
Setiap hari: 06.00–17.00 WIB
Domestik – Anak: Rp12.500/orang
Domestik – Dewasa : Rp30.000/orang
Asing – Anak: Rp130.000/orang
Asing – Dewasa: Rp260.000/orang
Selain menikmati keindahan alam, Anda juga bisa pergi ke tempat wisata di Jogja yang sarat makna sejarah, yaitu Candi Prambanan. Prambanan merupakan salah satu candi Hindu terindah dan terbesar di Asia Tenggara yang banyak menarik perhatian baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Dulunya, ada sekitar 240 candi yang membentuk kompleks Candi Prambanan ini, tapi kini hanya tersisa 18 candi saja.
Menurut prasasti Siwargha, candi megah ini mulai dibangun sekitar tahun 850 Masehi oleh Raja Mataram Kuno, yaitu Rakai Pikatan dari dinasti Sanjaya. Konon, pembangunan candi ini dulunya digunakan untuk menjadi tandingan kemegahan Candi Borobudur yang dibangun oleh Samaratungga dari dinasti Syailendra. Diketahui, kedua dinasti tersebut mempunyai hubungan yang kurang baik karena perbedaan kepercayaan. Dinasti Sanjaya menganut Hindu, sedangkan dinasti Syailendra menganut Buddha Mahayana.
Selain berdasarkan fakta sejarah, candi ini juga kerap dikaitkan dengan legenda Roro Jonggrang. Dalam legenda tersebut, Roro Jonggrang adalah seorang putri cantik yang dikutuk menjadi sebuah arca batu karena menolak cinta dengan cara yang curang. Dari cerita itulah, Candi Prambanan juga disebut sebagai Candi Roro Jonggrang.
Saat berkunjung ke salah satu tempat wisata di Jogja yang dekat dengan bandara ini, Anda akan menemukan tiga candi utama pada yaitu, Candi Siwa, Candi Wisnu, dan Candi Brahma. Dari ketiga candi utama tersebut, Candi Siwa merupakan candi terbesar dengan tinggi 47 m.
Tak hanya menikmati kemegahan candinya saja, Anda juga bisa melihat relief yang terukir pada dinding candi yang mengisahkan tentang Ramayana dana Krisnayana. Anda bisa menggunakan jasa pemandu yang bisa menceritakan relief tersebut secara runtut dan jelas.
Selain itu, Anda juga bisa menikmati kisah Ramayana dalam bentuk sendratari. Biasanya pertunjukan tersebut digelar pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu pada pukul 20.00–22.00 WIB. Harga yang dipatok untuk pertunjukan tersebut mulai dari Rp125.000.
3. Keraton Yogyakarta
Jalan Rotowijayan Blok No. 1, Panembahan, Kraton
Kota Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta 55132
https://goo.gl/maps/ztGcoDT2z7U2
Senin–Kamis, Sabtu–Minggu: 08.00–14.00 WIB
Jumat: 08.00–12.00 WIB
Domestik: Rp7.000/orang
Asing: Rp12.500/orang
Apakah Anda penasaran dan ingin merasakan suasana tempat tinggal raja? Jika iya, Anda bisa berkunjung ke Keraton Yogyakarta Hadiningrat. Oleh karena merupakan tempat tinggal raja, maka dari itu saat berkunjung sebaiknya Anda memakai pakaian yang rapi dan berlaku sopan.
Keraton ini dibangun oleh Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengkubuwono I pada tahun 1755 lalu. Bangunan ini terletak tepat di tengah sumbu imajiner yang menghubungkan Pantai Parangtritis, Tugu Jogja, dan Gunung Merapi yang menjadi simbol kejayaan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
Ada dua pintu masuk yang bisa digunakan apabila Anda ingin memasuki salah satu tempat wisata di Jogja ini. Pintu masuk yang pertama adalah Tepas Keprajuritan yang bisa Anda lewati dari alun-alun utara. Melalui Tepas Keprajuritan, Anda akan memasuki bangsal Pagelaran, Siti Hinggil, dan beberapa koleksi kereta yang digunakan oleh keraton.
