
Cerita lucu dapat ditemukan dalam berbagai bahasa, salah satunya adalah cerita lucu bahasa Jawa. Cerita yang berisi gurauan dengan ciri khas bahasa daerah ini akan memberikan efek hiburan tersendiri. Beberapa di antaranya bahkan menggunakan permainan kata yang mungkin hanya dimengerti oleh penutur aslinya.
Sebagai orang Jawa yang mungkin sedang mencari rezeki di luar pulau, merasakan rindu untuk berbicara dengan lelucon khas berbahasa Jawa adalah sebuah kewajaran. Kalau Anda adalah salah satu orang yang merasakan hal tersebut, tenang saja. Anda berada di tempat yang tepat karena artikel ini berisi rangkuman cerita lucu bahasa Jawa.
Anda dapat membagikan cerita lucu ini kepada teman-teman seperjuangan yang juga merindukan kampung halaman. Meski tidak sepenuhnya mengobati kangen, setidaknya rindu tersebut akan berkurang sedikit.
Rangkuman cerita lucu bahasa Jawa yang disajikan tergolong pendek dan bisa dibaca dalam waktu singkat. Ada yang berbentuk dialog, ada juga yang berupa cerpen berisi kata-kata lucu dengan tema kehidupan sehari-hari.
Dalam artikel ini, terdapat lima cerita lucu bahasa Jawa dalam beragam situasi. Salah satunya mungkin dapat membuat Anda tertawa terbahak-bahak. Jika penasaran, simak uraian selengkapnya di bawah ini.
1. Cerita Pendek Mukidi
Mukidi karo Jaya iku tonggonan, sayange kerep saingan. Jaya tuku pit anyar, Mukidi yo melu-melu tuku.
Omahe Jaya dicat biru, Mukidi yo ra gelem kalah, dheweke melu ngecat omahe dadi biru.
Pas Kemerdekaan Indonesia, ning ngarep omahe Jaya dipasangi spanduk “Indonesia Tetap Jaya!”
Mukidi ora terimo, dheweke yo melu pasang spanduk ning ngarep omah tulisanne “Indonesia Tetap Mukidi!”
Persaingan antara Mukidi dan Jaya dalam salah satu cerita lucu bahasa Jawa di atas seperti persaingan anak kecil saja. Dari permasalahan membeli barang baru, cat rumah, hingga jargon pun dipermasalahkan.
Sayangnya, ulah kekanak-kanakan itu ternyata membuat Mukidi terlihat seperti orang konyol. Dia mengira bahwa jargon “Indonesia Tetap Jaya” terinspirasi dari nama tetangganya, padahal jaya juga dapat berarti selalu sukses. Kejadian memalukan tersebut mungkin tidak akan terjadi jika saja Mukidi dapat berpikir bijak untuk menghentikan persaingannya, ya!
Baca juga: Foto-Foto Bayi Lucu Menggemaskan untuk Memperbaiki Suasana Hati Anda
2. Pasang Gigi Palsu
Dokter: “Mbah untu sampeyan wis ompong, kulo pasangi untu sing anyar, nggih?”
Mbah Kakung: “Yo oleh ae. Regone piro?”
Dokter: “Murah, mbah. Namung rong yuto”
Mbah Kakung: “Yo wes pasangen ae le. Rapopo larang sithik.”
Untune simbah wes rampung dipasang. Mbah Kakung ngekeki duit ning dokter e.
Mbah Kakung: “Iki dok, duite. Tak kontani rong yuto”
Dokter: “Nggih, Mbah. Matursuwun.”
Mbah Kakung wes mlaku metu ko omah klinik trus diceluki karo dokter e maneh.
Dokter: “Mbah-mbah mbalik o. Niki duite palsu!!! Sampeyan niki arep ngapusi?!”
Mbah Kakung: “Lho, pak dokter lak pasang untu palsu ning cangkemku to? Yo aku mbayare nganggo duit palsu, wong podho-podho palsune.”
Dokter: “??!!?!!?!?!”
Mendekati usia senja, biasanya kakek dan nenek akan kehilangan gigi-giginya. Tidak jarang banyak orang tua yang ingin memasang gigi palsu agar pengucapan huruf saat berkomunikasi serta proses mengunyah makanan tidak terganggu.
Namun, apa yang dilakukan tokoh Mbah Kakung dalam percakapan lucu bahasa Jawa di atas tidak dapat dibenarkan. Meski yang dipasang adalah gigi palsu, tetapi pembuatan dan proses pemasangannya juga membutuhkan uang. Bukan salah si dokter kalau dia menjadi murka setelah menerima uang palsu, kan?
