
Ketika Anda membaca daftar orang terkaya di Indonesia, salah satunya bisa jadi adalah Sukanto Tanoto. Ia adalah pengusaha kaya raya yang memiliki banyak perusahaan, salah satunya adalah The Royal Golden Eagle International. Kalau Anda ingin tahu informasi selengkapnya, langsung saja simak artikel biografi Sukanto Tanoto ini!
- Nama
- Sukanto Tanoto
- Tempat, Tanggal Lahir
- Belawan, 25 Desember 1949
- Pekerjaan
- Pebisnis
- Pasangan
- Tinah Bingei Tanoto
- Anak
- Andre Tanoto. Imelda Tanoto, Belinda Tanoto, Anderson Tanoto
- Orang Tua
- Amin Tanoto (Ayah)
Sukanto Tanoto adalah seorang pengusaha kaya raya asal Indonesia yang memiliki aset miliaran dollar Amerika. Namanya juga sering muncul dalam daftar orang terkaya versi Forbes. Tak ayal jika banyak orang yang mencari biografi Sukanto Tanoto untuk mengulik bagaimana kehidupan pribadinya, perusahaan yang didirikan, hingga penghargaan yang pernah diterimanya.
Meskipun dikenal sebagai pengusaha kaya raya yang telah mendirikan banyak perusahaan, Sukanto ternyata tak menyelesaikan pendidikan formalnya. Saat SMA, terjadi kerusuhan di Indonesia yang menyebabkan warga keturunan Tiongkok dilarang menempuh pendidikan.
Kiprahnya di dunia bisnis dimulai saat ia mengelola usaha sang ayah di bidang penjualan perlengkapan motor bernama Toko Motor di Belawan. Ia kemudian mengembangkan bisnisnya dan melebarkan sayapnya ke usaha lain..
Awalnya, ia mendapatkan suntikan dana untuk membuka bisnis pengolahan kayu. Lambat laun, bisnisnya melebar hingga ke pengembangan sumber daya energi. Semua itu berkat kemampuannya dalam melihat peluang usaha.
Selain memiliki perusahaan yang mengolah sumber daya alam, Sukanto juga memiliki perusahaan yang bergerak di bidang perbankan. Perusahaan-perusahaannya tak hanya beroperasi di Indonesia tapi juga luar negeri.
Saking banyaknya perusahaan yang dimilikinya, Sukanto Tanoto jarang absen dari daftar orang terkaya di Indonesia dan dunia versi Forbes. Soal penghasilan jangan ditanya, pada tahun 2013 saja, ia memiliki aset sebesar 2,3 miliar dolar Amerika.
Makin penasaran dengan informasi lengkap seputar biografi Sukanto Tanoto, kan? Tak perlu berlama-lama lagi, untuk mengetahui kehidupan pribadi hingga penghargaan yang diterima oleh Sukanto, simak ulasannya di artikel ini, yuk!
Kehidupan Pribadi Sukanto Tanoto
Sebelum menilik lebih jauh tentang biografi Sukanto Tanoto, alangkah lebih baik jika Anda menyimak dulu kehidupan pribadinya, seperti latar belakang keluarga dan pendidikannya. Berikut telah kami rangkum informasi lengkapnya!
1. Latar Belakang Keluarga
Pria yang lahir di Belawan, Sumatra Utara, pada 25 Desember 1949 ini merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara. Tanoto merupakan marga keluarganya, sehingga semua nama adik-adiknya menggunakan marga tersebut. Mereka adalah Hermanto, Hendrawan, Suyono Santoso, Rudy Santoso, Yanto, dan Polar Yanto.
Meskipun namanya terdengar sangat Indonesia dan juga lahir di Belawan, Sumatra Utara, sebenarnya mereka bukanlah keturunan asli Indonesia. Ayahnya, Amin Tanoto, adalah seorang imigran yang berasal dari kota Putian, Tiongkok. Amin menetap dan membuka usaha di Indonesia.