Sedangkan pintu masuk yang kedua adalah Tepas Pariwisata dari Regol Keben. Kalau Anda lewat loket ini, Anda akan memasuki kompleks Sri Manganti dan Kedaton, di mana ada balairung utama kerajaan yang bernama Bangsal Kencono.
Tak hanya menikmati suasana kerajaan beserta benda-benda peninggalan, Anda juga bisa melihat pertunjukan seni. Setiap hari pertunjukan yang diadakan berbeda-beda, mulai dari pertunjukan wayang golek, macapat, tari tradisional, dan masih banyak yang lagi. Untuk dapat menikmati pertunjukan tersebut, Anda tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan.
Kalau Anda beruntung datang ketika bertepatan pada hari Selasa Wage, Anda bisa menyaksikan lomba panahan gaya Mataram yang juga disebut lomba jemparingan. Dalam perlombaan ini, para peserta diwajibkan memakan busana tradisional Jawa dan harus memanah dalam posisi duduk. Bagaimana? Apakah Anda tertarik untuk menyaksikannya?
4. Malioboro
Jl. Malioboro No.61-65, Sosromenduran, Gedong Tengen,
Kota Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta 55271
https://goo.gl/maps/FFK7VZQhBt52
Setiap hari: 24 jam
Gratis
Tidak lengkap rasanya bila datang ke berbagai tempat wisata di Jogja tanpa mengunjungi Malioboro. Kawasan yang terkenal sebagai obyek wisata belanja ini, setiap harinya dipadati oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Nah, sebelum berlanjut mengulas informasi mengenai hal apa saja yang bisa dilakukan di sini, tidak ada salahnya Anda mengenal sejarah Malioboro. Ada dua versi mengenai asal-usul nama Malioboro.
Menurut versi yang pertama, nama Malioboro diambil dari plesetan sebuah produk rokok terkenal yang dulu balihonya terpasang di ujung jalan ini bagian utara. Karena warga setempat mungkin agak susah melafalkan nama produk tersebut, jadilah mereka mengucapkan Malioboro dan digunakan untuk penamaan jalan ini.
Sedangkan versi keduanya, diambil dari bahasa Sansekerta “Malyabhara” yang berarti karangan bunga. Konon, dulu jalan ini sering dipenuhi oleh banyak karangan bunga saat ada perayaan di Keraton. Karena orang Jawa biasanya mengucapkan a menjadi 0, jadilah nama jalan tersebut Malioboro.
Saat Anda berkeliling menikmati suasana Malioboro yang selalu padat, kemungkinan besar Anda akan tertarik untuk membeli barang-barang yang dijajakan oleh pedagang. Entah itu barang yang akan digunakan sendiri maupun sebagai oleh-oleh. Jangan mudah terkena rayuan para pedagang sehingga Anda jadi terburu-buru untuk membeli.
Sebelum membeli, tak ada salahnya Anda membandingkan harga suvenir yang ingin dibeli dengan survei ke beberapa kios. Siapa tahu Anda bisa mendapatkan barang tersebut dengan harga lebih murah dan kualitas yang lebih baik. Anda juga bisa menawar kalau dirasa harga yang ditawarkan penjual terlalu mahal. Namun, tawarlah dengan harga yang rasional, ya!
Setelah Anda puas berkeliling dan membeli cendera mata, Anda pun bisa mencicipi berbagai makanan khas Jogja yang juga dijajakan di tempat ini. Sama seperti saat membeli suvenir, ada baiknya Anda bertanya dahulu mengenai harga makanan yang akan dibeli untuk menghindari membayar harga yang tidak semestinya.
5. Hutan Pinus Pengger
Jl. Dlingo–Patuk
Pantirejo, Terong, Dlingo
Kabupaten Bantul
Daerah Istimewa Yogyakarta 55783
https://goo.gl/maps/z5t67kpncyB2
Setiap hari: 24 jam
Gratis
Apabila Anda sedang mencari tempat wisata di Yogyakarta yang instagramable dan kekinian, Hutan Pinus Pengger bisa dijadikan pilihan. Lokasinya berada di utara Kota Jogja yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Pathuk, Gunung Kidul.