3. Salah Persepsi
Petruk entuk bonus akeh soko bos e. Duite terus digunakne nggo liburan ning Bandung. Pas transit ning Terminal Sumedang, Petruk ganti bis anyar. Wes mlebu bis anyar trus lungguh, ana wong lanang mlebu trus bengok-bengok. “Nangkana, nangkana, nangkana.” Petruk ngirone wong iki kondektur bus e. Dheweke trus pindah panggonan mergo dikon karo wong lanang mau.
“Nangkana, nangkana, nangkana,” bengok wong anyar mau.
Petruk sing bingung ngirone panggonane wes dipesen uwong. Akhire dheweke pindah panggonan ning mburi dhewe.” Nangkana, nangkana, nangkana,” omong e wong lanang iku maneh. Petruk sing mangkel trus takon karo bapake iku.
“Pak, aku iki wes pindah-pindah nggon isih mbok kon pindah ae. Jane bis e iki wes kebak opo piye?” takon Petruk.
“Lho, Mas. Ngomong apa ya? Mau nangka?” jawabe wong lanang kuwi karo nyodorke bungkusan plastik bening isi buah nangka.
“Nggak, Pak. Terima kasih. Saya yang salah,” jawab Petruk karo ngempet isin.
Setiap bahasa memiliki ciri khasnya masing-masing. Namun, kadang Anda dapat menemukan persamaan di antara dua bahasa. Baik dari segi penulisan ataupun makna. Tetapi, beda halnya dengan yang dialami oleh Petruk dalam cerita pengalaman lucu bahasa Jawa di atas.
Petruk berpikir bahwa “nangkana” yang diucapkan oleh si penjual berarti “di situ” dalam bahasa Jawa. Padahal kalau dalam bahasa Sunda, si penjual itu sedang menawarkan dagangan buah nangkanya. Ada-ada saja, ya!
Baca juga: Kata-Kata Lucu Bahasa Jawa yang Menggelitik
4. Percakapan antara Cak dan Cuk
Cuk : “Kulonuwun…”
Cak: “Sopo?”
Cuk: “Kulo”
Cak: “Kulo sopo?”
Cuk: “Kulonuwun”
Cak: “Maksude jenenge sampeyan iku sopo?”
Cuk: “Kulo Cuk..”
Cak: “Koen iku gendheng po piye? Ditakoni jenenge sopo malah misuh!”
Cuk: “Sinten sing misuh? Jeneng kulo pancen Cuk, Cukarman, Pak.”
Cak: “Ealah, mbok ngomong!”
Cuk: “………”
Bagi Anda yang mungkin pernah tinggal atau asli dari Surabaya, penggunaan kata “cuk” sebagai umpatan adalah sebuah hal yang wajar. Maka dari itu, bukan salah tokoh Cak juga jika dia mengira Cukarman sedang mengumpat.
Perselisihan tersebut akhirnya dapat terselesaikan setelah Cukarman memberikan penjelasan. Mungkin kalau tidak, dia dengan tokoh Cak bisa berkelahi kali, ya!
5. Tawar-menawar yang Gagal
Siti: “Bu, iki jeruk e sekilo regane piro?”
Mbok: “Limo las ewu sekilo, Mbak. Tak jamin manis iki!”
Siti: “Ealah larange. Jeruk sak upil e limo las. Biasane wae sepuluh ewu, kok.”
Mbok: “Lha, nek iki seupil trus irunge sepiro, Bu?”
Siti: “………”
Keahlian menawar mungkin adalah salah satu dari sekian hal yang perlu dikuasai oleh ibu-ibu. Hal ini karena mereka perlu mengatur finansial keluarga agar tetap stabil dan kebutuhan rumah tangga juga terpenuhi.
Melihat dialog lucu bahasa Jawa antara dua orang di atas mungkin akan membuat Anda tertawa tapi juga menggeleng-gelengkan kepala. Perilaku Bu Siti mengejek ukuran buah jeruk yang dijual oleh Mbok ternyata ditanggapi dengan gurauan konyol.
Baca juga: Kumpulan Foto Lucu yang Bisa Menghibur di Kala Suntuk
Cerita Lucu Bahasa Jawa Mana yang Paling Anda Suka?
Demikian kumpulan cerita lucu bahasa Jawa yang telah kami rangkum. Bila teman Anda menguasai bahasa Jawa, tak ada salahnya untuk membagikan salah satu cerita di atas agar Anda dan teman dapat saling menghibur.
Jika tertarik dengan artikel seperti ini, masih banyak artikel lucu menarik lainnya di PosBagus. Beberapa di antaranya adalah kata-kata lucu, perang gambar, dan meme lucu banget. Selamat membaca!