2. Pendidikan
Sukanto terpaksa berhenti bersekolah di tahun 1966 karena sekolah-sekolah Tiongkok di Indonesia sempat ditutup oleh rezim Orde Baru pada pemerintahan Presiden Suharto. Tak cuma itu saja, ia juga sempat dilarang meneruskan sekolah karena ayahnya lahir di Tiongkok.
Meski tak meneruskan pendidikan secara formal, bukan berarti ia tak belajar. Secara autodidak, ia belajar bahasa Inggris dengan cara membaca kamus bahasa Tiongkok-Inggris. Pada 1970, dirinya menempuh pendidikan di sekolah bisnis di Jakarta. Ia lalu melanjutkan studi di INSEAD di Fontainebleau, Prancis.
3. Pernikahan
Di balik pria-pria sukses, ada wanita hebat di belakangnya. Ungkapan tersebut tampaknya memang benar adanya. Lantas, siapakah wanita hebat yang selalu memberi dukungan dan motivasi pada Sukanto Tanoto?
Adalah Tinah Bingei Tanoto, istri Sukanto Tanoto yang juga seorang pengusaha dan pelopor sejumlah industri di Indonesia. Tinah juga menjabat sebagai anggota dewan dari Yayasan Keluarga Bisnis dan anggota Dewan Pembina Universitas Sumatera Utara.
Sukanto dan Tinah dikaruniai dua anak laki-laki dan dua perempuan. Mereka adalah Anderson Tanoto, Imelda Tanoto, Belinda Tanoto, dan Andre Tanoto. Beberapa di antara mereka turut mengelola perusahaan dan organisasi yang didirikan Sukanto Tanoto.
Salah satunya adalah Belinda Tanoto yang sempat menjadi anggota Komite Eksekutif Tanoto Foundation. Bahkan, ia sempat masuk dalam daftar 25 Filantropis Paling Berpengaruh di ASEAN.
Baca juga: Biografi Ferry Unardi, Miliarder Muda Pendiri Traveloka
Perjalanan Karier
Topik yang mungkin paling menarik dari biografi Sukanto Tanoto ini adalah mengenai perjalanan kariernya. Seperti apa kisah perjuangannya hingga bisa menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia? Simak ulasannya berikut ini!
1. Mengembangkan Bisnis Keluarga
Di Belawan, ayah Sukanto mengelola bisnis di bidang suku cadang kendaraan bermotor untuk menghidupi keluarganya. Namun sayangnya, pada sekitar tahun 1960-an ayahnya meninggal lantaran penyakit jantung.
Sepeninggal sang ayah, mau tak mau, Sukanto sebagai anak tertua harus turun tangan mengelola perusahaan tersebut. Padahal waktu itu usianya baru 18 tahun. Perlahan tetapi pasti, ia mengembangkan bisnis tersebut.
Sukanto lalu pindah dari Belawan ke Medan untuk mengembangkan bisnisnya di bidang general contractor dan supplier. Usaha tersebut mendapat suntikan dana dari seorang pejabat asal Aceh.
2. Awal Bisnis dan Kesuksesan
Bakat berbisnis ayahnya mungkin sudah diturunkan ke Sukanto. Ia sangat pandai dalam melihat peluang bisnis. Sekitar tahun 1970, impor kayu lapis Singapura sempat tiba-tiba menghilang dari pasaran Indonesia.
Oleh sebab itulah, Sukanto merintis perusahaan kayu yang diberi nama CV Karya Pelita pada tahun 1972. Usaha tersebut tentunya sangat laris di pasaran. Sebab, pada waktu itu produsen kayu masih sangat jarang ditemukan di Indonesia.
Setahun setelahnya, dirinya mengubah nama perusahaan menjadi PT Raja Garuda Mas (RGM). Kayu lapis yang diproduksinya telah diekspor ke beberapa negara seperti Tiongkok, Inggris, Timur Tengah, dan lain-lain.
Tak hanya di Indonesia saja, Sukanto juga membangun kantor penyedia jasa pembelian dan logistik untuk mendukung operasional RGM di Singapura. Agar terdengar lebih global, Sukanto mengubah PT Raja Garuda Mas menjadi The Royal Golden Eagle International (RGE).