Obyek wisata yang satu ini juga mudah dijangkau. Apabila Anda memulainya dari Kota Jogja, ambil jalan menuju Wonosari ke arah Bukit Bintang. Saat Anda sudah sampai di perempatan Pathuk, ambil arah menuju Dlingo. Mudah, bukan?
Di sini, ada banyak spot foto unik yang bisa dijadikan pemanis feed media sosial Anda. Di antaranya ada spot foto sarang burung, rumah pohon, tangga cinta, tangan raksasa, dan jembatan pohon. Dari beberapa obyek foto tersebut, spot sarang burung menjadi favorit para wisatawan.
Tempat wisata di Jogja yang hits ini juga recommended dikunjungi pada malam hari. Mengapa? Karena saat malam, Anda bisa menyaksikan lautan bintang yang berasal dari kerlip lampu Jogja. Bisakah Anda membayangkannya? Apalagi dipadukan dengan spot foto yang unik-unik tersebut pasti tambah ciamik.
Selain dijadikan spot foto, Anda juga bisa berkemah di sini, lho. Seperti yang sudah tertera pada informasi di atas, untuk memasuki obyek wisata ini Anda tak perlu membayar tiket masuknya. Hanya saja, Anda bisa memberikan uang seikhlasnya untuk membantu biaya perawatan tempat ini.
Sementara itu, bagi Anda yang membawa kendaraan pribadi, biaya parkir yang dibebankan cukup murah. Anda hanya perlu membayar Rp3.000 untuk motor dan Rp5.000 untuk mobil.
Wisata Kuliner Yogyakarta yang Wajib Dicoba
Setelah menghabiskan waktu berkeliling ke beberapa tempat wisata di Jogja, para pelancong biasanya mencari oleh-oleh untuk dibawa pulang. Pilihan oleh-oleh tersebut biasanya jatuh pada makanan khas kota ini, yaitu bakpia pathok.
Dulunya, penganan ini hanya berisi kacang hijau saja. Tapi seiring perkembangan zaman, Anda bisa menemukan banyak varian rasa seperti keju, kopi, coklat, teh hijau, dan masih banyak lagi.
Nah, sembari Anda berkeliling mencarikan oleh-oleh untuk keluarga atau teman di rumah, tak ada salahnya untuk mencicipi makanan khas Yogyakarta yang lain. Penasaran apa saja? Anda bisa membaca ulasan lengkapnya di bawah ini.
1. Sate Klatak
Salah satu hidangan khas Kota Yogyakarta yang sayang jika dilewatkan adalah sate klatak. Saat Anda perhatikan, pada umumnya bahan yang dibuat untuk menusuk sate terbuat dari bambu, bukan? Lain halnya dengan sate yang satu ini karena menggunakan tusukan yang terbuat dari logam atau bekas jeruji sepeda. Anda tidak perlu merasa jijik karena tentu saja logam tersebut sudah dibersihkan.
Tidak seperti sate pada umumnya yang bisa menggunakan daging sapi atau ayam, sate klathak hanya menggunakan daging kambing saja. Selain itu, kekhasan makanan yang satu ini juga terletak pada bumbu yang digunakannya. Bila sate kambing biasanya menggunakan kecap manis dan kacang giling, sate klatak hanya dibalur dengan garam, merica, dan ketumbar sebelum dibakar.
Kunci kelezatan sate klatak terletak pada bahan utama yang digunakan, yaitu daging kambing muda segar. Hal ini dikarenakan daging kambing yang masih muda teksturnya masih lembut dan kandungan lemaknya cenderung lebih rendah. Tak hanya itu, sate ini tidak disajikan dengan sambal kecap melainkan kuah gulai.
Lantas apakah yang membuat makanan ini disebut sate klatak bukan sate kambing khas Yogyakarta saja? Selain karena ingin menimbulkan kesan yang unik, nama ini dipakai karena pada saat proses pembakaran di atas bara api, menimbulkan bunyi klotak-klotak. Dari situlah nama klatak diambil.
Untuk dapat menikmati kelezatan sate klatak yang tersohor ini, Anda tidak perlu merogoh kocek yang cukup dalam. Pasalnya, seporsi sate klatak dijual dengan harga Rp20.000. Dengan harga tersebut Anda sudah mendapatkan, dua tusuk sate dengan ukuran daging yang cukup besar, nasi, dan segelas minuman. Cukup murah, bukan?
2. Mangut Lele
Selain Kota Pelajar, Yogyakarta juga dikenal sebagai Kota Gudeg, maka tak mengherankan jika Anda menemukan banyak penjual gudeg di sini. Akan tetapi, apabila merasa bosan untuk sajian yang terbuat dari nangka muda itu, Anda bisa mencoba makanan khas lain yang tak kalah enaknya. Makanan tersebut adalah mangut lele.
Kebanyakan dari Anda mungkin berpikir lele identik dengan digoreng garing lalu dimakan dengan sambal dan lalapan, kan? Namun pada masakan ini, lele diasapi di atas kayu bakar hingga matang dan mengeluarkan bau gosong yang sedap.
Setelah itu, lele dimasukkan ke dalam kuah santan yang sudah dicampur dengan berbagai bumbu dan cabe merah yang banyak. Sudah terbayangkah Anda bagaimana rasanya? Untuk Anda yang gemar makanan pedas, makanan khas ini wajib dicoba.
Rata-rata harga satu porsi mangut lele dihargai tidak lebih dari Rp20.000. Itu pun sudah termasuk nasi, segelas es teh atau teh hangat, masih ditambah dengan gorengan atau kerupuk.
3. Jadah Tempe
Kalau kebetulan mengunjungi tempat wisata di Kaliurang, Jogja, tidak ada salahnya Anda mampir sejenak ke kios atau kedai yang menjual makanan khas bernama jadah tempe ini. Kombinasi ketan dan tempe yang gurih mungkin akan membuat Anda ketagihan.
Seperti namanya, jadah tempe merupakan gabungan dari dua makanan tradisional orang Jawa, yaitu jadah dan tempe. Jadah terbuat dari ketan yang diolah bersama dengan santan sehingga menghasilkan rasa yang gurih. Sedangkan untuk tempenya, dimasak dengan cara dibacem sehingga rasanya manis.
Paduan rasa manis dan gurih dari makanan ini bisa Anda nikmati hanya dengan Rp1.000/buah. Cara memakan penganan yang merupakan favorit sultan ini pun cukup unik, yaitu dengan meletakkan tempe bacem di tengah dua buah jadah secara bertumpuk. Karena bentuknya mirip dengan burger, makanan ini kemudian mendapatkan sebutan burger jawa.
4. Es Jaipong
Setelah tadi ada beberapa rekomendasi makanan yang bisa Anda coba, kini beralih ke minuman khas Yogyakarta yang juga tidak boleh dilewatkan. Salah satunya adalah es jaipong. Es ini banyak dijual oleh pedagang kaki lima di pinggir jalan, jadi Anda tak perlu khawatir kesulitan untuk menemukannya.
Satu mangkuk es jaipong berisi beberapa jenis isian seperti tape singkong, mutiara, hunkwe, dan cincau hitam. Isian tersebut diberi kuah santan yang dicampur gula merah dan ditambah es batu. Siang-siang berteduh di bawah pohon rindang sembari menikmati kesegaran es ini pasti menyegarkan sekali, bukan?
Tak hanya akan melepaskan dahaga Anda, tetapi minuman ini juga bisa membuat kenyang. Untuk dapat menikmati seporsi es jaipong, Anda hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp5.000. Murah sekali, ya.
5. Kopi Joss
Satu lagi minuman khas Jogja yang wajib Anda coba, yaitu kopi joss. Kalau es jaipong tadi nikmat diminum siang-siang, minuman yang satu ini lebih cocok diminum pada malam hari, apalagi ketika cuaca dingin. Minuman ini nyatanya joss seperti namanya yang tak hanya terkenal secara lokal saja tapi juga sampai mancanegara.