Baca juga: Biografi Robert Budi Hartono, Pengusaha Rokok Terkaya di Indonesia
Beberapa Bisnis Lain yang Dikelola Sukanto Tanoto
Apa sajakah perusahaan yang telah dirintis oleh Sukanto Tanoto? Anda pasti ingin mengetahui informasi tersebut, kan? Simak ulasan singkat di artikel biografi Sukanto Tanoto berikut ini untuk mengetahui beberapa contoh perusahaan yang didirikannya.
1. Perusahaan Kelapa Sawit
Pada tahun 1979, ia mencoba peluang bisnis lain, yakni perusahaan kelapa sawit yang diberi nama Asian Agri. Walaupun saat itu sudah ada perkebunan sawit milik warga negara asing di Indonesia, ia tetap berani membuka peluang bisnis tersebut secara besar-besaran.
Sejak didirikan, Asian Agri digadang-gadang sebagai pionir dari program transmigrasi di Riau dan Jambi. Program tersebut bertujuan untuk mengurangi tingkat kemiskinan warga di Sumatra.
Di tahun 2018, perkebunan kelapa sawit perusahaan ini telah mencapai lebih dari 92.000 hektar dan akan terus berkembang. Perusahaan Asian Agri juga memiliki program kemitraan One to One.
Di mana, hubungan antara perusahaan Asian Agri dan petani tak hanya sebatas penjual dan pembeli, tapi juga fokus pada peningkatan kesejahteraan seluruh petani. Melalui pendampingan, pelatihan di lapangan, penyediaan peralatan modern, dan penyediaan peralatan modern, Asian Agri berusaha menyejahterakan petani.
Namun bukan berarti perusahaan ini selalu berjalan dengan mulus. Pada tahun 2006, Asian Agri terlibat kasus penggelapan pajak. Perusahaan milik Sukanto Tanata ini juga dituding terlibat dalam kasus kebakaran hutan yang terjadi di Riau pada tahun 2013.
2. Pabrik Kertas
Sukanto mulai merintis pabrik pulp di desa Sosor Ladang, Danau Toba, Sumatra Utara pada 1983 dengan nama PT Indorayon Utama. Sayangnya, pabrik yang menghasilkan pulp, kertas, dan rayon ini tidak berjalan lancar.
Pembangunan pabrik ini sempat ditentang masyarakat sekitar karena dianggap mencemari lingkungan. Kualitas udara dan air di sekitar pabrik tercemar drastis, sehingga menyebabkan banyak warga terkena penyakit kulit.
PT Indorayon Utama juga sempat ditentang aktivis lingkungan hidup karena limbahnya dianggap mencemari Danau Toba. Akibatnya, PT tersebut sempat ditutup sementara pada masa pemerintahan Presiden Habibie. Lalu, secara resmi ditutup secara permanen oleh pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid.
Di bawah pemerintahan Presiden Megawati Soekarno Putri, perusahaan ini memperoleh izin untuk beroperasi kembali. Sukanto mengubah nama pabrik menjadi PT Toba Pulp Lestari dan berupaya agar bisa mengurangi pencemaran lingkungan.
Baca juga: Biografi William Tanuwijaya, Penjaga Warnet yang Sukses Jadi CEO Tokopedia
3. Asia Pacific Resources International Holdings Ltd (APRIL)
Untuk meningkatkan produksi kertas dan pulp, Sukanto mendirikan Asia Pacific Resources International Holdings Ltd (APRIL) pada tahun 1994 dengan produk andalan Paper One. Produk ini telah dipasarkan di lebih dari 70 negara di seluruh dunia.
Pada tahun 1995, APRIL menjadi perusahaan pulp dan kertas Indonesia pertama yang terdaftar di New York Stock Exchange. Tak hanya itu saja, APRIL menjadi perusahaan Indonesia pertama yang menerima sertifikat dari Programme for the Endorsement of Forest Certification pada tahun 2015.