Tak seperti pada angkringan lain yang menggunakan kopi instan yang beredar di pasaran, kopi joss menggunakan kopi lokal yang khusus didatangkan dari daerah Klaten. Pemrosesan biji kopinya juga masih menggunakan cara tradisional.
Lantas, apa yang membuat minuman ini begitu terkenal? Selain karena memproses biji kopinya sendiri, alasan lain adalah karena cara penyajiannya yang begitu unik. Setelah pedagang menyeduh kopi pesanan, mereka memasukkan arang yang masih membara ke dalam kopi tersebut sebelum diberikan kepada pelanggan.
Mungkin dalam hati Anda bertanya, apakah aman jika arang dikonsumsi seperti itu? Mengenai hal tersebut, Anda tidak perlu khawatir. Pasalnya, arang yang digunakan pada umumnya berasal dari kayu sambi yang mempunyai kualitas baik. Selain itu, arang yang dibakar hingga mencapai suhu 250 °C akan berubah menjadi karbon aktif yang berguna untuk mengikat racun dalam tubuh.
Bagaimana? Apakah Anda tertarik untuk mencobanya? Minuman yang bisa dengan mudah Anda temukan di warung-warung angkringan sebelah utara Stasiun Jogja ini hanya dibanderol dengan harga Rp5.000/gelas.
Pilihan Tempat Menginap saat Wisata di Yogyakarta
Bagi Anda yang berasal dari luar kota, bisa jadi akan menghabiskan beberapa hari untuk menjelajahi tempat-tempat wisata di Jogja. Maka dari itu, Anda pasti membutuhkan tempat tinggal sementara, bukan? Nah, Anda tak perlu khawatir mengenai hal tersebut karena di kota ini banyak penginapan yang bisa disesuaikan dengan budget Anda. Beberapa pilihannya bisa Anda simak berikut ini.
1. Low Budget
Apabila Anda mempunyai budget terbatas untuk membayar penginapan? Anda tidak perlu khawatir, pasalnya di sini tersedia banyak penginapan murah dengan biaya berkisar Rp65.000–Rp250.000.
a. Homestay
Pada umumnya homestay dibagi menjadi dua kategori, yaitu yang disewakan per kamar dan yang disewakan satu rumah. Maka dari itu, baik Anda bersolo traveling atau pun pergi bersama dengan keluarga, penginapan murah jenis ini bisa dijadikan pilihan.
Rata-rata biaya yang harus Anda bayarkan untuk menginap di homestay per malam adalah Rp65.000–Rp130.000. Itu untuk harga sewa per kamar, ya. Adapun fasilitas yang bisa Anda dapatkan adalah TV dan pendingin ruangan. Sedangkan untuk peralatan dapur dan kamar mandi, biasanya Anda harus memakainya bergantian dengan penyewa lain.
Untuk harga sewa satu rumah full, biasanya Anda bisa nego dengan sang pemilik termasuk mengenai penambahan fasilitas. Fasilitas umum yang disediakan mungkin tidak jauh berbeda dengan yang telah disebutkan di atas. Akan tetapi biasanya untuk sarapan dan snack, Anda bisa membicarakannya dengan sang pemilik rumah.
b. Hotel Kapsul
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai biaya dan fasilitas apa saja yang didapat saat Anda menginap di hotel kapsul, apakah Anda sudah tahu apa itu hotel kapsul? Kalau belum, hotel kapsul adalah hotel yang menyediakan ruangan kecil yang berjumlah banyak dengan ukuran rata-rata 2 x 1 x 1,25 m. Idealnya, ruangan ini hanya ditempati oleh satu atau maksimal dua orang saja.
Jenis hotel yang dulunya terkenal di Jepang ini diadaptasi di Indonesia untuk menjawab kebutuhan orang-orang yang menginginkan tempat menginap yang murah tapi tetap nyaman. Dengan mengeluarkan biaya berkisar Rp80.000–Rp200.000, Anda sudah bisa tidur di penginapan nyaman dan aman.
Sementara itu, fasilitas yang bisa Anda gunakan pun cukup lengkap. Di antaranya adalah TV, pendingin ruangan berupa kipas angin atau AC, dan Wi-Fi. Fasilitas lain seperti kamar mandi dan dapur mini biasanya terletak di luar kamar dan digunakan bersama dengan yang lain.
2. Mid Range
Untuk Anda yang mempunyai budget cukup untuk penginapan yang lebih baik dari beberapa penginapan di atas, Anda bisa memilih hotel bintang 2 atau bintang 3. Dengan merogoh kocek sebesar Rp250.000-Rp700.000, Anda sudah bisa memilih penginapan lebih nyaman yang dikehendaki.
Lokasinya pun tersebar di banyak tempat, jadi Anda tidak perlu khawatir akan sulit menemukannya. Bahkan, ada juga yang dekat dengan berbagai tempat wisata di Jogja, lho. Untuk informasi lebih lengkap, Anda bisa membacanya di bawah ini?
a. Hotel Bintang 2
Dengan minimum membayar Rp250.000, Anda sudah dapat menginap di hotel bintang 2. Tentu saja, fasilitas dan ruangan yang disiapkan sedikit lebih baik daripada hotel bintang 1 yang berbudget minim.
Rata-rata hotel bintang 2 semuanya sudah menyediakan fasilitas Wi-Fi yang bisa digunakan baik di dalam ruangan maupun di luar. Fasilitas-fasilitas standar lainnya seperti TV kabel, peralatan mandi, pendingin ruangan seperti AC atau kipas angin pun ada.
Untuk hotel bintang 2 biasanya sudah menyediakan kamar mandi dalam sehingga Anda tidak perlu bergantian untuk menggunakan kamar mandi dengan penyewa kamar lain. Sedangkan untuk sarapan, Anda tidak perlu keluar karena sudah disediakan. Namun, Anda kan dikenai biaya tambahan untuk sarapan tersebut.
b. Hotel Bintang 3
Kisaran biaya yang harus Anda keluarkan untuk menginap di hotel bintang 3 adalah Rp300.000–Rp700.000. Sebenarnya fasilitas standar yang ditawarkan hotel bintang 3 tidak terlalu jauh berbeda dengan hotel bintang 2, akan tetapi biasanya jenis hotel yang satu ini mempunyai design interior yang menarik. Maka tak heran banyak orang mencarinya tak hanya untuk menginap tetapi juga mengunggah gambar untuk menambah kecantikan feed media sosial mereka.
Adapun fasilitas lebih yang akan didapatkan adalah room service, TV, AC, dan akses Wi-Fi di dalam dan luar ruangan. Tak hanya itu, Anda juga bisa menikmati fasilitas tambahan seperti kolam renang. Bagaimana? Apakah Anda tertarik untuk menginap di hotel bintang 3?
3. High End
Setelah lelah seharian berkeliling ke berbagai tempat wisata di Jogja, Anda mungkin ingin memanjakan diri dengan menginap di tempat yang nyaman, bukan? Kalau dana bukan menjadi suatu masalah bagi Anda, menginap di hotel bintang 4 atau bintang 5 bisa dijadikan pilihan. Membayar lebih dari Rp700.000/malam tentu akan sebanding dengan segala fasilitas mewah yang akan didapatkan.
a. Hotel Bintang 4
Hotel-hotel mewah biasanya mudah ditemukan di tengah kota atau dekat dengan destinasi wisata, jadi Anda tidak perlu takut akan kesulitan untuk menemukannya di Yogyakarta. Untuk fasilitas yang akan Anda dapatkan tidak usah ditanya lagi karena tentu saja akan berbeda dengan low budget dan mid range hotel. Fasilitas tersebut antara lain layanan kamar 24 jam, saluran TV kabel, Wi-Fi gratis berkecepatan tinggi.
Selain itu, Anda juga bisa menikmati beberapa fasilitas lain seperti kolam renang, spa, dan lain-lain. Anda juga tidak perlu pergi keluar untuk mencari sarapan karena semuanya sudah disediakan oleh pihak hotel.