4. Industri Serat Viscose
Pada tahun 2002, Sukanto mendirikan anak perusahaan yang berbasis di Fujian, Tiongkok, dengan nama Sateri Chemical Fibre (Jiangxi). Produk olahannya adalah serat viscose atau viscose rayon alias serat alami yang berasal dari kayu.
Viscose rayon biasanya digunakan sebagai bahan dasar tisu basah, facial mask, dan bahan-bahan tekstil. Pada tahun 2019, Sateri mengakuisisi Jiangsu Xiangsheng Viscose, yaitu perusahaan fiber di Tiongkok.
5. Produksi Selulosa Khusus
Selain serat viscose, Sukanto juga mendirikan pabrik yang memproduksi selulosa khusus dengan nama Bracell. Anda mungkin masih belum familier dengan bahan yang diproduksi. Jadi, selulosa khusus nantinya menjadi bahan utama dalam pembuatan berbagai macam produk yang nantinya berguna untuk manusia.
Pabrik ini berasal dari serat pohon yang ditanam di sekitar 234.000 hektar tanah, di mana sekitar 83.000 adalah area pelestarian lingkungan. Bracell memiliki kapasitas produksi tahunan sejumlah 750.000 ton, dan mempekerjakan hampir 7.000 orang di dua negara, yaitu Brazil dan Hongkong.
Pada tahun 2018, Royal Golden Eagle Group mengakuisisi perusahaan selulosa di Brazil yang bernama São Paulo-based Lwarcel Celulose. Perusahaan tersebut kemudian tergabung dalam anak perusahaan Bracell.
6. Bidang Energi
Selain berkaitan dengan perkebunan, Sukanto ternyata juga memiliki pabrik yang bergerak di bidang energi. Anda mungkin sudah sering mendengar Pacific Oil & Gas alias PO&G, kan? Buat yang belum tahu, PO&G merupakan perusahaan pengelolaan sumber daya alam yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan energi.
Ternyata, perusahaan Royal Galden Age (RGE) juga menaungi perusahaan ini. Aset-aset utama PO&G berlokasi di Indonesia dan Tiongkok. Di Indonesia, perusahaan ini berdiri di Jambi, Kisaran, dan Madura.
Tak hanya itu saja, PO&G juga memiliki anak perusahaan bernama Woodfibre LNG Limited yang beroperasi di Kanada. Proyek Woodfibre LNG Limited terdiri dari kegiatan konstruksi dan operasi pengolahan gas.
7. Perbankan
Tak hanya mengelola sumber daya alam saja, Sukanto juga melebarkan bisnisnya ke bidang perbankan. Pada tahun 1986, dirinya mengambil alih bank United City yang sedang mengalami kesulitan.
Ia mengambil alih mayoritas sahamnya dan mengubah nama bank menjadi Unibank. Tak hanya di bidang keuangan, dirinya juga membuka usaha di bidang properti, lalu membangun Uni Plaza.
Baca juga: Biografi Rudy Salim, Pengusaha Muda Lulusan SMA yang Jadi Juragan Supercar
Tanoto Foundation
Tak hanya memiliki rentetan perusahaan besar, Sukanto juga mendirikan lembaga filantropi bernama Tanoto Foundation pada tahun 1981. Tak hanya Sukanto saja, Tanoto Foundation juga dikelola oleh istrinya, Tinah Bingel Tanoto.
Tujuan dari lembaga ini adalah untuk menanggulangi kemiskinan melalui dukungan pada pendidikan, pemberdayaan masyarakat, dan peningkatan kualitas hidup. Baik Sukanto atau Tinah ingin setiap orang memiliki kesempatan untuk merealisasikan potensinya secara utuh tanpa mengkhawatirkan biaya.
Walaupun Sukanto tak tamat SMA, ia tetap yakin pendidikan adalah hal yang sangat penting. Oleh karenanya, melalui Tanoto Foundation, ia memberikan beasiswa baik di dalam maupun luar negeri.
Kegiatan utama lembaga ini adalah memperluas akses pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan. Maka dari itu, Tanoto Foundation bekerja sama dengan lebih dari 35 perguruan tinggi untuk mendukung akses pendidikan yang lebih luas dan merata.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan, lembaga filantropi ini melaksanakan program Pelita Pendidikan di kawasan pedesaan di Indonesia. Salah satu programnya adalah memberikan pelatihan kepada guru.
Tak hanya itu saja, melalui Tanoto Foundation, Sukanto juga telah membangun sarana-sarana pendidikan. Sejak tahun 1981 hingga 1991, lembaga ini telah membangun sejumlah Taman Kanak-Kanak dan Sekolah dasar di beberapa kota kecil di Sumatra Utara.
Pada tahun 2013, Tanoto Initiative at the Wharton School diluncurkan oleh Tanoto Foundation dan Wharton School. Tujuannya adalah menawarkan dukungan dana pelatihan, kursus akademis, pertukaran mahasiswa, dan beasiswa untuk memperdalam skill leadership. Universitas Gajah Mada dan Universitas Indonesia turut dalam kegiatan tersebut.
Baca juga: Biografi Tung Desem Waringin, Sang Motivator Handal Peternak Uang
Penghargaan
Dikarenakan telah mendirikan banyak perusahaan dan turut membantu meningkatkan kualitas pendidikan di beberapa negara, kira-kira apa saja penghargaan yang telah diraih oleh Sukanto? Daripada penasaran, simak ulasannya pada biografi Sukanto Tanoto berikut ini!
The Royal Golden Eagle berhasil memenangkan 10 besar Philanthropic Enterprise Award di Tiongkok pada tahun 2018. Masih di tahun yang sama, salah satu anak perusahaannya, APRIL juga berhasil memenangkan penghargaan Perusahaan Paling Bertanggung Jawab kepada Sosial.
Di tahun 2012, Sukanto Tanoto dan istrinya menerima penghargaan The Wharton’s Dean atas kontribusi mereka terhadap peningkatan perekonomian global dan peningkatan kualitas pendidikan di berbagai negara. Penghargaan tersebut dipersembahkan kepada Sukanto pada 11 Oktober di Philadelphia, Amerika Serikat.
Dengan segala kekayaannya, pada tahun 2019, Sukanto masuk dalam daftar Forbes sebagai orang kaya nomor 1717 di dunia dan orang terkaya nomor 25 di Indonesia. Memang berapa banyak penghasilan Sukanto? Menurut Forbes, pada tahun 2019, ia memiliki penghasilan bersih sebanyak 1,4 milyar dolar Amerika.
Baca juga: Biodata Merry Riana, Sosok Wanita Sukses dalam Buku Mimpi Sejuta Dolar
Pelajaran Penting yang Bisa Dipetik dari Biografi Sukanto Tanoto
Demikianlah ulasan lengkap mengenai biografi Sukanto Tanoto, mulai dari kehidupan pribadi hingga penghargaan yang pernah diterimanya. Apakah informasi yang kami sajikan sudah menjawab rasa penasaran Anda?
Semoga saja biografi Sukanto Tanoto ini bisa memberi Anda beberapa pelajaran penting. Salah satunya adalah tak pernah berhenti belajar. Meskipun tak mengenyam pendidikan formal, Sukanto tetap belajar hingga akhirnya berhasil sukses.
Tak hanya itu, ia juga memiliki sifat mulia yang mungkin wajib kita tiru. Di tengah kesuksesannya, ia mendirikan Tanoto Foundation yang berfungsi untuk membantu orang-orang agar bisa menempuh pendidikan melalui beasiswa dan rentetan program bantuan lainnya.
Jika Anda ingin mendapatkan asupan motivasi dari kisah sukses tokoh lain, langsung saja telusuri PosBagus.com. Tak hanya biografi Sukanto Tanoto saja, di sini juga ada profil William Tanuwijaya, Yasa Singgih, Bob Sadino, dan masih banyak lagi.
Selain itu, di sini juga ada banyak informasi menarik yang akan menambah wawasan Anda. Beberapa di antaranya adalah kumpulan kutipan inspiratif, rekomendasi resep masakan, cerita-cerita lucu, dan lain-lain. Selamat membaca!