Untuk dapat menikmati semua fasilitas tersebut, Anda setidaknya harus membayar lebih dari Rp700.000/malam. Anda tertarik untuk menginap di hotel yang satu ini?
b. Hotel Bintang 5
Yogyakarta merupakan salah satu kota besar di Indonesia, tak mengherankan jika hotel bintang 5 dapat dengan mudah ditemukan di sini. Tentu saja, biaya yang harus Anda keluarkan untuk menginap di hotel ini tidaklah sedikit. Minimum harga yang harus Anda bayar untuk dapat menikmati kenyamanan dan fasilitas lengkap di sini adalah Rp1.000.000.
Fasilitas-fasilitas yang tersedia di sini begitu lengkap. Saking lengkapnya, Anda bisa-bisa Anda akan malas beranjak dari hotel dan malah tidak jadi berkeliling ke berbagai tempat wisata di Jogja. Adapun fasilitas tersebut adalah layanan kamar 24 jam, saluran TV berlangganan, AC, akses Wi-Fi super cepat, dan masih banyak lagi.
Ada juga yang menyediakan fasilitas penunjang lain seperti kafe, gym, salon, dan penitipan anak. Bahkan, beberapa hotel bintang 5 juga ada yang menyediakan layanan penjemputan bagi Anda, baik dari stasiun maupun bandara.
Tips Wisata di Yogyakarta
Anda sudah menyimak ulasan lengkap mengenai kota Jogja dan berbagai tempat wisata hingga penginapannya, kan? Selajutnya, Anda bisa membaca beberapa tips berikut supaya liburan Anda semakin menyenangkan.
- Siapkan kondisi mental dan fisik Anda saat Anda memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi. Kota ini memang tidak semacet kota besar yang lainnya, akan tetapi perjalanan jauh tetap saja menguras tenaga.
- Untuk Anda yang memilih untuk memilih menggunakan moda transportasi umum menuju Jogja, Anda bisa berburu tiket kereta atau pesawat melalui aplikasi pemesanan tiket. Apabila memesan jauh-jauh hari biasanya akan lebih murah. Apalagi jika sedang ada promo, Anda bisa sedikit berhemat.
- Seperti kota-kota lainnya, tentu saja tindak kriminal bisa terjadi di sini. Maka dari itu, tetaplah waspada akan keselamatan Anda dan barang-barang bawaan Anda.
- Siapkan beberapa setel pakaian yang nyaman di pakai dari rumah, apalagi untuk Anda yang berencana untuk bermain air di pantai. Hal itu dilakukan supaya Anda tidak terlalu boros membeli pakaian ganti.
- Apabila Anda pergi ke pantai saat musim penghujan, tingkatkan kewaspadaan Anda. Pasalnya, pada musim hujan gelombang air laut lebih tinggi dari biasanya.
- Bisa jadi Anda sudah pernah mendengar larangan untuk tidak memakai pakaian hijau saat pergi ke tempat wisata di Jogja, terutama di kawasan pantai. Meskipun Anda mungkin kurang mempercayai hal seperti itu, tapi tidak ada salahnya untuk menghargai kepercayaan masyarakat setempat.
Mari Jelajahi Berbagai Tempat Wisata di Jogja
Itulah panduan lengkap mengenai Yogyakarta dan beberapa tempat wisatanya yang layak untuk Anda kunjungi. Semoga ulasan di atas bermanfaat bagi Anda yang akan mengunjungi berbagai tempat wisata di Jogja. Setelah membaca ulasan di atas, apakah Anda menjadi semakin tidak sabar pergi ke Yogyakarta untuk melepaskan stress?
Saat Anda pergi ke tempat wisata di Jogja atau di kota manapun, jagalah selalu kebersihan tempat yang Anda kunjungi. Kalau tempat yang dikunjungi bersih, tentu pengunjung pun senang, kan? Kesadaran untuk menjaga kebersihan memang seharusnya berawal dari diri kita sendiri. Jika bukan kita yang menjaganya, lantas siapa lagi?